Ini adalah hari minggu dan Sasuke hanya berbaring diatas ranjangnya seharian penuh. Hingga langit beranjak gelap pun, lelaki itu masih betah bermalas-malasan di dalam kamarnya.Sasuke mendengus keras, lagi-lagi kalah bermain game. Fokusnya pecah gara-gara memikirkan Sakura, gadis itu belum membalas chatnya dari kemarin. Malah Karin lah yang berulang kali menelpon dirinya, tapi sengaja tidak ia angkat.
Lantas ia bangkit dan keluar dari kamarnya. Langkahnya berhenti tepat di sebuah kamar milik kakaknya. Sasuke meraih gagang pintu bercat hitam itu dan memantabkan dirinya untuk masuk kedalam sana, karena ia benar-benar butuh pencerahan sekarang.
Itachi tampak sedang tengkurap dengan earphone yang tersumpal dikedua telinganya. Sasuke mendekat kearah ranjang Itachi, dan mengintip apa yang sedang dilakukan oleh kakaknya itu.
“Hayoloh, ketauan streaming hentai.”
“Apaan dah, wong lagi chattingan sama ayang.”
Itachi menggeplak pundak Sasuke.
“Sakit anjir!”
“Bodo amat!”
Itachi merubah posisinya menjadi duduk dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang.
“Bang, mau curhat.”
“Serius?” Jarang-jarang loh adek kesayangannya ini mau curhat.
“Iya.”
Sasuke menyibak rambut belah tengahnya.
“Paan?” Itachi melirik Sasuke sekilas, sedangkan matanya masih fokus pada layar ponselnya, menatap penuh kagum pada potret seorang wanita yang ia jadikan sebagai wallpaper ponselnya.
Izumi, yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
“Hn, jadi gini—”
“Duh cakep banget sih.” Itachi bergumam pelan.
“Thanks, gua sadar diri kok, dari lahir emang udah cakep.” Sasuke berucap dengan percaya diri.
“Alay.”
Itachi merasa mual mendengarnya, Ia menyentil jidat kebanggaan Sasuke.
“Doooh!”
“Buruan curhatnya.”
“Gua sebenernya kan udah putus ama Sakura, dan sekarang gua lagi deket ama Karin, sepupunya Naruto.”
Sasuke memulai ceritanya, sedangkan Itachi menyimak dengan serius.
“Bentar-bentar, lo selingkuh ya?”
Itachi mengerutkan alisnya bingung dan Sasuke hanya menggeleng.
“Lah terus?!”
“Gua gak selingkuh bang, Sakura yang gak jelas tiba-tiba minta putus. Tapi kita masih tetep kayak dulu kok, bedanya gua bisa bebas deketin cewek lain.”
“Ya lo pikir? Dia pasti ngerasa kalo lo cuma gantungin perasaannya doang.”
“Tapi kan dari awal kita sepakat buat tetep kayak dulu walaupun udah putus.” Sasuke menjelaskan.
“Gini dek, Gak semua cewek bisa ngungkapin apa yang mereka pengen. Sebagian dari mereka lebih suka mendem perasaan sendiri. Dan gua yakin, Sakura salah satunya.”
“Dia juga butuh kepastian dari lo. Lo gak bisa seenaknya perlakuin dia layaknya pacar lo, padahal kenyataanya kalian itu udah jadi mantan. Em-a-ma, en, te-a-ta, en. Mantan!”
“Biasa ae napa.” Sasuke mendecih saat Itachi menyebutkan kata mantan, tapi ia tetap mencerna semua perkataan kakaknya. Ia benar-benar merutuki kebodohannya yang tak pernah sadar dengan perubahan sikap Sakura.
“Di bilangin malah gitu.” Itachi menggelengkan kepalanya, menatap adiknya yang sedang kesal.
“Terus gimana?”
“Apanya?”
“Gua ama Sakura?”
“Ya balikan aja lah, goblok!”
Itachi khilaf melempar bantalnya ke arah Sasuke.
“Anjir lo bang!”
Sasuke lantas bangkit dan keluar dari kamar Itachi, sebelum kakaknya itu melakukan kdrt lagi.
° ° °
DRAP.
DRAP.
DRAP.
Seakan telah mendapat pencerahan, Sasuke menuruni tangga rumahnya dengan tergesa. Ia sudah memikirkan matang-matang ucapan Itachi dan sekarang ia berniat untuk menemui Sakuranya.
Sasuke mendapati Mamanya diruang tamu, lalu berjalan kearah Mamanya. Mikoto menoleh ketika mendengar langkah kaki seseorang mendekatinya.
“Kok rapih? Mau kemana?” Mikoto menatap putra bungsunya itu.
“Mau pacaran mah.” Jawab Sasuke seadanya. Mikoto menganggukkan kepalanya pelan.
“Oke, asal jangan kebablasan kayak yang lagi viral di berita ya. Kalian masih kecil, masa depan kalian masih panjang dan—”
“Mah, aku gak sebandel itu.”
“Yaudah, tapi pulangnya jangan malem-malem ya.” Pesan Mikoto, Sasuke mengangguk lantas mencium tangan Mikoto.
“Hn, aku pergi dulu mah.”
“Iya sayang. Hati-hati, jangan ngebut!”
“Iya mah, iya.”
° ° °
Sampai di halaman depan rumah, Sasuke menaiki motor Itachi yang sengaja di parkir di halaman rumahnya.
“Sas!”
Sasuke menoleh ke samping, mendapati Naruto yang tengah memegangi perutnya.
“Ngapain lo disini?”
“Anu Sas, nebeng boleh gak?”
Sasuke menatap Naruto sinis.
“Gua mau ke rumah Sakura, gak bisa anterin lo.” Sasuke langsung menolak, mengingat rumah Naruto dengan Sakura berbeda arah.
Naruto memegang kedua bahu Sasuke dan menatap matanya dalam-dalam.
“Anjir Sas, bukan itu! Gua tadi mau ke rumah Hinata, tapi pas di tengah jalan perut gua mules. Jadi—”
CIUUUT.
“Bau banget anjir! Sana boker!”
Sasuke menepis tangan Naruto dan mendorongnya masuk ke dalam rumah kala mendengar suara kentut lelaki itu. Naruto pasti sudah cepirit di celana.
“Eh, jan dorong-dorong, anjir! Fucek lo Sas!”
KAMU SEDANG MEMBACA
GLIMPSE OF US ☑
RomanceNaruto © Masashi kishimoto Glimpse Of Us © Akaknim Dasar netijen! Sakura kesal, ia paling tidak suka dijadikan bahan gosip ini itu. Bahkan sebelum pacaran dengan Sasuke pun, ia sering digosipkan dengan banyak teman lelakinya seperti Naruto, Sai, Gaa...