4. Kesempatan yang Dinantikan

72 11 3
                                    

Setelah sekitar seminggu sejak chatnya dibalas, tidak banyak perubahan yang terjadi. Yuda tidak serta merta dekat dengan Sakura. Kebanyakan hanya chat basa basi yang berakhir dengan Yuda mengirim emot. Walau pernah sesekali Sakura bertanya tentang dirinya, tentang kesukaannya bermain sepakbola. Yuda tidak langsung baper sih, mungkin Sakura hanya berusaha terlihat ramah dan tidak menyakiti hatinya.

Waktu berlalu cukup cepat dan tidak terasa Ujian Tengah Semester tiba. Walau bukan termasuk orang yang rajin dan terkadang suka bermalas-malasan mengerjakan tugas, namun untuk nilai Yuda mau merelakan waktu bermainnya juga.

Beberapa dosen memberikan tugas take home yang rata-rata justru paling memelahkan. Entah membuaat essay, jurnal, atau jawaban ujian yang bisa sampai dua kertas polio. Sekarang, sambil membawa laptopnya Yuda duduk di sudut favoritnya di perpustakaan dengan tumpukan buku yang sudah disediakan.

Ada Jefri juga disana. Mereka beda Fakultas, Jefri jurusan Ilmu Hukum, tapi walaupun begitu tugas UTS mereka tidak beda-beda jauh. Jadilah saat ini ia dan Jefri mengerjakan tugas setengah santai, setengah fokus.

"Jef,"

"Paan."

"Selesai UTS hiking yuk mumet gue."

"Hmm hayu.'

"Ajak Fauzan sama Johnny juga, mantap tuh kayaknya."

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba muncul seorang gadis di sebelah mereka.

"Permisi, disini kosong kan?"

"Eh iya kosong kok." Jefri mengambil tas yang tergeletak di sebelahnya. Lalu gadis itu pun duduk. Karena sedang fokus dengan tugasnya ia tidak terlalu sadar siapa yang datang. Sampai akhirnya Yuda menoleh dan memanggil dengan cukup girang.

"Eh Sakura!"

Sakura menoleh, melihat Yuda yang tersenyum ke arahnya.

"Oh Halo Yuda!"

"Sendirian ajah?"

"Engga sih tadi dateng sama temen aku Tresna, tapi orangnya lagi nyari buku dulu."

"Pasti kamu mau ngerjain tugas Pak Susilo yah?"

"Hahahah kok tau."

"Ini gue pindah tempat duduk ajah atau gimana?" Jefri jengah dan terlihat tidak nyaman berada di antara Yuda dan Sakura. Namun yang diajak bicara tidak menghiraukan karena Yuda masih fokus pada Sakura.

Mereka berbincang-bincang cukup lama beberapa saat kemudian disertai dengan wajah cemberut Jefri yang jengkel jadi orang ketiga. Ia jadi tidak fokus mengerjakan tugasnya. Ia pun lalu berdiri dan meminta Yuda pindah.

"Geser dong lo ke tempat gue, gue pingin duduk disini lebih nyaman."

Dengan senang hati Yuda beranjak dan duduk di sebelah Sakura. Mereka pun kembali mengobrol perihal tugas dan jadi ajang menggosipi dosen. Dan diskusi diakhiri dengan mereka yang saling meminjamkan buku referensi yang didapat.

Tidak lama kemudian Tresna datang membawa buku yang banyak juga. Agak kaget ia melihat Yuda disitu. Ada sedikit rasa jengkel melihat ia dan Sakura berbincang-bincang tapi yah dia punya hak apa?

Suasana hening pun menjalar, masing-masing terpaku pada tugas masing-masing. Saat meregangkan badannya, Tresna mencuri kesempatan untuk memperhatikan Yuda. Dari samping, wajahnya terlihat sangat tajam. matanya yang fokus, hidungnya yang yang sempurna juga rahanya yang tegas membuat ia terlihat sedikit unreal. Memang, Yuda bukan cowok terganteng yang pernah ia lihat namun entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang menariknya pada lekaki itu.

Sakura mendapati Tresna yang sedang memperhatikan Yuda. Ia pun menyenggol lengan gadis itu dan tersenyum menggoda.

Tresna melotot, "Apaan sih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Playing With DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang