Warning!
Typo bertebaranHappy reading and thank you for reading✨
Jangan cuman jadi pembaca gelap dong, di Vote ya⭐️
Satu Vote dari kalian sangat berharga untuk ngedukung karyaku🙏*
Sesudah mengantarkan Kayla, Gevan dan Jovita pulang ke rumah mereka. Gevan jadi kepikiran dengan ucapan Kayla di telepon tadi bahwa Jovita pingsan karena di tembak most wanted? Gevan terkekeh.
"Loh Papa kenapa ketawa gitu?" tanya Jovita pada Gevan.
"Emang betul kalau kamu pingsan karena di tembak most wanted?" Gevan kembali bertanya.
"Ihh, gak lah!"
"Ayoo, anak Papa udah besar ternyata." ia mengusap lembut kepala Jovita.
"Papa apa-apaan sih, Jovita gak mau pacar-pacaran!" seru Jovita.
Papanya terkekeh. "Kalau suka terima aja, apalagi sampe kebawa mimpi." wajah Gevan memerah menahan tawa.
Jovita membulatkan matanya. "Maksud Papa?".
"Siapa lagi kalau bukan tembok? Yakan? Udahlah Kayla udah cerita semuanya sama Papa." Gevan tersenyum.
'awas aja lo Kay' batin Jovita.
Sesampainya di rumah, Jovita langsung masuk ke kamar nya. Ia ingin beristirahat, baru beberapa menit memejamkan mata ponselnya berdering.
+6281*********
Siap² gw jmptNomor tak di kenal. "Kira-kira siapa yah?" tanya Jovita pada dirinya sendiri.
Me:
Ini siapa yah?
(read)"Nih orang siapa sih? Chat nggak jelas, eh di tanya malah di read doang! Pengen tak hii!" omel Jovita.
Tok! Tok!
Jovita menoleh ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya, ternyata itu adalah Papanya.
"Vi, di bawah ada pacar kamu nungguin." Gevan tersenyum jahil.
"Pacar?" beo Jovita.
"Iya, udah sana di susul." Gevan mengibas-ibaskan tangannya.
"Vivi gak punya pacar Paaa!"
"Udah, kamu turun liat aja sendiri," ujar Gevan.
Masih menggunakan seragamnya Jovita turun ke bawah. Ia bingung siapa orang yang datang dan mengaku-mengaku menjadi pacar nya.
Orang tersebut sedang duduk di sofa yang membelakangi Jovita.
"Ehm maaf, siapa yah?" tanya Jovita ketika sudah berdiri di sebelah sofa.
Orang itu menoleh, membuat Jovita terkejut setengah mati. Ancaman itu kembali terngiang di kepalanya. Agam! Yang datang adalah Agam.
Jovita hendak berlari, namun tangannya di cekal oleh Agam. Jovita menunduk saat di tatap Agam.
"Siap-siap!" titah Agam.
"Gu-gue gak bisa, lagi sibuk." Jovita memilin seragamnya.
"Papa lo udah ngizinin," ujar Agam.
"Ta-tapi gue sibuk." Jovita berusaha melepaskan cekalan Agam namun semua sia-sia.
"Gak ada alasan!" tegas Agam.
"Lo maunya-" ucapan Jovita terpotong.
"Atau gue yang mau gantiin?" seringai Agam.
Jovita mendongakkan kepalanya, ia menggeleng. Teringat lagi cerita Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOVITAGAM
Teen Fiction[SEBELUM DIBACA, FOLLOW AKUN AUTHOR DULU] Ketika kamu memperjuangkan seseorang, namun orang itu memilih orang lain. Apa yang akan kamu lakukan? Maju atau mundur? Itulah yang dirasakan Agam ketika memperjuangkan pujaan hatinya. Penasaran? Kuy dibaca...