Will the Happy Ending?

51 18 1
                                    

Will the Happy Ending?


Suara sirene ambulans menghiasi malam penuh asap. Kebakaran mulai menyebar ke segala sisi gedung ruangan.
Petugas pemadam terus berusaha memadamkan api yang semakin tak terkendali. Sudah seperti kapal pecah dengan barang yang tak tertata. Teriakan-teriakan histeris membuat kepanikan semakin memuncak.

Seorang bertubuh tinggi yang tengah menenteng tas ranselnya berlarian tanpa tahu arah, mecoba mencari bantuan atau setidaknya ada alat yang dapat membantunya keluar dari gedung yang sudah hampir habis di lahap si jago merah.
Ia berjalan gusar mencari tempat berlindung dan jalan keluar, nafasnya tak lagi teratur karena asap hitam yang masuk ke rongga pernafasannya, bagian kiri dadanya terasa tercekam, sakit sekali.

“Tolong … ” ucapnya dengan tubuh yang sudah terjatuh ke lantai,

Fuck. Daniel Kang … ”

Dengan sisa tenaga yang tersisa ia terus menyerukan tolong dengan diiringi sedikit umpatan dan sesekali mengulang sebuah nama. Api mulai membesar dan menjalar ke sudut tempatnya terjatuh, rasanya untuk bicara saja tubuhnya sudah tidak merespon.

Di sisa kesadarannya matanya menyipit melihat seseorang di seberang sedang berjalan dengan santai ke arahnya. Seseorang itu menggunakan baju pemadam kebakaran, hatinya sedikit lebih tenang mungkin nyawanya masih bisa di tolong.

“Tolong ….” Sekali lagi ia merintih kesakitan.

Seseorang dengan baju pemadam kebakaran itu terus mendekat ke arahnya, makin dekat dan kini sudah berada tepat di depannya. Bukannya langsung membantunya untuk dievakuasi justru ia berjongkok di depannya, dan hal yang mengejutkan terjadi setelahnya,

“Gimana? Sakit hm?” tanya seseorang yang masih menggunakan baju damkarnya.

Bingung, suaranya sepertinya tidak asing di telinganya. Begitu familiar, tapi dia lupa dimana dan siapa pemilik suara tersebut.

Hal yang sangat mengejutkan terjadi, seseorang itu membawa pisau  kecil di sakunya, pisaunya kecil tapi begitu runcing. Sekali kena tusukannya bisa membuat seseorang meregang nyawa.

“Jangan kaget gitu, masa sama pisau ginian aja kamu takut?”

Long time no see Jeno Lee. Apa kabar?” tanyanya.

Bisa ditebak seseorang yang sudah tidak berdaya lagi bernama Lee Jeno. Jeno kini tahu siapa orang dibalik pakaian pemadam kebakaran tersebut.

Ingin rasanya Jeno mengumpat di depan mukanya, tapi untuk berbicara saja dadanya sudah naik turun tidak karuan.

“Udah siap masuk neraka kak Jeno?”

Fuck, ken-napa Lo la-kuin ini?” tanya Jeno.

“Kenapa ya? Karna pengin? Karena Lo selalu cari masalah sama gue lebih tepatnya, kenapa sih Lo selalu cari masalah sama gue? Bahkan keluarga gue.”  Jawabnya.

Blank, Jeno kebingungan harus menjawab apa, selama ini ia rasa mereka baik-baik saja, tapi ternyata dibalik sikap baiknya dia menyimpan dendam? Baik, dia sudah tidak peduli nasibnya akan seperti apa setelah ini, Jeno hanya ingin menitipkan tas ranselnya pada siapapun yang memungkinkan akan selamat dari sini.

“Apa? Mau ngomong apa hah? Kata-kata terakhir sebelum ke neraka?” tanyanya.

Jeno tampak berpikir, apa dia harus menitipkan tasnya kepada manusia ini? Semua orang di sekitar sini sudah tampak menjadi mayat dan mungkin sebentar lagi ia yang akan menyusul.

“Liat pisau ini Jeno? Udah siap nimbus jantung Lo, sekarang atau nanti? Let’s say last word before go.” Lelaki itu menampilkan senyum smirk-nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang