2 - Kelulusan Oh Sehun

5 2 0
                                    

-Pukul 08.30 kst-

Dengan malas menuju kamar mandi, berniat membersihkan diri. Setelah berpakaian, aku berhenti tepat di depan pintu kamar. Mempersiapkan mentalku di pagi hari ini. Berdoa dalam hati untuk sehari saja kedua orangtuaku berhenti menyakiti perasaanku.

Satu per satu kuturuni anak tangga. Semakin jelas nampak ruang tengah kediaman keluarga Han. Di dapur sudah ada ibu, ayah dan juga kakakku. Mereka sedang sarapan dengan bahagia. Aku lebih memilih melewatkan sarapanku seperti biasa daripada harus berada diantara mereka.

"Oh? Han Yoora kau sudah bangun?" Itu suara kakakku, Han Yeji.

Jangan mudah menilai, karena dia sama teganya dengan kedua orangtuaku.

Aku hanya bungkam dan berpamitan kepada mereka.

"Dasar tidak sopan" ujar Ibuku yang dapat kudengar bahkan jauh di depan ruang tamu.

Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas. Aku lebih bahagia karena telah melewatkan sarapan bersama keluarga pagi ini. Mereka sudah terbiasa denganku yang melewatkan sarapan. Bukan, mereka memang tidak biasa memanggilku untuk makan di ruang tengah bersama mereka. Menyedihkan bukan? Seolah-olah aku tidak hidup bersama mereka. Aku hanyalah sesuatu angin lalu.

Pemberhentian bus kali ini agak lama. Seperti yang kalian ketahui pagi hari adalah waktu yang sempit. Bus sangat penuh dengan manusia yang akan memulai rutinitas seperti biasa. Aku hanya duduk pasrah memandang jalan dan bangunan tinggi kota Seoul.

Tepat di pemberhentian lampu lalu lintas, disana mobil sport merah cerah sangat mencolok. Aku sangat mengenal pemilik dari mobil ini.

Siapa lagi kalau bukan Han Yeji?

Disaat aku harus berdesakan di dalam bus. Ia dengan manisnya duduk di dalam mobil sporty mahal yang dibelikan oleh orangtuanya.

Aku tidak iri dengan mobilnya. Aku iri dengan kasih sayang orangtuaku kepadanya.


○●○●○

"Oh tidak, aku harus bagaimana? Sehun sunbae telah lulus hari ini" panik si gadis satu.

"Hiks, aku sudah merindukannya" ujar lebay si gadis dua.

"Aku dengar anak-anak yang lain mendatangi Sehun sunbae di aula untuk menyatakan perasaan mereka" tambah si gadis tiga memanas-manasi.

"Apa? Gila! Kita harus bergerak juga" seru si gadis empat heboh.

Hari ini adalah hari kelulusan untuk angkatan 47 di Universitas Syungkwan. Tentu saja, Oh Sehun termasuk di dalamnya. Berhasil lulus dengan waktu yang cepat dan memperoleh nilai akademik yang memuaskan. Seperti yang diharapkan dari seorang Oh Sehun.

Tentu saja hal ini menjadikan hari patah hati se-Universitas. Saat berjalan di lorong kampus, dapat terdengar suara para gadis yang heboh, histeris dan sedih karena kelulusan sang most wanted universitas. Tak hanya dari jurusan kami, tapi jurusan lain pun ikut berkumpul sekarang.

Jujur saja, aku sedih. Karena penyemangatku akan meninggalkan aktivitas kampusnya dan segera menempuh mimpinya menjadi seorang dokter pediatrik yang hebat.

Tak sedikit para mahasiswi meninggalkan kelas dan bolos dari kelasnya demi melihat moment terakhir Oh Sehun di kampus.

Mungkin terdengar berlebihan, tapi begitulah adanya. Anggap saja dia adalah seorang idol kampus yang mampu menarik hati para mahasiswi se-universitas.

"Yak! Dia sudah selesai. Dia ada di depan gedung sekarang" suara lantang dari seorang gadis di tengah koridor.

"Benarkah?!" Yang lain pun ikut menyahuti.

Ribut dan ricuh layaknya pasar yang sedang ramai karena ada diskon. Tanpa sadar aku yang berjalan di koridor kampus kini terbawa arus ke tempat Oh Sehun berada.

Lumayan, aku bisa melihatnya untuk terakhir kali di kampus. Dia terlihat sangat tampan dari biasanya dengan stelan jas yang tertutupi oleh toganya.

Benar-benar heboh, para mahasiswi berteriak dan saling tarik menarik untuk mendapat kesempatan berfoto dengan pria most wanted itu. Ia tampak kesulitan mengahadapi mereka. Keningnya berkerut menandakan ia sedang pusing menghadapi hasrat gadis-gadis yang lapar karenanya.

Setelah merasa cukup memandangnya jauh dari kerumunan, aku beranjak memasuki gedung dan menuju kelas untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Waktu menunjukkan pukul 13.45 kst. Untuk hari ini kelasku semuanya telah usai. Dan perutku tiba-tiba berbunyi. Benar saja, aku lupa untuk sarapan di kantin pagi ini karena kehebohan yang sempat terjadi.

Dengan langkah yang dipercepat aku menuju kafetaria kampus dan segera memesan makanan. Kafetaria nampak sepi mungkin karena ada kegiatan wisuda di aula sehingga mereka berada jauh dari gedung kafetaria ini.

"Kau makan sendiri?" Tiba-tiba ada suara seseorang mengejutkanku.

Nyaris saja aku menjatuhkan sarapan yang merangkap makan siangku. Tapi refleks dari orang tersebut sangat baik sehingga makan siangku terselamatkan.

"Su...sunbae" entah lidahku seperti terlipat

"Kau tidak punya teman ya?" Ucapnya lalu meninggalkanku. Namun sepersekian detik aku sangat yakin mendengarnya mengucap kata "Semangatlah"

Saat hendak berbalik ke sang pemilik suara, dia sudah jauh dari pandanganku.

Aku tersenyum simpul. Setidaknya ia masih mengingatku walau dengan kejadian yang sangat tidak baik waktu itu.




Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa untuk comment dan votenya💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang