Juni, 2017
Pagi itu mendung menggantung. Angin berhembus sedikit kencang. Hingga akhirnya hujan turun membasahi bumi. Seorang gadis muda berusia sekitar 16 tahun berjalan perlahan seraya berlindung dibawah payung jingganya.
"Hai, selamat pagi." sapa seorang laki-laki.
Dua tahun lebih tua dari gadis yang baru saja ia sapa. Kemudian ia menghentikan sepeda anginnya tepat disebelah gadis tersebut.
"Iya, pagi juga."
"Bareng yuk." ajak laki-laki tersebut.
" Boleh." jawabnya dengan senyum mengembang penuh.
Kemudian keduanya menyusuri jalanan yang basah. Sambil sesekali menghirup petrikor sebagai aromaterapi. Tak lama, keduanya sampai didepan gerbang sekolah bertuliskan "SMA nusantara". Beberapa murid berjalan terburu-buru menuju kelas masing-masing. Perlahan hujan mereda.
"Terimakasih kak."
"Sama-sama. Eh, tunggu."
"Ada apa?"
"Semangat belajarnya."
"Bisa aja."
Dengan rona memerah, gadis tersebut berlari dengan tangan masih menggenggam payung jingganya. Entah mengapa hari itu senyumnya terlihat sangat manis.
❤❤❤
Disebuah kelas..
"Eciyyyeeee.. Yang habis boncengan sama kak Yoviii."
"Apaan sih."
"Naii."
"Apa lagii??"
"Kamu jadi ikut eskul PMR, Nai?"
Gadis yang baru saja disapa Nai itu mengangguk.
"Okee, nanti kita daftarnya barengan ya."
"Iyaa."
Tak lama kemudian guru sejarah mereka memasuki ruang kelas. Kegiatan belajar mengajar pun dilaksanakan.
"Selamat pagi semua."
"Selamat pagi, Pak."
"Meskipun cuaca tak mendukung, tetap semangat kan?! "
"Tetap semangattt.. "
"Baiklah. Kita mulai saja pembelajaran ini dengan membagi kalian menjadi kelompok kecil. Kali ini tidak ada ketentuan seperti apa kelompoknya, jadi saya harap kalian bisa menentukan kelompok secara mandiri."
Sontak, semua segera memosisikan diri masing-masing. Menggerombol membentuk beberapa kelompok.
"Saya minta kalian untuk berdiskusi apa definisi sejarah kemerdekaan Indonesia. Setelah itu kalian tunjuk satu teman kalian. Perwakilan presentasi, dengan menyebutkan nama dan hasil diskusinya. Paham?? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sendu
Teen FictionSesuatu yang kita harapkan, tak selamanya akan indah. Terkadang, kita membutuhkan waktu untuk mengikhlaskan sesuatu itu kembali pada tempatnya. Tentang hati, tentang komitmen, dan tentang perjuangan. Akankah sebuah atma yang kian terluka kembali men...