Apa Kamu Gila?!

11.6K 418 11
                                    

"Karena aku sudah memastikannya, maka aku sudah mengambil keputusan. Selamat, kau diterima sebagai sekretarisku. Besok, kita pergi ke Rusia."

Luna yang mendengar hal tersebut tentu saja tidak mempercayai pendengarannya. Lebih-lebih tidak percaya dengan perlakuan seperti apa yang sudah ia terima barusan. Luna mengepalkan kedua tangannya. Hilang sudah rasa takut yang Luna rasakan pada Dominik. Perempuan itu menatap Dominik dengan tatapan penuh peringatan.

"Sebaiknya Anda mendengarkan apa yang akan saya katakan. Pertama, Anda benar-benar sudah bertindak kurang ajar pada saya. Hal ini bisa saya laporkan pada pihak yang berwajib. Kedua, saya sama sekali tidak melamar untuk posisi sekretaris. Ketiga, saya tidak akan pegi ke mana pun. Keempat, dengan sedikit rasa hormat yang tersisa, saya mengundurkan diri dan mencabut lamaran yang sudah saya berikan."

Dominik yang mendengar hal tersebut malah berbalik ke mejanya dan mengambil sebuah amplop cokelat berukuran besar dan berkata, "Pertama, silakan jika ingin melaporkanku. Aku sama sekali tidak akan kalah. Jika pun aku dipanggil oleh pihak berwajib, aku tinggal menjawab jika kau adalah kekasihku, dan kau tengah merajuk hingga menolak untuk mendapatkan ciuman dariku. Aku bisa menjadikan para karyawan untuk menjadi saksi.

"Kedua, kau memang tidak melamar untuk menjadi sekretaris, tetapi aku memberikannya secara suka rela. Ketiga, kau jelas harus ikut ke Rusia. Keempat, kau tidak bisa mengundurkan diri. Ah, tepatnya, jika mengundurkan diri, kau harus membayar denda."

"Denda? Denda apa yang Anda maksud? Saya sama sekali tidak mengerti dengan denda yang Anda maksud," ucap Luna. Ia memang benar-benar tidak mengerti dengan denda yang Dominik bicarakan.

Dominik pun menyerahkan ampop cokelat tersebut pada Luna dan berkata, "Bacalah."

Luna pun segera membuka amplop tersebut dan mengeluarkan beberapa lembar kertas yang menjadi isinya. Dengan teliti, Luna pun membacanya kata demi kata. Namun, setelah membacanya, Luna pun merasa begitu marah. Ia meremas ujung kertas yang berada di tangannya dan berseru, "Ini benar-benar penipuan!"

"Apa yang bisa kau sebut sebagai penipuan? Semuanya sejak awal sudah sangat jelas. Hanya saja, sepertinya kau sama sekali tidak memperhatikan hal yang paling penting di sana," ucap Dominik dengan seringai yang mengerikan.

Luna benar-benar ingin menjerit dan memukuli pria yang berada di hadapannya ini. Bagaimana mungkin Luna merasa tidak frustasi, saat dirinya ternyata sudah terkena jebakan. Hal yang dimaksud oleh Luna sebagai jebakan adalah, apa yang tertulis pada kontrak magang yang berada di tangannya saat ini. Dalam kontrak tersebut disebutkan, jika Luna akan bekerja selama tiga bulang dalam masa percobaan sebelum mendapatkan evaluasi dan resmi diangkat sebagai karyawan tepat.

Hanya saja, ada hal yang terlewatkan oleh Luna. Hal yang benar-benar penting. Hal tersebut adalah, jika sampai Luna absen tanpa laporan, atau sampai mengundurkan dari posisi yang sudah didapatkan, maka harus membayar sejumlah denda. Luna benar-benar tidak habis pikir dengan hal ini. "Bagaimana mungkin ada hal seperti ini? Jelas-jelas kamu menipuku!" seru Luna sama sekali tidak mau lagi mempertahankan kesopanannya di hadapan Dominik yang menurutnya juga tidak memiliki kesopanan padanya.

"Tidak ada aksi penipuan di sini. Semuanya sudah jelas sejak awal, hanya saja, kau sama sekali tidak teliti. Atau mungkin saja tidak memperkirakan jika hal ini akan terjadi, hingga membuatmu tidak memperhatikan apa yang sebenarnya harus diperhatikan." Dominik menarik kesimpulan dari semua yang sudah terjadi. Tentu saja, Dominik

Luna sama sekali tidak bisa membantah apa yang dikatakan oleh Dominik. Karena apa yang ia katakan memang benar adanya. Hal itu luput dari perhatian Luna, karena Luna merasa jika hal itu tidak akan ia butuhkan. Luna tentu saja tidak berpikir jika dirinya akan menarik lamaran pekerjaannya, begitu dirinya baru saja memulai masa magangnya. Karena Luna memang tidak berpikiran akan mendapatkan perlakuan seperti tadi dari Dominik.

The Hottest CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang