A Painful Reality

397 55 45
                                    

"Ah~lelahnya" gumam Kyungsoo sembari meregangkan ototnya yang kaku. Hari ini ia disibukkan dengan kegiatan di luar kantor. Menampilkan senyum terbaiknya didepan klien dan menahan untuk tidak mengumpat ketika beberapa klien mulai membuat emosinya terpancing. Cukup melelahkan dan ia cukup bahagia menyadari bahwa jam dinding menunjukkan pukul 5 sore yang berarti menandakan waktunya ia bisa pulang.

"Kau tidak akan pulang?"

"...."

"Byun Baekhyun!"

"...."

"Aish anak ini"

Menyadari sesuatu hal aneh pada Baekhyun, Kyungsoo akhirnya memilih mendekati Baekhyun. Wajah yang muram ditambah raut muka pucat cukup membuatnya heran. Ditatapnya Baekhyun dengan lekat dan dengan satu jentikan jarinya mampu membuat Baekhyun terperanjat. Kyungsoo hanya mendesah pelan. "Melamun sore hari membuatmu cepat menua"

Mata Baekhyun mengerjap diikuti dengan senyum tipis yang ada di bibirnya. Ia tatap Kyungsoo sejenak sebelum melihat jam di tangan. Sedikit terkejut. "Ini sudah waktunya pulang? Wah, aku seharian seperti tidak bekerja"

"Bagaimana kau akan bekerja jika sedari tadi kau hanya melamun menatap layar komputer hitammu itu" cerca Kyungsoo sedikit kesal. Tak biasanya sahabatnya kini tak semangat bekerja. Biasanya ia lupa waktu pulang. Atau lebih parahnya masih berkutat dengan lembaran editor naskah itu. Seorang Byun Baekhyun yang perfectionist sungguh tak pernah terlihat tidak bekerja menurutnya. "Ada masalah?"

"Huh?"

"Aku tanya, ada masalah?"

"Tidak. Hehehe. Aku hanya sedang memikirkan pekerjaanku" Baekhyun dengan cepat beralih dari tempat duduknya dan berjalan menuju dimana lemari berisikan dokumen berada. Ia menyibukkan diri dengan 'berpura-pura' mencari dokumen yang ia cari. Dengan segera memakai kacamata yang ada di sakunya sembari menoleh pada Kyungsoo. "Kau tahu aku akan pulang terlambat kan? Pulanglah terlebih dahulu"

"Apa terjadi sesuatu setelah aku pergi?"

Baekhyun menggeleng. Tetap sibuk dengan dokumen yang ia cari sembari berusaha mengalihkan rasa penasaran Kyungsoo. Sungguh jika ia bisa, ia ingin bertingkah biasa saja tapi reflek tubuhnya sangat menolak. "Aku hanya kelelahan. Hehe. Jadi mungkin aku sedikit aneh sore ini"

Dahi Kyungsoo berkerut. Ia tak mengerti arti lelah Baekhyun yang sesungguhnya. Yang ia tahu, Baekhyun itu pantang menyerah dan tak pernah sekalipun menyerah dalam usahanya. Tak mencoba untuk membahasnya terlalu dalam. Ia hanya tak ingin membuat Baekhyun merasa tidak nyaman dengan pertanyaan memojokkan. Biarkan Baekhyun yang menceritakan sendiri padanya karena biasanya akan seperti itu.

"Sebentar" Kyungsoo mengambil handphone dan menekan panggilan, memanggil seseorang. Merasa bahwa saat ini Baekhyun sedang tidak baik-baik saja. Ia ingin memastikan bahwa Baekhyun aman di kantor. "Chanyeol-ah, dimana?"

"Berjalan ke ruanganmu. Wae?"

"Lewat depan ruangan Jongin? Panggilkan dia"

"Huh?" Mata Baekhyun melotot diiringi dengan kepala dan badannya mengarah ke arah Kyungsoo. Sorot matanya meminta kejelasan mengapa tiba-tiba Kyungsoo menyuruh Jongin datang ke ruangannya. Ini sungguh tidak benar. "Mengapa kau memanggilnya?"

Pip.

"Aku? Khawatir padamu" Kyungsoo menjawab tatapan tajam Baekhyun dengan sikap acuh dan memilih untuk berjalan ke arah mejanya. Membereskan peralatan dan menunggu sang kekasih datang. Tangannya ia lipat dan jangan lupa tatapan yang lebih tajam ke arah Baekhyun. Ia kesal. "Kau ada masalah bukan? Jangan mengelak dan jangan berbohong. Aku memanggil Jongin hanya memastikan kau baik-baik saja nanti sampai rumah--" jeda yang Kyungsoo buat digunakan untuk berjalan lebih mendekat ke arah Baekhyun. Tatapan tajamnya melunak. Ini ada yang tidak beres, dan Kyungsoo merasakannya. "Setelah ini aku ada acara dan yang bisa aku andalkan untuk menjagamu adalah Jongin"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 16, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ShineWhere stories live. Discover now