Sakura bosan, sedari tadi ia hanya menyanggah wajahnya dengan kedua tangannya yang ada diatas meja. Bibirnya kadang bersiul dan sesekali meniup poni yang menutup jidat lebarnya. Tak ada pelajaran, karena sekarang ini guru-guru sedang mengadakan rapat. Sakura melirik ke sekeliling, memperhatikan kegaduhan yang diciptakan teman sekelasnya. Disebelah kiri ada Ino sahabatnya yang sedang mengaca sambil bermain ponsel sedangkan didepannya ada Karin yang asyik bergosip dengan Hinata dan Tenten, ada juga Shikamaru yang tertidur pulas dan di sebelah kanannya ada Sasuke dan teman gengnya sedang bermain kartu.Sakura bangkit dari bangkunya, ia melangkah keluar kelas dan berjalan ke arah toilet.
“Sakura tunggu.”
Sakura menoleh dan menunggu seseorang yang memanggilnya tadi.
“Karin? Ada apa?”
“Lo mau ke toilet kan? yuk barengan.”
Karin langsung merangkul lengan Sakura, dan sedikit menariknya saat gadis itu tak bergerak.
Sakura dan Karin sebenarnya tidak begitu akrab, Sakura hanya tau kalau Karin itu siswi baru dan sepupu Naruto yang supel dan blak-blakan.
“Sakura, boleh tanya gak?”
“Tanya aja.”
“Lo ama Sasuke masih pacaran?”
Sakura terdiam cukup lama, lalu ia menjawab seadanya.
“Nggak.”
“Kok gak ngerasa canggung ya, padahal sudah jadi mantan.”
“Maksudnya?”
“Ya biasanya kan orang kalau udah putus bakal saling menjauhi gitu.”
“Oh, jadi harusnya gua ama Sasuke kayak gitu ya? Saling jauh-jauhan?”
Karin menoleh, sedikit tersentak mendengar suara Sakura berubah menjadi sinis. Sepertinya ia salah bicara.
“Eh gak gitu ra, kan gua tanya doang.”
“Ada motif apa lo tanyain hal itu ke gua?”
Karin menghela nafasnya, ia berjalan lebih pelan dan membuat Sakura memperlambat langkahnya.
“Em, boleh jujur gak?”
“Jujur aja,”
“Jangan marah ya ra, gua sebenarnya udah suka ama Sasuke saat dia dateng ke rumah Naruto tahun lalu. Waktu itu gua masih ada di Suna dan belum pindah ke Konoha, Jadi itu pertemuan pertama gua ama Sasuke. Sayangnya gua gak tau kalau sasuke udah punya pacar.”
Kini mereka benar-benar berhenti tepat dipersimpangan koridor sekolah.
“Gua udah gak ada hubungan apa-apa sama dia.”
Sakura melepas rangkulan karin dan menjawabnya dengan jujur, tapi kenapa dadanya terasa sesak?
“Kalau gitu, gua boleh deketin dia kan?”
‘Sudah kuduga.’
“Itu sih terserah lo.”
Sakura melanjutkan langkahnya lagi.
“Loh ra, kok belok? bukannya lo mau ke toilet?”
Sakura sedikit menoleh, tapi tidak memutar tubuhnya.
“Nggak, sebenarnya gue mau ke kantin.”
“Em, yaudah ra. Daaah~”
Setelah itu mereka berpisah, Karin yang berjalan lurus ke depan dan Sakura yang berbelok menuruni tangga.
“Hhhh.”
Sakura menghela nafasnya keras, ia kesal, badmood dengan pembahasan yang dibicarakan Karin tadi. Sakura tidak mengerti, harusnya ia senang teman barunya itu berbicara jujur, tapi kok malah Sakura yang merasa sakit hati?
Si Karin blak-blakan banget jadi orang.
“Wah parah~”
“Sasori! Ngapain lo kesini?”
Sasori hanya terkekeh lalu duduk di depan Sakura.
“Harusnya gue yang bilang gitu, ngapain lo ke kantin saat jam belajar?”
“Terserah gua dong,”
“Ya gak gitu, nanti kalau ketahuan guru kan jadi ribet.”
“Peduli amat.”
“Ya emang peduli.”
Sakura mendengus, lalu menatap Sasori masih dengan wajah judesnya.
“Terus ngapain lo kesini?”
“Gua baru aja dari UKS.”
“Oh. Lalu kenapa gak balik ke kelas?”
“Ya tanggung lah, lima menit lagi kan istirahat.”
“Iya juga sih.”
Sakura mengangguk malas, dan dimata Sasori nampak sangat lucu.
“Lo makan apa?”
“Keliatannya apa?”
“Es krim?”
“Udah tau nanya.”
“Jutek banget.”
Sasori tersenyum kecut, tapi lelaki baby face itu terus saja memperhatikan Sakura dari gadis itu mengaduk dan menyendok ice cream di gelas jumbonya.
“Pelan-pelan makannya, itu sampai belepotan.”
Sakura mengelap ice cream yang belepotan dimulutnya.
“Bukan disana tapi disini.”
Sakura mendelik bukan karena Sasori yang tengah mengelap dagunya dari tetesan ice cream itu, tapi karena adanya Sasuke yang tiba-tiba muncul dibelakang Sasori.
“Sudah berani selingkuh ternyata.”
“Hah?”
‘Selingkuh dari siapa woy!’
Melihat muka cengo Sakura, Sasori pun menoleh ke belakang. Suasana mendadak tegang.
“Loh Sasuke? sejak kapan disini?”
Sasuke mengernyit pada Sasori yang bertanya dengan sikap sok akrabnya. Ya wajar sih kalau orang-orang mengenalnya, tapi Sasuke tak seberapa kenal dengan mereka selain gengnya dan juga Sakura.
“Baru aja, sekitar dua menitan.”
“Oh,”
Karena tidak ingin terlibat dengan suasana canggung Sasori memutuskan untuk pergi dari sana.
“Kalau begitu, aku pergi dulu ya. Daaah Sakura~”
Sasori bangkit dari duduknya dan melambaikan tangannya pada Sakura.
“Siapa lagi itu?”
Sasuke duduk disebelah Sakura dan meminum soda kalengan yang ia bawa.
“Adik kelas yang ikut PMR.”
Ya, Sasori memang adik kelas mereka yang satu ekskul dengan Sakura.
“Cari selingkuhan itu yang dewasa, bukan yang masih bocah.”
“Selingkuh dari siapa coba?”
Sasuke melirik Sakura tajam, dan gadis itu sedikit merinding dibuatnya.
“Gak mau ngaku.”
“Apa yang harus diakuin?”
“Ck. Lo bener-bener nyebelin ya.”
Sasuke melempar kaleng soda ke tong sampah yang ada dipojok kantin itu dengan keras, membuat beberapa siswa disana tersentak kaget.
“Lo tuh yang nyebelin! Gak jelas banget.”
Kali ini perhatian mereka tertuju pada Sakura yang membanting sendok ke atas meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
GLIMPSE OF US
RomanceNaruto © Masashi kishimoto Glimpse Of Us © Akaknim Dasar netijen! Sakura kesal, ia paling tidak suka dijadikan bahan gosip ini itu. Bahkan sebelum pacaran dengan Sasuke pun, ia sering digosipkan dengan banyak teman lelakinya seperti Naruto, Sai, Gaa...