Prologue

108 16 21
                                    


     Sirine ambulans terdengar memekakkan telinga. Hingga akhirnya suara bisingnya berhenti disebuah rumah sakit ternama. Seorang dokter muda memakai APD (Alat Pelindung Diri) lengkap sedang berjalan terburu-buru seraya mengeluarkan pasiennya dari mobil ambulans. Sedikit menghandle bawahannya untuk segera melakukan tugas, memastikan bahwa pasiennya akan baik-baik saja.

     Semua bergegas menurunkan pasien lalu mendorongnya menuju sebuah ruangan bertuliskan ISOLASI. Petugas lainnya segera menyemprotkan cairan disinfectant kesemua jalur yang baru saja dilewati oleh pasien. Guna untuk mencegah virus ini semakin menyebar.
Dalam ruangan itu, dokter muda beserta rekan medisnya segera bertindak.

    Mereka memasangkan infus sana sini ketubuh pasien. Kegelisahan menyelimuti ruangan tersebut. Waktu demi waktu pun berlalu. Berbagai pintasan dilakukan. Grafik dilayar komputer semakin melemah. Hingga akhirnya garis monitor menjadi lurus dan semua petugas menyerah. Tak ada yang mampu melakukan apapun. Tuhan lebih menyayangi pasien itu.

     Tak menyangka apa yang baru saja terjadi pada pasiennya, sang dokter memutuskan untuk keluar ruangan. Ia rapuh. Ia lemah. Ia bisa melakukan apapun untuk pasiennya yang lain. Tapi mengapa untuk pasien istimewanya ia tak mampu? Ia jatuh terduduk. Seraya melepas masker yang ia kenakan.

     "Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?"
perlahan air matanya menetes.

     "Rasanya baru kemarin bertegur sapa, hari ini sudah berpisah."

..

     Ditempat lain, laki-laki muda berusia 23 tahun sedang membuka sebuah surat dari gadisnya. Belum sempat ia membaca isi surat, ponselnya bergetar diiringi nada sambung. Sebuah nama terpampang manis dilayar ponselnya, "Rinai". Senyum laki-laki itu mengembang penuh.

     Sesegera mungkin ia angkat telponnya. Entah mengapa ekspresi wajahnya menjadi berbeda. Suara asing diseberang sana membuat dahi nya berkerut. Senyum yang sedari tadi menghiasi bibirnya perlahan berubah. Pikirannya berkelebat kemana-mana. Bayangan akan masa depannya menjadi hancur. Kini, ia menjadi sangat tak berdaya.




❤❤❤

Seperti apa definisi luka?
Apakah kelabu mendominasi warnanya?
Ataukah hitam memenuhi patahannya?
Entahlah. Dua laki-laki itu sedang berduka. Duka yang teramat sulit untuk saling menemukan penawarnya.

❤❤❤























SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang