Satu dalam Delapan ribu

56 4 0
                                    

Sebelum membaca delapan ribu kata yang dirangkai ini akan lebih baik jika kalian membaca nya sembari mendengar beberapa lagu yang sudah saya bentuk dalam playlist di spotify, search "The Art Work", kalau muncul banyak playlist lain, cari aja di profil saya ( @ pacififism )

Selamat membaca


Norwegia, Horten - 13 March 20xx.

Seorang gadis berambut sebahu menyeruput minuman yang dibuatnya beberapa waktu lalu, secangkir teh hijau untuk menenangkan pikiran nya.

Ia mengikuti salah satu ide teman nya untuk menjernihkan pikiran dengan secangkir teh hijau dan pemandangan salju di malam hari. Alih-alih dapat menjernihkan pikiran, ia malah merasa kantuk nya semakin bertambah.

Gadis tersebut adalah Jia Thalia, pengangguran yang kini mencari ide untuk sayembara lukisan, yang mana lukisan yang berhasil mencuri hati si pengurus galeri akan dipamerkan di Galleri Verftsporten.

oh ayolah, pengangguran mana yang tidak ingin salah satu bakat nya berguna?

Namun hambatan selalu ada dalam proses bahagia, Jia menghabiskan waktu nya semalam panjang demi sebuah ide untuk lukisan baru yang berakhir pukulan mengenaskan dari teman sekaligus tetangga nya, Frans.

Jia melirik jam dinding yang sengaja ia letakkan di meja nakas, jarum jam tersebut menunjuk pada angka 12.

Jia menghela nafas panjang, menyalurkan rasa frustasi nya lewat hembusan nafas tersebut.

"Lebih baik aku tidur, Frans bilang aku akan semakin bodoh jika berpikir dalam keadaan mengantuk. God kveld (Selamat malam)." ucap Jia entah pada siapa.

Jia memperbaiki letak selimut nya, tanpa mencuci wajah nya ataupun menyikat gigi nya Jia langsung menghampiri dunia mimpi.

*****


"Aku datang bukan tanpa alasan, aku menunggu Clio datang dan menoreh warna pada kanvas berlukiskan aku"

"Untuk-mu menembus dunia bawah sadar adalah hal yang mustahil, maka dari itu netra adalah satu-satu nya jalan menuju ke dalam rumah, berjalan di sekitaran keraguan serta lukisan wajah yang membawa pada tempat tujuan yang tepat. Ingat-lah paras ini untuk kau lukis, ia akan membawamu pada mimpi mu yang selama ini berusaha kau raihㅡ

DRRRT DRRRT

"Sial!" Jia mau tak mau terbangun, mimpi aneh dan suara getaran telepon nya yang sangat nyaring membuatnya harus memaki di pagi hari.

"Apa!?" Jia mengangkat telepon nya tanpa membaca nomor dial yang tertampil di layar kaca nya.

"Maaf nona Clio, anda diminta untuk segera mengumpulkan karya dalam dua hari, karena ada kesalahan teknis pada informasi yang kami berikan beberapa hari yang lalu, sekali lagi maaf jika menganggu. Terima kasih"

pip

Jia mencerna kalimat yang diucapkan lelaki yang ia yakini sebagai salah satu anggota pengurus galeri, karena lelaki itu menyebut nama nya 'Clio' sebagaimana rekan kerja nya memanggil, bukan 'Jia' sebagaimana orang terdekat nya memanggil.

"SIALAN!" teriak nya setelah menyadari bahwa ia masih tidak memiliki ide untuk lukisan yang akan ia beri untuk dua hari lagi.

"FABRICIA KECILKAN VOLUME SUARA MU, INI MASIH PAGI" lagi-lagi teriakan Frans dari seberang sana menyahuti teriakan Jia.

Jia berlari setelah memakai sandal tidur nya yang bergambar kucing hitam dengan pita merah.

"Frans! ini gawat!" Jia berlari, mengabaikan suara perutnya yang menandakan bahwa ia sedang kelaparan.

The Art Work [Jung Jaehyun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang