#1 ENDING SCENE

727 88 25
                                    

Sehun menurunin anak tangga kantornya. Ia bergegas keluar kantor setelah menyelesaikan semua pekerjaannya begitu Suzy datang menemui nya. Gadis itu sudah menunggu di lantai bastman kantornya.

"Kau bisa menemaniku fitting gaun pengantin?" Tanya Suzy begitu Sehun sampai di parkiran gedung kantor. Dengan nafas yang masih memburu Sehun menerima ajakan Suzy. Ia berjalan kearah Audy hitam dan Suzy mengikutinya.

"Myungsoo?" Tanya Sehun sambil membukakan pintu mobil untuk Suzy.

"Dia sedang ada operasi dan tidak bisa menemaniku hari ini. " Ucap Suzy, gadis itu sedikit murung. Ia masuk kedalam mobil dengan wajah kesal.

"Myungsoo sepertinya semakin sibuk menjelang pernikahan kalian. " Sehun mulai mengemudikan Audy hitamnya, melaju pelan keluar gedung parkiran.

"Dia tidak punya waktu lagi untukku. " Suzy menjadi terlihat lebih kesal.

Sehun tertawa.

"Dia lebih mementingkan pekerjaan nya dari pada aku. " Suzy kembali kesal jika mengingat betapa susahnya Myungsoo untuk di ajak bertemu.

Matahari mulai terbenam, sebuah lagu melantun lewat DVD player yang terpasang di mobil Sehun. Keduanya terdiam sesaat, menikmati alunan musik, Audy hitam itu melaju pelan keluar gedung parkiran.

"Kau putus dengan Sejong?" tanya Suzy.

"Dia mengadu padamu?" Sehun menoleh sesaat pada Suzy.

"Dia menelpon ku sambil menangis."

Sehun diam sambil melajukan mobilnya. Suzy masih memandanginya, menunggu tanggapan Sehun.

"Kalian putus?" tanya Suzy sekali lagi.

Sehun mengangguk, kedua matanya tetap memandang lurus kedepan.

"Kenapa? Sejong gadis yang baik."

"Iyaa dia gadis yang baik, karena itu kami putus. Sejong juga pantas menerima pria baik. Bukan pria sepertiku." Ucap Sehun datar.

"Ada denganmu? Kau juga pria yang baik?"

Sehun menghela nafas panjang. ia menoleh pada Suzy sambil tersenyum. "kalau aku pria yang baik Lalu kenapa kau dulu mencampakanku?"

Suzy langsung terdiam. Berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

"Kita tidak akan berhasil menjadi sahabat." Sehun tersenyum datar. "Bagaimana bisa aku menjadikan mantan pacarku sebagai sahabat." ucapnya.

Sehun menepikan mobilnya, ia memandangi gadis di sisinya itu.

"Ada apa?" tanya Suzy bingung.

Sehun sedang menahan diri agar tidak meluapkan semua rasa yang masih tersimpan. "Kita pernah bersama, kemudian berpisah lalu kembali dekat. Menurutmu bagaimana perasaanku?" ia menatapnya dalam.

Suzy bingung juga terkejut dengan pertanyaan yang datang secara tiba-tiba itu.

"Minggu depan kau akan menikah dengan pria lain, dan aku seperti pecundang yang hanya diam saja. Menurutmu bagaimana perasaanku. "

Suzy benar-benar tidak bisa berucap apapun. Kedua mata lembut Sehun mendadak berubah menjadi dingin.

"Aku tidak pernah bisa sekalipun melupakan mu, melupakan semua tentang kita Bae Suzy. Tentang bagaimana kita bersama. Jadi menurutmu aku harus bagaimana? Aku tidak bisa sepertimu dengan mudah berpindah ke lain hati."

Dia tidak siap dengan pengakuan ini. Suzy bingung.

"Haruskah aku menculikmu saja dari si brengsek itu." Nada bicara sehun masih terdengar dingin. ia mencondongkan tubuhnya kearah Suzy. Menatap dalam kedua mata gadis itu.

"Aku tidak pernah bisa melupakanmu. Seperti orang bodoh, aku membiarkan diriku terluka dan berdiri di sisimu."

