Stranger Crush

86 9 19
                                    

YeonBin


Dulu aku menganggap love at first sight hanyalah omong kosong semata. Mana ada orang asing yang akan jatuh cinta dalam waktu sesingkat itu? Iya, dulu. Sekarang sepertinya aku baru bisa mengakui validnya opini tersebut. Memang kalau belum merasakannya, kau tidak boleh menilai sesuatu.

Awalnya aku menyangkal kuat, tapi beberapa hari ini aku benar-benar dibuat frustrasi tanpa dasar. Karena terpikirkan tentang dia.

Hari Kamis lalu, aku dan dia bertemu untuk pertama kalinya. Dalam kesan pertama itu, aku merasa ingin lenyap. Benar-benar memalukan. Aku salah memanggil orang. Aku sempat mengira dia adik tingkatku di sekolah menengah. Ternyata bukan, dia benar-benar orang baru untukku. Aku sangat yakin wajahku terlihat bodoh sekali saat meminta maaf padanya, wajahku mungkin sudah memerah seperti kepiting rebus.

Sorenya, urusan kami berjalan lancar. Persiapan untuk kemah pecinta alam yang diikuti oleh 40 mahasiswa dari berbagai universitas. Memori hari Kamis, selain list apa saja yang akan dilakukan saat kemah nanti, juga terselip nama dan universitasnya. Juga dia yang dengan entengnya memaafkan kebodohanku. Choi Yeonjun, Gen It University, Modern Dance Departement. Tampan.

Hari Jumat siang, waktu berkemah telah tiba. Ia sudah datang lebih dulu dan duduk bersama teman-teman barunya di pinggir lapangan. Aku malu-malu menyapa, karena hanya beberapa orang saja yang aku ingat dari hasil perkenalan hari lalu. Dia menghampiri dan mengajakku bergabung dengannya, bersenda gurau bersama yang lain. Aku hanya menimpali sekenaku, karena aku sama sekali tidak tahu apa yang mereka bahas, serial anime action.

Peserta satu per satu datang, sembari menunggu peserta lengkap kami mulai mendekorasi lapangan untuk acara malam nanti dengan kawat dan tumblr light yang kami bawa. Dia sedikit kewalahan saat memotong kawat dengan batu, karena tidak ada satupun dari kami yang membawa pemotong kawat. Lengan kausnya tergulung menampilkan bisep kokoh. Meski dia tidak lebih tinggi dariku, tetapi dia terlihat sangat gagah dengan otot dan urat yang menyembul di tubuhnya. Sejak saat itu aku merasa menyesal mengapa aku selalu menghabiskan seluruh hariku di kamar dengan membaca buku tanpa olahraga. Aku jadi terlihat rapuh karena tidak memiliki otot sepertinya, dan aku merasa tidak berguna di saat seperti ini. Seharusnya aku membantu teman-teman lain menyiapkan acara, bukannya malah berdiam diri melihat dan menunggu sampai jadi.

Usai upacara pembukaan, kami mulai mendirikan tenda. Ah, bukan kami, karena lagi-lagi aku hanya menonton. Ketika pembagian kelompok tenda, aku agak kecewa karena terpisah dengan teman-temanku. Namun, aku juga sedikit lega karena setidaknya aku satu tenda dengan dia. Tidak buruk juga.

Pembagian tenda selesai, materi pertama dari para senior selesai, mereka memberi kami kelonggaran waktu untuk keluar lapangan, barangkali ada yang dibutuhkan dan tidak membawanya. Yeonjun mengambil kesempatan tersebut untuk mengajakku membeli bubur kacang hangat tidak jauh dari lapangan. Aku iyakan saja karena memang udara sangat dingin dan sepertinya bubur kacang tidak terlalu buruk. Setelah mengantongi ijin, aku membonceng motor Yeonjun. Aku kira lokasi penjualnya dekat, ternyata sampai dua kilometer. Sayang sekali, tepat ketika kami tiba buburnya habis. Kami kembali ke lapangan dengan sedikit kecewa.

"Maaf ya mengecewakan. Biasanya jam segini belum habis buburnya," Yeonjun memelankan laju motornya dan mengajakku berbicara ringan.

"Iya bukan masalah, jangan dipikirkan,"

"Besok pagi kalau diberi free time kita cari jajan lain, mau ya?" Aku hanya bergumam tanda setuju. Percakapan kami masih berlanjut hingga kembali ke lapangan dan tenda. Percakapan ringan sebatas hobi, kesukaan, dan kehidupan kuliah. Dari situ aku tahu ternyata kami sama-sama suka berbicara dengan bahasa Inggris.

Stranger Crush [YeonBin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang