Tentang Jo dan Aurora yang dipertemukan dalam acara perjodohan yang dirancang keluarga. Perjodohan itu menjebak Jo dan Aurora dalam ikatan tanpa cinta.
Proses perkenalan mereka tidak berlangsung mulus. Perbedaan karakter dan prinsip, membuat keduany...
🚨🚨Alert! Bab ini berisi konten 16+. Buat yang belum cukup umur please back off🚨🚨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bulan Oktober tiba, konser pembuka untuk tur Saturnusㅡyang diselenggarakan di tiga belas kota di Indonesiaㅡdigelar malam ini, tepatnya 6 Oktober 2019, di Senayan.
Jo adalah salah satu manusia di antara puluhan kru lainnya yang paling sibuk mempersiapkan semua hal untuk konser perdana Saturnus. Menangani proyek sebesar ini membutuhkan effort, waktu, dan tentu saja tenaga yang tidak sedikit.
Terhitung tiga minggu hingga hari ini, Jo tidak bertemu Aurora karena semenjak pertengahan bulan September jadwalnya amat sangat padatㅡuntuk sekadar pulang ke apartemen saja nyaris tidak ada waktu.
Well, Jo masih punya cukup waktu untuk bertengkar beberapa kali dengan Aurora melalui telepon selama mereka tidak bertemuㅡlagi-lagi karena masalah komunikasi yang terhambat. Jo memang bebal sekali kalau menyangkut masalah ini.
"Jo, ada yang cari," teriak salah satu kru.
Jo menghentikan kegiatannya yang sedang mengecek suara. Waktu masih menunjukkan pukul lima sore sedangkan konser masih akan dimulai sekitar jam delapan malam nanti.
Jo baru akan bertanya tentang siapa yang mencari dirinya saat melihat Aurora menginjakkan kaki di ruang kontrol.
Aurora tampak begitu manis dengan tampilannya hari ini. Itu yang pertama kali terlintas di kepala Jo setelah melarikan matanya ke tubuh Aurora dan memindai penampilan gadis itu dari ujung kepala hingga kaki.
Aurora mengenakan jeans belel biru pudar yang dipadukan dengan kaos hitam berlengan pendek dengan logo Saturnus tercetak di bagian depan kaosㅡsedikit tertutup oleh waist bag dari Balenciaga yang dikenakan gadis. Akhirnya gadis itu lepas juga dari hal-hal yang berbau minion. Jaket bomber berwarna army terikat di sekitar pinggangnya. Kakinya terbungkus sepatu Converse. Dua gelang wristband berwarna biru dan hitam dengan tulisan SATURNUS melingkar di tangan kiri Aurora. Terlihat sekali dari tampilannya bahwa gadis itu benar-benar niat untuk memeriahkan konser hari ini.
Setelah beberapa saat terpaku dengan penampilan Aurora dan berkali-kali menilai tampilan gadis itu akhirnya Jo kembali menaikkan tatapan dan berhenti di wajah Aurora. Rambut gadis itu, seperti biasa, ia gelung dan dicepol tinggi-tinggi. Untuk menyempurnakan tampilan, Aurora memasang bandana di kepalanya. Ada yang berbeda dari make up yang biasa Aurora pakai. Pipinya terlihat lebih merona dan warna bibirnya terlihat lebih merah dari biasanya. Manis. Terlalu manis. Membuat darah di sekujur tubuh Jo seketika panas.
Jo rasanya ingin menjedotkan kepala ke tembok saat otaknya mulai berpikiran yang tidak-tidak. Bagaimana mungkin penampilan Aurora yang terlihat sangat tomboi bisa mengundang hasrat di dalam dirinya untuk segera menciumi gadis itu sampai lemas?
"Mukanya jangan ditekuk gitu, Ro, nggak enak dilihat orang." Jo menghampiri Aurora. Dalam upaya mengalihkan pikirannya yang terlampau kotor, Jo memilih mencium pelipis gadis itu singkat. "Don't you miss me?"