0.3

13 3 4
                                    

Special thanks to ayara_jeon
Karena sudah mau ikut andil dlm pembuatan ff ini😘

Ay, your my best friend!!!

Ai lap yuu💗

Siders bisulan.

___________________________

Bodoh.

Aku bodoh.

Kenapa aku terus berharap kepada orang yang sama sekali tidak menghargai perjuangan ku.

Kenapa sulit sekali menggapainya.

Apa aku tak pantas untuknya?

Ah, aku sadar.

Sadar diri, sadar posisi dan sadar muka.

Upik abu sepertiku tak pantas bersanding dengannya.

Apa aku menyerah saja?

Sepertinya harus. 4 tahun lamanya aku berjuang, apa ini akhir ku?

Aku lelah.

Lelah dengan hatiku yang selalu berharap padamu. Lelah menepis kenyataan yang berdiri tepat dihadapan ku.

Kriet

"Riri." suara yang akhir-akhir ini menemani hariku. Senyum kelinci yang kadang sekelibat muncul di lamunanku. Orang yang selama ini mengerti tentang perasaanku.

Andai, yang tahu akan perasaan ku adalah kak Yoon.

Ah, tidak!! Berhentilah berharap lagi Riri!!!

Kau bilang tadi lelah, jadi berhentilah berharap detik ini juga!!

Hahaha, andai melupakannya itu mudah. Mungkin aku tidak akan seperti ini.

Greb!

Pelukan ini... nyaman.

Jika saja orang yang aku cintai adalah Jungkook, mungkin aku akan bahagia dengannya. Persis seperti kisah cinta layaknya anak seumuran ku.

"Sampai kapan kau akan berjuang kepada orang yang sama sekali tidak menghargai mu?"

Aku sudah berjanji aku akan mundur. Semoga saja aku bisa.

"Kau akan menyerah?"

Aku hanya mengangguk.

Aku akan melupakannya secara perlahan, karena sepatutnya ini yang kulakukan sejak dulu.

💌💌💌

"Mau masuk dulu?" Tawarku. Jungkook hari ini mengantar ku pulang. Biasanya aku pulang bersama Jiyu, tapi kali ini dia pergi ke toko buku bersama kak Jimin.

Semoga mereka segera official.

"Sendirian di rumah?"

Ah aku baru sadar, Mama dan Papa sedang berada di Busan. Tanteku sedang sakit jadi Mama kesana untuk merawatnya, kebetulan Papa juga ada kerjaan disana.

Mama melarang ku untuk membawa teman lelaki disaat mereka tidak ada dirumah. Katanya anak lelaki jaman sekarang nakal dan tidak tahu takut, karena aku anak gadis semata wayangnya Mama sedikit over padaku.

Aku tahu tidak semua lelaki nakal, tapi menuruti kata Mama tidak ada salahnya juga. Toh, itu juga untuk diriku sendiri.

Tapi diriku terlanjur menawari teman lelakiku main ke rumah, disaat tidak ada Mama dan Papa.

First Love | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang