OO6

1.6K 326 87
                                    


"(nama)?" Keiko membawa sepotong roti di genggaman nya. mata nya sayu menatapku.

"ya?" Keiko dengan cepat melempar roti nya ke lantai gimnasium dan menginjak-injak nya.

"lo ngapain sih." mataku terbelalak setelah melihat Keiko yang air mata nya mulai bercucuran. perempuan tersebut mengelap wajah nya yang basah akibat menangis.

"kenapa coba Sakusa selalu perhatian sama lo? sedangkan gue? gue cuma ngeliatin doang acara romansa anak SMA. gue nggamau ngomong lagi sama lo." perempuan tersebut berlari secepat mungkin keluar gimnasium.

aku hanya terduduk lemas karena pertandingan voli beberapa waktu lalu. mata ku sayu karena kantuk.

"hoi." mataku mengerjap, seseorang di samping ku wajah nya mengerut.

"Hana! udah selesai??"

"heem, lo kenapa kaga nyusul bloon." Hana memainkan botol minuman nya.

"gue kena cium bola voli ampe mimisan, kurang ajar emang ya." perempuan disamping ku menahan tawa nya sebisa mungkin sampai akhirnya ia tertawa lepas.

"NYAHAHAHA GIMANA BEB RASANYA DI CIPOK BOLA?" dengan puas Hana menjitak puncak kepala ku.

"sakit bro, tapi aku di kasih rotiiiiii." Hana berusaha berhenti tertawa.

"dikasih siapa?"

"Sakusa." roti ku berpindah ke tangan Hana yang sudah siap menyantap nya.

"kenapa sih dia mulu? kenapa ngga Arta aja. gue dari dulu dukung lo sama Arta." dengan lahap Hana menyantap roti coklat yang kini sudah menjadi hak milik nya.

"idih jijay gue mah sama Arta." aku memutar bola mata ku.

"Sakusa?"

"jijay juga lah!" dengan cekatan yang sangat super luar biasa itu aku menjawab pertanyaan Hana. "oiya Han, masa Keiko tadi marah sama gue karena Sakusa perhatian sama gue. sinting kali ya Keiko, ampe segala gamau ngomong sama gue."

"ya wajar lah dia cemburu sama lo, dari kelas 1 dia mah udah ngegebet Sakusa." aku hanya ber-oh-ria.

tak lama kemudian, Hana juga kena cipok bola voli, namun hidung nya tidak mimisan, dirinya beruntung karena ada hidung pesek yang selalu menemaninya. dengan cepat juga Hana melempar kembali bola voli tersebut ke wajah tersangka pelempar voli yang sudah duluan melempar bola nya sampai bola tersebut menyium wajah Hana.

"alhamdulilah...masyaallah Hana..gimana sensasi nya di cipok? first time?" wajah Hana memerah karena dirinya menahan malu.

"udah ah. (nickname) kita ke kios kios jualan makanan depan yuk, jangan ampe terlewat hotdog terkaporit sejak kita kelas 1." aku mengangguk riang.

• • • • •

beberapa menit perjalanan menuju kios yang dimaksud, mulut Hana yang kalau ngomong suka kebablasan itu belum kunjung berhenti mengoceh sampai ia melihat toko hotdog. mulut nya basah, matanya berbinar melihat hotdog yang disajikan masih panas, sedangkan antrian nya begitu panjang. uang kertas di tangan Hana sudah diremas saking tidak sabar nya menyantap hotdog favorit nya itu.

• • • • •

wajah Hana yang muram karena menunggu antrian yang panjang nya minta ampun itu berubah ketika hotdog yang didambakan nya kini sudah ada di tangan nya. dan kebetulan juga itu hotdog yang Hana pegang adalah hotdog terakhir. siswa yang mengantri dibelakang berhamburan dan mencari tempat makan lain.

"HAAAAANNN BAGIIIIIIII." aku merengek sepanjang jalan.

"ngga." wajah ku berubah drastis saat hotdog nya telah di sodorkan ke depan wajah ku.

"aaaaaaa Hana gemeshhh makasihhhh. semua nya ya?" Hana terkejut saat aku bilang 'semua nya ya?'.

"IDIH NGADI NGADI." Hana menarik kembali hotdog yang sempat disodorkan nya kepada ku.

"bercandaaaaa...fliss Han.."

"ntaran aja di kelas, makan kan gaboleh berdiri."

"kelas kita beda bego." Hana malah nyengar nyengir.

"kan gue ke kelas lo." aku mengangguk angguk mengiyakan.



suasana di kelas masih ramai, seperti biasa nya. Hana dengan santai nya menduduki kursi ku yang masih kosong, padahal aku sudah terlebih dulu menggapai kursi nya, cuma gapapa lah Hana ini.

"aaaaaaaaa" Hana menyodorkan hotdog nya.

"secuil aja tapi ya."

"heem." aku melahap separuh hotdog Hana.

"HEH! KEBANYAKAN!" Hana malah cemberut. "maaf ya hotdog ku sayang, kamu dimakan orang- eh dia bukan orang, kamu dimakan iblis jahannam..tahun depan aku baru bisa ketemu kamu lagi.."

"nih." Arta yang tak tahu datang darimana memberi ku hotdog yang sama dengan milik Hana tadi.

"gausah gue kenyang."

"ambil aja si (nickname), kalo lo nggamau kasih gue." begitu kata Hana yang sebenarnya hotdog di tangan nya belum habis.

"beneran Ar, gue kenyang."

"tch" Arta berpaling dan melempar hotdog tersebut ke arah Hana.

"buat gue nih Ar??"

"ya."

"subhanallah..memang rezeki ya.." Hana mengelus dada nya.

"eleh, kayak pernah solat aja." Hana tak peduli dan masih terlarut dalam dunia per hotdog an nya.

"woi." seseorang melempar makanan ringan di depan mataku.

"hah? buat gue?"

"bukan." pria itu menutupi sebagian wajah nya memakai masker. "iyalah."

"ngapain? emang gue baik ya? kok tiba-tiba lo ngasih sih?" beribu-ribu pertanyaan kulontarkan pada laki-laki keriting yang kelihatan nya sudah muak mendengarnya.

"makan aja, bawel." ia kemudian keluar kelas sambil membawa beberapa alat tulis di tangan nya.

"eh gila (nickname) keren sih lo..aduh gue ngiri jadinye."

chap ini nggajelas bgt..... sudahlah yg penting bel publish story hehehehe

 sudahlah yg penting bel publish story hehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

check yuk!

singularity, S. KiyoomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang