four

11 3 3
                                    

Pagi ini, menjadi pagi yang tak indah bagi Nissa. Ia mengobrak-abrik seluruh buku diatas meja belajar. "Itu buku tugas biologi dimana sih? Kok gaada"

Nissa menghela nafas pasrah, karena ia belum juga menemukan bukunya. "Sekarang harus udah dikumpul lagi. Gimana dong, masa gak ada sih"

Nissa melangkah lesu keluar kamar dan duduk dimeja makan.

"Dek, kamu kenapa sih kok mukanya ditekuk gitu?" Tanya bunda.

"Gapapa bun"

"Makan dulu gih, biar gak lesu"

"Iya bun"

Setelah Nissa selesai makan, ia pamit kepada ayah dan bundanya untuk berangkat sekolah. "Yah, bun Nissa berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam dek" jawab ayah.

"Eh dek gak mau bareng abang?" Tanya bunda.

"Enggak bun, abang masih lama mandinya. Kalo Nissa nungguin abang nanti Nissa telat masuknya"

"Yaudah, hati-hati ya dek" ucap ayah.

"Iya yah"

*****

Kringg... Kringgg..

"Lo kenapa Nis dari tadi murung terus?" Tanya Dira.

"Kesel gue, masa buku biologi gue ilang"

"Loh kok bisa?" Tanya Gea heboh.

"Gatau, kemaren masih ada kok setelah gue ngerjain tugasnya" jawab Nissa.

"Nanti disuruh ngumpulin semua gaboleh ada yang telat kata pak biologi" ucap Bella.

"Maka dari itu gue pusing mikirinya" ujar Nissa.

"Mending sekarang makan dulu aja yuh" Gea menengahi.

"Ayok" ujar Dira.

"Nis lo ikut kekantin gak?" Tanya Megan.

"Kalian duluan aja, gue ntar nyusul"

"Yaudah kita duluan ya Nis" ucap Gea.

Selang beberapa menit setelah sahabat Nissa pergi kekantin, teman sekelas Nissa memberitahu kalo ada yang mencarinya.

"Nis, dicariin tuh"

"Dicari siapa?"

"Kaka kelas, temuin gih"

"Yaudah makasih ya" setelah mengucapkan terimakasih Nissa bergegas keluar kelas untuk menemui seseorang yang mencarinya.

"Loh bang ngapain disini?"

"Kenapa dek? Kok kusut gitu mukanya?"

"Buku tugas biologi adek ilang tadi dirumah, padahal mau dikumpul nanti habis istirahat" jawab Nissa dengan nada tidak bersemangat.

"Ohh ini nih buku adek" ucap Fakhri seraya menyerahkan buku biologi.

"Loh kok ada di abang sih?" Tanya Nissa heran.

"Kemaren ketinggalan dikamar abang, waktu adek belajar dikamar abang"

"Oh iya adek lupa hehe, kirain ilang beneran adek udah syok tau bang"

"Makanya kalo belajar dikamar sendiri jangan dikamar abang"

"Kan biar enak bang, betewe makasih loh abangkuuuu tercinta"

"Sama-sama adeku tersayangg, ayo kekantin makan dulu"

"Bayarin tapi ya bang" ucap Nissa seraya cengengesan.

"Enak banget ngomongnya, dasar tokai kucing" Fakhri mendengus kesal.

"Sekali-kali lah bang ayooo" ujar Nissa dengan nada manjanya.

"Yaudah ayoo"

Sesampainya dikantin, Fakhri mengajak Nissa untuk duduk bergabung dengan ara sahabatnya.

"Widihhhh cantik bener adek lo bro" celetuk salah satu teman Fakhri.

"Iya dong jelas"

"Mereka siapa bang?" Tanya Nissa.

"Sahabat abang, itu tuh yang duduk paling ujung namanya Dino, sebelahnya namanya Angga, sebelahnya lagi namanya Raka, sebelahnya Raka itu namanya Bagus, depanya Dino namanya Zahrul, sebelahnya zahrul yang kayak prasasti idup itu namanya Angkasa". Angkasa menatap tajam Fakhri yang sedang memperkenalkan dirinya kepada adeknya, yang lain sontak tertawa terbahak-bahak.

"Banyak banget" tanya Nissa.

"Abang kan terkenal hahaha"

"Huekkkk terkenal dari mananya" celetuk Angga.

"Gue tampol mampus lo ya" ucap Fakhri.

"Kita sahabatan kan karna lo yang ngajakin, bukan kita yang mau" ujar Bagus.

"Bangsat lo semua ya!" Fakhri memaki Bagus.

"Fakhri emang nasibnya gak pernah beruntung, pantes jomblo mulu dari lahir wkwkw" ucap Angga mengejek.

"Lo juga jomblo njing" ujar Fakhri tak mau kalah.

"Hauahahahaaa Fak Fak, nasib lo😂" ujar Bagus.

"Stop panggil gue Fak" Fakhri paling tidak suka jika dirinya dipanggil Fak, bukan karena apa-apa cuma kalo dipanggil Fak kesanya jadi gimana gitu.

"Lah nama lo kan Fakhri, mana yang salah coba?" Tanya Bagus seraya ketawa.

"Ya kesanya tuh gimana gitu lo Gus ih, lo mah gapernah sejalan pikiranya sama gue" jawab Fakhri.

"Gamau gue sejalan sama lo, takutnya nyasar" ujar Bagus.

"Iya, abang kan emang sesat" ucap Nissa sinis membuat semua orang ketawa kecuali Angkasa.

"Adek lo juga gamau ngebela lo Fak hahaha" ujar Angga.

"Paan sih lo lo pada, kesel gue". Fakhri kesal karna adiknya pun tidak mau membelanya.

"Sabar bro, terima nasib ae wkwkw" ucap Dino yang lain hanya ketawa mendengar cercaan yang dikasihkan kepada Fakhri tanpa berniat membelanya.

Nissa juga ikut tertawa mendengarnya, sampe matanya menangkap Angkasa yang dari tadi hanya diam tidak seperti yang lainya.

'itu orang cuek kelewat cuek, udah kek prasasti idup' batin Nissa.

Setelah Nissa selesai makan, ia melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Sebentar lagi bel masuk berbunyi, dan ia berniat pergi ke kelasnya.

"Bang Nissa ke kelas dulu ya, nanti keburu guru biologi masuk" pamit Nissa kepada Fakhri.

"Iya sana, belajar yang bener dek"

"Iya bang"

_bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Angkasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang