Sebelumnya disini saya mau mengklaim bahwa cerita ini belum pernah dipublish di media manapun. Cerita ini murni karya saya © luminapyus
-
-
-
-Pov Author
Lelaki berusia 21 tahun itu tengah asyik melipat sebuah kertas origami, membentuknya menjadi sebuah burung kertas, tak lupa ia menuliskan beberapa harapannya disana, lalu menyimpannya di dalam toples. Kegiatan itu ia tekuni setiap hari, semenjak ia duduk di kelas 4 SD, hingga dia sudah menjadi seorang mahasiswa baru di sebuah universitas di Jakarta. Dia melakukan ini bukan tanpa sebab, ia menuliskan harapan juga bukan tanpa sebab. Semuanya bermakna bagi Lucas. Iya, pemuda tampan dengan tinggi yang semampai. Baginya tiap lipatan berarti, dia tak pernah lupa bagaimana dulu sepasang tangan cantik mengajarinya membuat prakarya ini.
"Teh, pelan-pelan atuh, Lucas teh lieur yeuh."
"Ih, kamu mah! Ya udah atuh ini Teteh tungguin, cepet ngelipetnya."
"Lucas ih lelet pisan, liat punya Aheng mah udah beres yeuh."
Lucas tersenyum ketika mengingat beberapa memori masa kecilnya, ia harap dia bisa membangkitkan lagi memori itu.
"Semoga tuhan berbaik hati hari ini, dengan ngebiarin Lucas berharap, bahwa suatu saat nanti kita dipertemukan oleh semesta."
Itulah isi harapan Lucas, setelah menyimpannya di dalam toples, dia pun bangkit meraih ranselnya dan bergegas meninggalkan kost-annya. Tentunya untuk mengawali hari seninnya dengan kuliah. Lucas seorang mahasiswa baru asal Bandung, yang satu ini juga ada alasan khusus mengapa ia memilih untuk melanjutkan pendidikan di Jakarta.
Tak perlu waktu lama untuk Lucas tiba di kampusnya, karena Lucas sendiri sengaja untuk tinggal dekat dengan kampusnya, agar lebih mempersingkat waktu, terlebih mengingat dirinya sulit bangun pagi.
Setelah tiba, langkah Lucas terhenti di gerbang kampus, menatap dengan netra menerawang, lalu tersenyum samar hingga seseorang menabraknya.
"Aduhh sorry gan, buru-buru. WOI OJUN BURUAN DIH NTAR TELAT!!" Lucas menatap keheranan, agaknya Lucas familiar dengan orang ini.
"Sorry ya sekali lagi." Lucas terperanjat, setelah menyadari wajah orang itu.
Aheng? -batinnya.
Lucas terdiam beberapa saat, mencerna apa yang baru saja ia lihat. Jika matanya tidak salah tangkap, itu adalah Hendery, atau yang lebih akrab disapa Aheng olehnya.
"AHENG!" Lucas berteriak memanggil temannya itu. Tapi nihil, sosok Hendery menghilang di lautan mahasiswa kampus.
—ooOoo—
"NANTI KALIAN CARI MENTOR KALIAN MASING-MASING, MENGERTI!" Kalimat pertanyaan yang lebih menuju ke arah kalimat perintah itu keluar secara lantang dari mic yang digenggam oleh Kahim kampus itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Origami • Lucas (One Shoot)✓
FanfictionHarapan ku bersatu, bersama ribuan lembar kertas origami. Dan dia sebagai mentari, menyinari, tapi bukan hanya untuk diri ini. Harapan ku untuk mentari. Origami © cimidcimidhood 2020