0.1 Dia?

12 4 1
                                    

"Dia kembali. Tapi mungkinkah semuanya bisa terulang lagi?"
•|Reyhan Pratama Gieno|•

Killa bangun dari tidurnya saat kemarin baru tiba dirumah. Killa sangat kelelahan karena perjalanan dari Bandung ke Jakarta yang membuat diri nya harus ketiduran.

Killa melihat jam weker yang tersedia diatas nakas, dan bangun untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim.

"Bang Rangga kok belum dateng ngasih seragam sekolah ya? Pasti dia lupa nih." Killa bergumam pelan dan bergegas keluar dari kamarnya dengan masih memakai mukenah.

"Bunda, liat Bang Rangga nggak?" Tanya Killa kepada bunda nya yang sedang menata makanan di meja makan.

"Bunda belum liat tuh, coba kamu cari dikamar nya siapa tau belum bangun." Killa segera berlalu menuju kamar Abang nya yang terletak dilantai dua.

Sampai didepan pintu kamar Abang nya, Killa mulai menggedor pintu itu secara brutal, membuat Bunda nya berteriak menyuruh dia berhenti.

"BANG RANGGA!!! WOYYY BANG EMANG NGGAK ADA AKHLAK LO BANG. BUKA PINTU-" Killa langsung menghentikan aktivitas nya setelah mendengar teriakan sang Bunda.

"Killa kenapa teriak-teriak sih, ini masih pagi loh. Malu sama tetangga." Kata Bunda nya.

"Iya bun, sorry. Hehehe" Setelah mengucapkan itu, Killa kembali mengetuk pintu abang nya dan keluar lah sang pemilik kamar.

"Nyari siapa ya mbak?" Tanya Rangga dengan santai nya.

Rangga Sergio Putra, anak sulung sekaligus Abang bagi Killa. Dia merupakan pemuda yang sangat tampan, dan cerdas.

Tak beda jauh dari Killa, mereka berdua sama-sama memiliki IQ yang tinggi dan juga sikap yang dewasa. Membuat kedua orang tua nya tidak khawatir jika meninggalkan kedua nya, karena Killa dan juga Rangga sangat bisa menyelesaikan masalah secara baik-baik.

"Ehh mas nya tolong ya, mau nanya seragam sekolah saya mana? Ini udah jam 06:25 loh mas, terus saya mau pake apa?" Tanya Killa dengan nada nyolot nya.

"Ya mana gue tau, yang pindah sekolah siapa, yang ditanya siapa? Sono tanya sama ayah. Gue nggak tau seragam lu dimana." Kan, apa Killa bilang. Abang nya ini rada ngeselin.

"Emang abang tuh ngeselin banget tau nggak!!!! Udah ngeselin, tua, nggak ada yang mau. Pokoknya banyak deh." Killa berlari kelantai bawah menghampiri Bunda dan Ayah nya.

"Kamu kenapa sih?" Tanya ayah nya.

"Ayah, seragam Killa mana? Kata bang Rangga, seragam nya Killa ada sama ayah." Tanya Killa dengan tidak santai nya.

"Seragam kamu kan udah ada di lemari mu sayang, masa kamu ngga liat sih. Tadi malam bunda udah simpan disana. Pasti ngga dibukakan lemari nya?" Tanya Bunda nya sembari menyodorkan piring yang sudah diisi nasi beserta lauk pauk itu kepada ayahnya.

"Dia tuh emang gitu Bun, suka ngga periksa dulu. Ini malah langsung teriak-teriak kek Tarzan gitu." Timpal Rangga yang baru saja turun dari kamarnya.

"Kan Killa ngga sempat buat ngecek lemari. Abang gimana sih, ngeselin banget." Killa segera beranjak dari sana untuk menuju ke kamarnya dan segera memakai seragam.

Killa terlihat sangat cantik dengan seragam putih abu nya itu, dengan rambut ponytail.

Killa segera berlari kelantai bawah, dan memasukkan bekal nya yang terletak di atas meja makan. Bunda dan ayahnya sudah jalan menuju kantor, sedangkan dia akan berangkat bersama Abang terngeselin nya.

"Bang Rangga, kita ngebut ya. Ini udah jam 06:57 tau. Abang sih nyebelin banget jadi orang." Killa dengan buru-buru lari menuju mobil, dan segera masuk kedalam.

Rey-Killa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang