awal

62 8 5
                                    

Malam hari di Seoul di iringi Suara rintikan hujan yang lebat membuat semua orang memilih tetap tinggal di rumah atau di tempat kerjanya masing masing.

Tak sedikit juga yang menerobos derai hujan yang lebat tersebut karena hari sudah semangkin gelap.

Seorang remaja perempuan yang baru selesai belajar di perpustakaan besar memutuskan untuk pulang ke rumahnya karena takut kedua orang tuanya khawatir karena hari semangkin larut.

Saat ia mengecek tasnya untungnya ia membawa payung untuk berjaga jaga dikarenakan juga ia sudah mengecek ramalan cuaca hari ini.

Ia tak perlu menaiki bus ke rumahnya karena untungnya rumahnya dan perpustakaan jaraknya tidak terlalu jauh.

Ia berjalan memasuki gang sempit dimana tak ada seorang pun terlihat dimatanya, ia berjalan di temani oleh derasnya air yang membasahi payung merahnya.

Beberapa menit kemudian entah kenapa perasaannya mulai tak enak, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya tetapi saat ia menoleh tak ada seorangpun mengikutinya.

Dengan langkah tergesa gesa karena ia sudah hampir ke gang rumahnya dan mulai merasa tak nyaman.

Tepat saat membelokkan dirinya ke gang lain tiba tiba ada seseorang menghadang dia dan menerkam dirinya menggunakan pisau, tak telak satu tusukan di bagian perutnya membuatnya tak berdaya dan tak ada tenaga untuk bersuara.

"memohon ampunlah pada sang pencipta"ucap pembunuh tersebut.

Ia kembali menancapkan pisau ke perut remaja tersebut sampai 40 kali tanpa ampun dan membuat darah berceceran.

°•°
°

"ditemukan seorang remaja yang terbunuh di daerah gangnam"suara reporter terdengar di balik layar televisi

Polisi sudah mengamankan tkp dan beberapa reporter berusaha mendapatkan liputan atas kejadian tersebut.

"benar benar sial"ucap seorang lelaki yang memeriksa lokasi pembunuhan.

Ia melihat korban dengan teliti dan menemukan sesuatu yang ia takuti dari tadi

"benar benar sial, kasusnya semangkin besar tetapi tak ada bukti yang memadai, pembunuhnya sangat pintar"ucapnya lagi

"hey renjun!"panggil seseorang dan membuat detektif tersebut menoleh.

"apa?"tanyanya sambil menaikkan satu alisnya

"dasar bocah brengsek ini, sama sekali tak ada sopannya pada subaenya.apakah ini kasus itu lagi?"tanya seorang pria bertubuh maskulin dan tegap tersebut dan di balas anggukan olehnya.

"ayo ikut dengan ku"ucap seorang tersebut yang di anggap subaenimnya renjun.

"mau kemana?"tanyanya dan tak di beri jawaban apapun.

"ikut saja"ucap baekhyun malas sambil menuju mobilnya.

Renjun dengan terpaksa mengikuti kepala tim nya tersebut dan duduk dengan tenang.

Tak ada suara apapun,hanya ada suara deruh nafas dan suara mesin dari mobil baekhyun.

Setelah 20 menit baekhyun akhirnya membuka mulutnya.

"kasus pembunuhan berantai ini sudah memakan korban 8 orang, warga benar benar resah, kepolisan bahkan tak bisa menemukan satupun dalang dari pembunuhan ini, pembunuhnya sangat pintar menghilangkan jejak dirinya, aku di desak oleh atasan untuk segera menangkapnya. Benar benar memusingkan. Bahkan departemen pemberantasan kekerasan tingkat tinggi tak bisa berbuat apa apa juga"ucapnya seperti terdengar putus asa.

TEAM BAD DOG [HUANG RENJUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang