Author pov*
Tok tok tok
Suara ketukan pintu mengalihkan fokus seorang pria paruh baya pada pekerjaannya, ia segera menengok kearah suara dan ternyata itu adalah orang yang ditunggu tunggu nya.
"Silahkan masuk elli, ada yang ingin bapak bicarakan padamu"ujar pria itu yang ternyata adalah pak syarif guru seni budayanya.
"Iya pak"jawab elli sembari melangkah masuk dan duduk didepan sang guru.
"Bagini nak, kemarin bapak mendapatkan kabar bahwa sekolah kita akan mengadakan perayaan ulang tahun sekolah ini. Di perayaan kali ini akan diadakan beberapa perlombaan yang akan mendatangkan beberapa sekolah lain, dan kamu bapak minta menjadi perwakilan lomba melukis disekolah kita, apakah kamu bersedia nak? "Jelas dan sekaligus tanya pak syarif kepada elli.
"Emm, iya pak saya bersedia. Kalau boleh tahu kapan acaranya pak? "Tanya elli
"Lomba itu akan diadakan minggu depan nak, jadi persiapkan dirimu dengan baik"
"Iya pak saya akan mempersiapkan diri saya dengan baik". Ujar elli mantap sambil mengepalkan kedua tangannya bersemangat. Memang begitulah elli, ia selalu bersemangat jika menyangkut tentang hobinya itu.
Pak syarif tersenyum melihat semangat anak muridnya itu. Ia sangat bangga kepada elli karena elli tak pernah menolak setiap perlombaan melukis di sekolah ini dan selalu mengharumkan nama sekolah nya.
"Hm yasudah kamu boleh kembali ke kelas, karena bapak hanya ingin menyampaikan itu saja".
"Oke pak terimakasih saya permisi dulu"
Setelah berpamitan kepada pak syarif elli bergegas bangkit dan meninggalkan ruang pak syarif dengan langkah bersemangat dan hati yang berseri seri.
Memori daun pisang nanananana
Memori daun pisang nanananana
Layaknya orang gila elli menyanyikan lagu yang ada di serial kartun upin ipin sambil memutar mutar kan badan tak jelas dan sesekali berteriak di akhir nyanyiannya yang terus diulang ulang karena tak hafal dengan suara yang sangat cempreng, orang orang yang lewat disekitarnya pun sangat keheranan terhadap sikap gila elli. Bahkan ia dengan santainya malah menyapa semua orang sambil melambaikan tangannya.
"Haii"
"Hai kak!"
"duh cakep bener dek "
"kak itu bedaknya ketebelan"
"eh ada si ganteng"
Begitulah kira kira kata tidak penting yang diucapkan elli kepada setiap orang yang lewat didepannya.
Ada beberapa yang menyahutnya dengan baik, ada pula yang memandangnya dengan sinis. Seperti kakak kelas yang make up nya dikomentari elli tadi, dan yang ungkapan terakhir itu ia layangkan kepada kevin. Yaa ia memuji kevin hanya ketika ia menjadi gila seperti ini, jika sudah waras ia tak akan mau memujinya."Wahh mestii lagi happy kan lo, tumben banget nih lo muji gue ganteng"
Seketika sifat tengil kevin muncul karena pujian dari sahabatnya itu, kepala kevin? Jangan ditanya yang pasti sekarang sudah terbang jauh ke neraka.
"Iya gue lagi seneng banget hari ini"ucap Elli lalu tiba tiba ia memegang kedua tangan Kevin dan mengajaknya berputar putar sambil tertawa lepas layaknya monyet yang sedang mendapatkan pisang,Mereka berdua tampak sangat konyol dan tak peduli kepada orang orang disekitar mereka, seakan dunia serasa milik berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA.
Teen FictionKisah ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis cantik yang memiliki impian menjadi seorang pelukis terkenal. Awalnya setiap hari ia hanya memikirkan tentang impiannya dan keluarganya, lalu cinta? Ia tak terlalu memikirkan itu. Tetapi seiring...