Sehun semakin mendekatkan wajahnya, kedua matanya tidak terlepas dari suzy. Nafas Suzy terdengar semakin jelas, kedua mata bulat gadis itu menatapnya dalam-dalam.

"Aku tidak ingin membuatmu bingung. Tapi kita lihat, aku atau si brengsek itu yang akan kau pilih." Sehun mencium lembut bibir mungil itu, kedua tangannya memegang lembut tengkuk leher Suzy. Tanpa sadar Suzy memejamkan kedua matanya. Anehnya...ia tidak merasa marah dengan ciuman itu.

Sehun tersenyum tipis, melepas ciumannya. "Aku masih mencintaimu dan itu tidak pernah berubah. " ucapanya pelan, kemudian kembali mencium Suzy dengan lembut dan hati hati namun semakin lama semakin dalam.

Seakan terbawa suasana Suzy membalas ciuman itu, tanpa di sadarinya dia merindukan sentuhan pria itu.

Suara decak terdengar jelas, tautan kedua bibir mereka semakin kuat dan terasa panas. Nafas Sehun terdengar memburu tidak beraturan. Ia tidak bisa mengontrol dirinya begitu juga Suzy. Mereka tidak sadar dengan apa yang sedang mereka lakukan.

Lampu-lampu jalan mulai menyala, hari semakin malam dan Suzy melupakan gaun pengantinnya. Audy hitam yang terparkir di pinggiran trotoar itu nampak tenang.

Sehun melepaskan ciumannya, menatap lembut kedua mata Suzy. Gadis itu balas menatapnya.

"Jangan pernah menyuruhku untuk melupakanmu.  Karena itu adalah pilihanku, untuk tetap mencintaimu." Ucap Sehun.

Mereka kembali duduk seperti sebelumnya, tidak membahas apapun setelah ciuman itu. Hanya diam. Sehun kembali melajukan Audy hitamnya. Mengantar gadis itu ketempat tujuannya.

1 Jam perjalanan, mereka hanya diam tanpa membahas apapun sampai Audy hitam Sehun menepi di depan sebuah gedung berlantai dua, mereka masih tetap diam.

Suzy membuka pintu mobil, lalu moleh pada Sehun. "Anehnya...aku tidak merasa marah saat kau menciumku. Apa ada sesuatu yang salah denganku?" Ia menatap Sehun datar kemudian keluar dan menutup pintu mobil. Pergi begitu saja tanpa kembali menoleh pada Sehun.

Sehun tersenyum, ia terus memandangi punggung suzy sampai benar benar hilang dari pandangannya.

*****

Myungsoo menatap langit-langit kamar kakaknya, Kim Soo Hyun. Ia berbaring di atas kasur dengan tatapan kosong.

"hyung...satu minggu lagi aku menikah dengan gadis yang sudah aku kenal selama 3 tahun. Tapi kenapa menjelang hari pernikahanku tiba-tiba aku tidak merasakan apapun padanya. " ucap Myungsoo.

Soohyun yang duduk di kursi kerja, berdiri dan menghampiri Myungsoo. Ikut berbaring di sisi adiknya.

"Apa terjadi sesuatu pada kalian?"

Myungsoo kembali teringat saat kejadian sore tadi di depan butik tempat mereka membuat baju pengantin. Saat Suzy keluar dari mobil Sehun. Ia memperhatikan keduanya dari dalam butik.

Myungsoo bukannya tidak tahu tentang hubungan mereka di masa lalu. Dia hanya pura-pura tidak tahu.

Myungsoo selalu merasa cemburu pada Sehun, dia termasuk orang yang tidak mempercaya hubungan persahabatan antara pria dan wanita. Menurutnya tidak ada hal semacam itu.

"Myungsoo-ya ...." Soohyun menepuk bahu adiknya yang sedang melamun.

Myungsoo menoleh pada kakaknya. "hyung...." kedua matanya memerah.

"Ada apa?"

"Tidak apa-apa..." Myungsoo menyeka air mata di ujung matanya. Ia tersenyum pada kakaknya lalu kembali melamun memandangi langit-langit kamar.

Soohyun hanya menatap adiknya dengan perasaan khawatir. sesuatu pasti sedang terjadi fikirnya.





ENDING SCENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang