I. Moonlight Drawn by Cloud

9.1K 799 65
                                    

Sepasang mutiara hitam pekat menatap langit gelap yang diselimuti awan hitam, seolah menanti jawaban dari sang malam yang masih terdiam membisu tanpa kata hingga membuat sang pemilik kedua manik mata itu menunggu lama. Tangan putih bak giok-nya masih menari di atas senar guqin, mengalunkan melodi-melodi indah WangXian untuk kesekian kalinya.

Lan WangJi memandang lara Yun Shen Buzhi Chu dari atap bangunan seraya terhentinya permainan pria itu sesaat. Seberkas cahaya muncul dari balik awan yang gelap, menampakan purnama perlahan. Lan WangJi memejamkan mata, membiarkan sinar bulan menyapu wajah sedingin saljunya. Lalu beberapa detik kemudian, air mata jatuh begitu saja dari sudut mata Tuan Muda Kedua Lan itu, memantulkan kilauan asa yang luluh dari dasar hati HanGuang-Jun.

"WangJi ...." Sebuah panggilan menyeruak, menyadarkan diri yang sebelumnya sedang menikmati rasa sakit yang begitu menusuk relung. Lan WangJi membuka mata dan menemukan sang kakak sudah memandangnya khawatir.

"Ini sudah lewat waktu tidur WangJi, kalau paman tahu dia akan menghukum mu lagi. Ayam akan mulai berkokok, baiknya kau turun dan membasuh badanmu." Lan XiChen berujar lirih dari bawah atap.

Tidak ada jawaban dari Lan WangJi. Ia mengabaikan kalimat sang kakak. Kini jemarinya kembali mengalun-memetik senar guqin dan melodi indah kembali terdengar. Sedangkan Lan XiChen hanya bisa menatap putus asa adik tersayangnya. 5 tahun sudah berlalu, tapi Lan WangJi masih belum bisa menerima kematian istri tercintanya. Wei Ying ... Aku merindukanmu.

•••

Setelah fajar menyingsing bergerak meninggi, menghilangkan kabut tebal yang menyelimuti Gusu, sosok berpakaian putih bersih keluar dari kamar 'sunyi'-nya. Masih cukup pagi memang untuk sekedar merendam tubuh di hawa ceruk yang lebih dingin dari desa di bawah kaki gunung.

Namun, Yun Shen Buzhi Chu memiliki beribu aturan sendiri yang membentuk dan menghasilkan karakter penuh disiplin diri, termasuk Lan WangJi. Tuan Muda Kedua Lan itu terbiasa bangun pukul 5 dan sudah menjadi makanannya sehari-hari, beranjak keluar kamar di saat para murid masih tengah bersiap untuk memulai kelas pagi.

Seorang HanGuang-Jun juga masih bisa bangun tepat waktu atau bahkan saat dirinya tidak dapat mendapatkan waktu tidur hingga berhari-hari pun, bukan masalah. Walau begitu, beberapa tahun ini Lan WangJi tidak pernah tidur tepat pukul 9 malam.

Dulu, yang pertama kali Lan WangJi lakukan ketika bangun tidur adalah mengusap pipi putih milik sang istri, Wei WuXian. Memberi pria manis itu kecupan hangat di bibir hingga membuat Wei WuXian biasanya mengerang manja pada Lan WangJi. Kemudian setelahnya, ia akan menggendong tubuh Wei WuXian untuk dibasuhnya dan membuat sarapan pagi selepas acara berbagi air mandi dengan sang istri.

Namun sekarang, tidak ada lagi yang membuatnya sibuk di pagi hari.

Tidak ada.

Bahkan tidak ada lagi tubuh untuk sekedar di basuh air olehnya.

•••

Lan Wangji meninggalkan langkah, bergegas menuju gunung belakang, tepatnya ke kolam air dingin. Tetapi ketika lelaki itu sampai, suatu hal mengejutkan tertangkap oleh kedua manik matanya.

Beberapa kelinci putih peliharaan Lan WangJi sudah menghambur ke arah lelaki itu berdiri, mengerubunginya sembari melompat sampai menarik-narik pakaian panjangnya. Lan WangJi menatap bingung namun tetap dengan wajah yang tak berubah sedikitpun-datar. Ada apa dengan mereka?

Dengan langkah pelan Lan WangJi mengikuti kelinci-kelinci itu yang mengarahkannya ke sebuah semak belukar di sisi agak atas dari gunung. Dan dengan sedikit memanjat, Hanguang Jun akhirnya sampai ke atas.

A Little Pieces Of Heart - WangXian [忘羡] ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang