004

10 1 0
                                    

Sesampainya aku di ruang guru aku langsung membuat teh.Sempat melirik Jam,sudah lewat 15 menit dari jam kedua dan itu adalah pelajaran Pak Ujang.

Sedikti kesal,karna tadi sempat lari menuju Kantin sekolah untuk membeli Teh celup karna bisa bisanya Mang Sarjo selaku OB sekolah,lupa membeli teh.

"lagi apa?".Aku berjengkit kaget dan langsung melihat Pak Aang yang sedang berdiri di hadapan ku "Astagfirulloh bapak" ucap ku sambil mengelus dada sedangkan Pak Aang Tertawa sambil berjalan menuju sofa di ruang tengah

"sssst,sssst neng" .Aku melirik Pak Aang yang sedang mengacungkan jari telunjuknya "kopi" dan dia langsung sibuk dengan HP nya.

Mau tidak mau aku membuat satu minuman lagi.Terserah lah,aku ketinggalan pelajaran Pak Ujang.

Ku ambil cangkir beling bening,memasukkan dua sendok makan kopi dan Satu setengah sendok kecil gula.Aku mengehela nafas seakan mengumpulkan tenaga sebelum mengangkat termos berwarna biru,menungkan airnya ke dalam gelas kemudian mengaduknya.

Sedikit melirik Pak Aang yang sedang diam sambil menempelkan Hp nya di telinga.Di rasa Aman,Aku pun mencicip se-sendok kopi yang aku buat.

Aku mengerenyitkan dahi.Karna aku tidak pernah membuat kopi,Aku bingung rasanya seperti apa.Sambil mengedikkan bahu aku menambahkan lagi sedikit gula menggunakan sendok yang tadi aku pakai untuk mencicipi kopi.

Gak apa-apalah,gada yang liat.suruh siapa nyuruh Aku.

"ya pak,Wa'alaikum salam! jadi,bagaimana?"

Aku berjalan menghampiri Pak Aang,meletakkan kopinya di meja bertepatan dengan dia yang sedang membuang abu rokok di asbak.

Mereka yang membut peraturan dilarang merokok di area sekolah,tapi mereka juga yang melanggar.

Pak Aang tertawa,kemudian meraih gelas kopi.Aku yang sedang menutup termos dan membereskan kembali toples toples berisikan kopi dan gula sesekali menatapnya takut.

Apakah kopi buatan ku yang pertama lulus uji?

"iya iya.saya salah sebut waktu itu.makanya beberapa guru disini kaget,loh bukannya JIS itu khusus sekolah TK ya?" katanya sambil tertawa

Melihat Ekspresinya aku tidak tau apakah kopiku enak atau tidak.Masa bodolah.Yang penting sekarang aku harus balik ke kelas,sebelum Pak ujang serak karna kehausan.

"permisi pak" ucap ku yang di balas anggukan kepala olehnya

"iya,besok sudah bisa masuk.langsung ke rungan saya aja."

",,,,,"

Pak Aang tertawa lagi.memang kepala sekolah yang sekaligus merangkap menjadi guru sejarah,dia orangnya sangat mudah tertawa.

"Pandu anak pintar,Gal. gak mungkin dia ceroboh kaya kamu!"

Itu lah ucapan Pak Aang yang terakhir aku dengar,sebelum benar benar pergi meninggalkan Ruang Guru.

Pandu?

Apakah,dia si anak baru itu?

kalo iya,pasti dia cowo karna namanya pandu.Mudahan saja kita sekelas.

                                     🖤
"Bikin teh-nya di rumah kamu,ya?"

Aku yang baru memasuki kelas cemberut mendengar ucapannya.Berjalan cepat menuju meja guru,belum sempat Aku menaruh gelasnya di meja,Pak Ujang sudah mengambilnya duluan dan langsung meminumnya.

Sepertinya memang pak ujang kehausan.

"Tadi teh nya Abis pak,trus Mang Sarjo lupa belom beli teh nya.Jadi Aku beli dulu tehnya ke kantin,itu juga pake lari.eh,gak lama Pak Aang dateng minta di bikinin kopi"

ANNISA (Difficult Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang