Bunga Biru

7 4 0
                                    

Bolwyn smeen adalah seorang anak yang malang, sejak usia satu tahun ia ditinggal sang ayah dan ibunya yang hilang bagai ditelan bumi, namun pamannya selalu mengatakan bahwa kedua orang tuanya telah meninggal karena kecelakaan mobil. Saat ini ia  berusia 14 tahun, walau kelihatannya tidak begitu, karena kelakuannya masih terlalu kanak-kanak, ia hanya punya satu teman, iya hanya satu....
suatu malam, ia tak bisa tidur karena memikirkan tugas teka-teki dari nenek Bone. Ia terus menyalahkan dirinya karena tak mampu menjawab teka-teki yang baginya sangat membingungkan itu.
"ingatlah boly, waktumu 10 menit lagi!" ucap sebuah suara dari belakangnya.
"Ah!" ia menoleh ke belakang "sejak kapan kau disana Reva?"
"hampir lima menit" ucap Revalya, melompat dari jendela yang sedari tadi ia duduki.
"kau tau..." ucapnya mengambil selembar kertas lusuh dari meja belajarnya. "sudah hampir tujuh jam aku memikirkannya, dan baru selesai sekarang".
"da."
"Teng... teng... teng..." suara jam berdenting sangat keras, menunjukkan jam 12 malam. keduanya saling menatap cemas.
"Cepatlah Boly, kau harus mengantarnya ke rumah nenek Bone!!" Teriak Revalya. Bolwyn melompat dari jendela dan menarik tangan Revalya dengan perasaan sangat cemas.....
"Tunggu boly..." Ucap Revalya ketika melewati rumahnya. "Kue kering buatan ibuku bisa membuat mood nenek Bone sedikit lebih baik". Bolwyn mengangguk ia tampak sangat kelelahan.
"Cepatlah Reva!!!" Teriak bolwyn panik, ia tidak bisa membayangkan bagaimana nanti nenek Bone akan memperlakukannya.
"Ini kue kering buatan ibuku" ucap Revalya tersenyum tegang. "Dan ransel ini beserta isinya akan membantu kita nantinya."
"Ah!" Bolwyn kelihatan sedikit marah "Dalam keadaan genting seperti ini kau masih sempat-sempatnya membawa ransel hijau lusuhmu itu?!"
"Ah sudahlah.. ayo Boly, waktu kita tidak banyak lagi" Revalya menarik tangan bolwyn, keduanya masih mengenakan seragam sekolah!
***
Mereka terus berlari, seketika hujan pun turun. Mereka berlari beriringan wajah Revalya tampak ketakutan, ia takut kedua orangtuanya akan mengkhawatirkannya nanti. Begitu juga dengan bolwyn, pamannya itu sangat memanjakannya. Namun ancaman nenek Bone itu terus menggiang di kepalanya "kau akan kehilangan paman kesayangan mu itu jika kau tidak menyelesaikannya"
"Boly!!!" Teriak Revalya lagi, hujan semakin deras saja. "Gerbang menuju rumah nenek Bone terkunci..."
"Aku belum siap kehilangan paman Jack" Jerit Bolwyn. Revalya kembali menarik  tangan Bolwyn berlari ke arah hutan. "Memasuki hutan itu sama saja dengan menyerahkan nyawa"
"Kau harus tenang dan yakin" Bujuk Revalya menyakinkan.
Mereka berlari dengan kecepatan maksimal, namun Revalya seketika menghentikan langkahnya. Dan mereka akhirnya berjalan dengan pelan ketika melewati sarang ular biru pemangsa manusia, Bolwyn tampak gemetar.
Mereka beruntung kali ini, tidak ada penjaga hutan Hew disana, jika Ada, mereka akan tertahan dan tidak akan tiba di rumah nenek Bone.
Hutan itu begitu gelap, hujan deras yang mengguyur juga petir yang menyambar-nyambar, begitu mengerikan. Sebenarnya Revalya juga begitu kedinginan sama halnya dengan Bolwyn, namun ia tidak ingin membuat teman cengengnya itu bertambah gemetar dan takut.
"Bunga biru yang menggoda..." Lirih Bolwyn menatap tajam kearah cahaya biru, yang berasal dari bunga biru itu, ia melangkah kesana, Revalya ikut saja.
"Wah..." Revalya dan Bolwyn meringkuk mendekati bunga biru itu. "Dia cantik, wangi, dan bercahaya..." Lirih Bolwyn mendekati bunga itu, ia sangat ingin memetiknya!
"Eh!" Revalya memukul bahu Bolwyn. "Ingatlah, hutan ini begitu berbahaya dan kau ingin mengambil sesuatu dari hutan ini. Kau akan berhutang nyawa kepada penjaga hutan Hew."
"Kau lihat disana, ada ratusan bahkan ribuan bunga bercahaya lainnya, walaupun ini satu-satunya yang bewarna biru." Ucap Bolwyn menunjukkan ke depan, Revalya terpana akan bunga-bunga yang menghasilkan cahaya itu.
"Dan jika aku mengambil satu saja, dia tidak akan sadar." Ucap Revalya berjalan ke arah bunga putih yang cantik dan bercahaya. "Kau milikku sekarang" ucap Revalya memetik bunga putih bercahaya itu.
Bolwyn memandang heran padanya, lalu ia menggeleng-geleng heran "tadi dia melarang ku, dan sekarang..."
"Boly!" Jerit Revalya berlari ke arahnya. "Bunga ini tidak hanya indah, wangi, dan bercahaya! Tapi dia mempunyai Cristal juga..." Ucap Revalya girang, dan memasukkan Cristal itu ke dalam ranselnya.
Tanpa berkata-kata lagi, Bolwyn memetik bunga biru bercahaya itu. "lihatlah... Cristal biru ini begitu indah." Ucap Bolwyn berbinar.
"Ah!" Revalya panik. "Kenapa harus itu yang kau ambil, sedangkan kau tau itu adalah bunga tunggal di hutan ini."
"Dan bunga putih yang kau petik juga satu-satunya yang hutan ini miliki." Ucap Bolwyn. Revalya melihat ke sekeliling dengan cemas dan benar saja, itu juga bunga putih satu-satunya yang ada disana.
Bolwyn mengambil Cristal biru yang ada di bunga itu. Seketika, angin kencang dan guyuran hujan deras juga petir yang menyambar-nyambar semakin hebat. Cahaya biru terang keluar dari Cristal itu, mereka saling memandang.
"Aaaaa...!!!" Teriak keduanya, keadaan berubah sekarang!
***

Bolwyn smeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang