⭕ Prolog

305 27 30
                                    

Suara hantaman benda keras, langsung saja menabrak bagian samping mobil. Alhasil, orang yang ada di dalam mobil tersebut sontak saja terkejut dan segera keluar dari dalam mobilnya. Betapa terkejutnya, mobil yang belum juga satu minggu dia beli kini telah rusak dengan karya indah yang diciptakan oleh seorang pesepeda motor yang menabrak mobilnya.

Sangat geram, dan amat marah. Ketika Bastian melihat seorang gadis SMA, terjatuh tepat di sisi kiri mobilnya. Airin tampak menahan tangisnya karena menahan luka yang dia derita cukup parah. Orang-orang yang ada di sekitar jalan itu, terkejut jika ada kecelakaan, lantas saja mereka berbondong-bondong membawa Airin, menuju unit kesehatan setempat.

Bastian sempat lama terbengong, menahan sedih, dan rasa kesal mendapati mobilnya sudah rusak.

"Astaga, gimana bisa ini terjadi, gadis SMA itu sudah merusak mood saya. Ini tak bisa dibiarkan, dia harus bertanggung jawab," gumam Bastian pelan, lalu dia menyusul Airin yang dibawa ke unit kesehatan itu.

Sampainya di sana, Airin itu tampak membaringkan tubuhnya di atas brankar dan tanpa basa basi lagi, Bastian menghampiri Airin, dengan amarah yang menggebu-gebu. Airin semakin takut, bahkan enggan untuk menatap Bastian di depannya.

"L-loh, b-bapak? Maafin saya, Pak. Udah buat mobil rusak, nanti saya bakalan ga-"

"Cih, mau ganti apa? Punya uang, hm? Mobil saya itu harganya ratusan juta, bahkan kalau cuma benahi saja kerusakan juga butuh uang yang banyak, kesal saya sama kamu! Kalau misal nggak bisa bawa motor, ya nggak usah bawa, dari pada membahayakan dan merugikan orang lain!" bentak Bastian sambil menunjuk wajah Airin yang ada di depannya.

Airin memberanikan diri untuk mendongakkan wajahnya, menatap Bastian yang ada di depannya dengan wajah yang masih berlinangan air mata. "Saya punya uang kok, Pak. Namanya juga musibah, mana bisa manusia menolaknya. Ini udah takdir, Pak! Kalau bapak pernah bersekolah, seharusnya punya etika yang baik, bukannya memarahi saya kayak gini!"

"Cih, pakai acara ngeles lagi, kamu kan yang salah. Okay, gini aja biar enak," ucap Bastian lirih.

"Saya nggak tau juga, kalau motor saya itu remnya blong, Pak. Jadinya, saya minta maaf ya Pak, terus saya janji bakalan bayar uang ganti kerusakan mobil bapak."

"Sebentar, nama kamu siapa?"

"Nama saya Airin, Pak."

"Oh. Nama saya Sebastian Ardyaloka."

Airinn terdiam, sambil terus menatap Bastian sedang berpikir bahkan sampai mengacak rambut hitamnya frustasi.

"Hm, begini saja. Saya ada perjanjian, dan kamu harus mau menuruti apa yang saya minta dari kamu. Mumpung kamu masih muda, dan saya juga didesak terus untuk mencari pasangan hidup oleh mama saya. Jadi, saya minta buat ganti ruginya, kamu harus menikah dengan saya. Kalau kamu bersedia, saya anggap lunas ganti rugi kamu," tawar Bastian pada Airin.

Bagaimana bisa, baru mengenal belum genap satu hari, Bastian sudah mengajak Airin menikah. Sedangkan, Airin sendiri masih berstatus pelajar tingkat akhir.

"Kenapa begitu, Pak? Hah, bapak mau tipu saya ya?!"

"Mau damai nggak? Kalau nggak mau ya sudah, silahkan cari uang buat bayar kerugian mobil saya, dan harganya nggak main-main."

"Bapak benar-benar udah gila! Saya akan mau, jika bapak dengan siap mendatangi rumah keluarga saya, ya kalau bapak mau sih."

"Pasti siap dong, saya 'kan lagi cari istri, terlebih kamu masih muda." Bastian semakin mendekati Airin yang semakin ketakutan. "Kalau masih muda kayak kamu ini, pastinya akan nikmat ketika saya menikmati kamu nanti."

"DASAR OM-OM SIALAN! KAMPRET! ENYAH LAH DARI PANDANGANKU!"

Bugh!

Bastian tersungkur di lantai dengan keadaan tidak sadarkan diri, itu semua akibat dari Airin yang sengaja meninju wajah Bastian dengan keras.

"Waduh, mampus! Pakai pingsan lagi, hua ... Mami tolong anakmu!!!"

 Mami tolong anakmu!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New story!

Next? Yang mau next, komen ya...

Satu kata untuk part ini.

Little WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang