I Let Her Go, For My Best Friend.

90 19 1
                                    

Bel tanda istirahat berbunyi. Biasanya, Kyungsoo akan menutup bukunya dan segera berlari ke kantin menemui Chen, Chanyeol, dan Seungwan yang berkumpul dengan setumpuk makanan disana.

Tapi tidak dengan kali ini. Entah mengapa, dia memilih untuk melanjutkan membaca buku di kelas. Bahkan dia meminta untuk dibuatkan bekal. Tidak biasanya.

"Kyungsoo, kau tidak ke kantin?" tanya Nayeon, teman sekelasnya.

"Tidak, Nayeon. Aku di kelas saja," jawab Kyungsoo tersenyum.

"Baiklah. Aku akan ke kantin," ujar Nayeon. Kyungsoo mengangguk.

Dia membuka lembar demi lembar bukunya. Dengan tangan kanan memegang sendok.

Mentari Yang Melepas Sang Rembulan

Aku merelakanmu,
Aku melepasmu pergi,
Layaknya mentari yang menghilang seiring gelapnya malam,
Tetapi diam-diam memantulkan cahayanya pada rembulan.

Biarkan rembulan menerangi gelapnya malam,
Sedang aku, akan tetap diam memancarkan cahayaku.

Kyungsoo mendecak, kemudian mengambil sebotol air dari tasnya.

Mengapa tepat sekali saat hatinya sedang galau seperti ini?

Haruskah dia benar-benar melepas Seungwan sekarang?

***

Aku Melepasmu

Aku tidak pernah berbohong tentang semua perasaanku,
Hanya saja, mungkin waktu yang tak mengizinkan mataku untuk menatapmu lebih lama.

Maka dari itu, mulai detik ini.
Aku melepasmu,
Aku melepasmu,
Aku melepasmu,
Sebanyak apapun kata itu aku ucapkan,
Benarkah masih sesakit ini rasanya?

"Kau tak ke kantin, Soo?" tanya Chen. Sahabatnya itu tiba-tiba mendatangi kelasnya.

Kyungsoo menggeleng menatap lurus ke arah papan tulis.

"Kau menyukai Seungwan, kan?"

Mata Kyungsoo membelalak lagi. Sebenarnya darimana mereka tahu tentang perasaannya?

Termasuk orang yang apabila berbohong terlihat dari raut wajahnya, membuat Kyungsoo mau tidak mau harus jujur tentang ini.

Akhirnya, dia mengangguk.

"Darimana kau tahu?"

"Dari tatapan matamu saat memandang Seungwan saja aku sudah tahu."

"Dasar terlalu peka, tapi masih sendiri juga," Chen tertawa mendengar celetukan Kyungsoo.

Kyungsoo menghela napasnya, merasakan lagi-lagi hembusan angin merusak tatanan rambut yang sudah ia buat.

"Mengapa tak kau ungkapkan saja?" tanya Chen.

"Bagaimana dengan Chanyeol?" tanya Kyungsoo balik membuat kening Chen berkerut.

"Sepertinya dia juga menyukai Seungwan," lirihnya menertawakan miris dirinya sendiri.

"Bagaimana dengan perasaan Seungwan? Apakah kau tahu bagaimana perasaan dia?" tanya Chen yang membuat Kyungsoo diam. Berpikir.

"Seandainya Seungwan menyukai Chanyeol pun, setidaknya ungkapkan perasaanmu. Jika tidak, ketakutan terbesarmu adalah sebuah penyesalan," ujar Chen tersenyum.

Pasti ada sosok sahabat yang tidak punya pengalaman percintaan, namun nasihatnya lebih baik daripada orang yang mempunyai pengalaman.

"Haruskah aku menyatakannya?" tanya Kyungsoo polos menghadap Chen.

Chen tertawa, "Kau masih bertanya? Ingin menyesal?"

Kyungsoo mendecak kesal. Chen tertawa lagi.

"Nyatakan walau setidaknya hanya sedikit tentang perasaanmu. Aku ke kantin dulu. Mau titip?"

Chen menepuk pundak Kyungsoo sekali bersamaan dengan gelengan kepala Kyungsoo yang tidak ingin makan atau minum apapun lagi.

Haruskah? Gumamnya.

***

Tujuanku Adalah Kamu, Namun Tidak Dengan Kamu.

Sebuah kapal berlayar, dari yang awalnya tanpa tujuan,
Menemukan titik terangnya ketika melihat remang-remang cahaya dari sebuah pulau.
Maka kapal tersebut berlayar semakin laju, seiring lebih dekat pulau dari penglihatannya.

Ia kecewa,
Pulau tersebut berpenghuni,
Lebih parahnya lagi,
Penghuninya tidak mengizinkan siapapun masuk,
Maka ia kembali tanpa tujuan,
Lagi, dan lagi.

Pulang sekolah ini, Kyungsoo memutuskan untuk pulang sendirian. Tidak seperti biasanya yang pulang bersama sahabat-sahabatnya.

Ia punya sebuah rencana.

Matanya berbinar ketika ia melihat sebuah toko bunga. Bunga-bunga disana begitu cantik.

"Mau cari bunga untuk pacarnya, ya, dik?" tanya sang pemilik toko. Kyungsoo tertawa malu-malu.

"Berikan dia mawar saja, pasti dia suka."

"Boleh, hehe," ujar Kyungsoo masih malu-malu.

Semoga kamu suka, Seungwan.

"Terima kasih," ujarnya seusai menerima bunga mawar.

Dengan segera dia berlari menuju rumah, berhubung sang mama sedang ada acara. Dan ternyata Seungwan tidak disana.

Seungwan, dia ada di depannya. Dengan tangan yang saling bergenggaman dengan tangan Chanyeol.

Mereka berdua tersenyum. Benar-benar tak tahu tentang apa yang dirasakan pria yang membawa sebuket bunga di depan mereka.

"Kau sudah memberi tahu Kyungsoo, kah?" tanya Chanyeol pada Seungwan. Seungwan menggeleng. 

"Kau sudah tahu, Soo? Wah, kau bahkan membawa bunga," ujar Chanyeol. Tidak tahu apa-apa.

Kyungsoo tersenyum miris. Sebisa mungkin ia berusaha mengendalikan ekspresinya. Sebisa mungkin, ia tahan ekspresi kecewa dan sakitnya.

"Terimalah, selamat, ya. Semoga kalian bahagia," ujarnya tulus setelah berhasil mengendalikan dirinya. 

"Terima kasih banyak, Kyungsoo," ujar Seungwan mewakili Chanyeol menerima buket bunga.

"Aku ke perpustakaan, ya. Ada yang harus ku pinjam," bohong, Kyungsoo mengatakan itu untuk menghindari mereka. Sebenarnya,

"Chen, bisa datang ke taman, nggak?" katanya menghubungi Chen di telfon.

***

Seandainya saja, kamu tahu tentang rasaku,
Seandainya saja,
Namun semua ini bukan salahmu.

Berbahagialah,
Aku akan mencari bahagiaku juga.

In Another Life. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang