1-Pulang Bersama

358 53 1
                                    

Setiap orang pasti punya porsi kebahagiaannya masing-masing dari hal yang sederhana sampai ke yang ribet.

Alasannya bermacam-macam.

Ada yang bahagia saat lihat biasnya ngelive.

Anime kesukaannya rilis season terbaru.

Manhwa yang dibaca update.

Aktor/aktris favoritnya membintangi film terbaru.

Sampai hanya ditraktir makan bakso saja sudah bahagia.

Dan teruntukmu yang menganggap remeh kebahagiaan orang lain dengan kata, "Apasih lebay."

Tandanya kamu belum mencapai kebahagiaanmu sendiri.

Lalu kamu ingin mencari kebahagiaan itu sendiri, menunggu, atau hanya menikmati kebahagiaan orang lain?

Di pinggir lapangan, Juan sedang duduk dengan bola basket yang dihimpit kedua lututnya, menghadap ke arah gerombolan murid lainnya yang berada disisi lain lapangan.

Sedang latihan padus buat upacara di hari senin.

Juan sedikit iri dengan sekolah lain yang menerapkan libur dihari sabtu, tapi sedikit bersyukur juga mendapatkan bonus satu hari untuk bertemu si Kakak kelas yang menjadi gebetannya.

Disini, Juan sedang menikmati kebahagiaannya sendiri, melihat Nara yang sesekali tertawa karena kesalahan teman-temannya saat bernyanyi.

Sesederhana itu.

Kebahagiaan tergantung dari kita, beryukur kah kita saat mengalaminya.

"Juan, kembali ke lapangan."

Juan bergegas berdiri, berlari kecil ke tengah lapangan sambil adu tos dengan temannya yang berjalan keluar lapangan.

Juan berjalan mundur, mencari posisi yang pas, pandangannya kembali ke arah sisi lapangan. Tidak sengaja bertatapan dengan Nara yang menunjuk ke arah sepatunya.

Juan menunduk, mengikat tali sepatunya yang terlepas. Setelahnya kembali menegakan badanya untuk memberi kedipan mata ke arah Nara.

Nara berbalik membelakangi Juan.

"Seharusnya biarin aja dia kejungkal."

Seorang teman yang berada disampingnya, yang memang memperhatikan interaksi keduanya tertawa kecil.

Nara memang judes, tapi bukan tipe yang senggol dikit bacok. Nara cuma judes ke orang-orang yang melakukan hal yang tidak ia sukai.

Nara pintar mengatur emosi, bukan orang yang meledak-ledak. Selama merasa tidak dirugikan, Nara akan bersikap tenang.

Latihan padus selesai setelah satu jam, sedangkan praktek olahraga Juan selesai tiga puluh menit yang lalu. Masih betah duduk di pinggir lapangan sambil meminum air mineral.

Juan menunggu hingga Nara berjalan melewatinya, lalu berdiri. Mengikuti langkah Kakak kelasnya itu yang hendak menuju ke kantin.

"Nih."

Juan menjulurkan sebuah kantung plastik berisi air mineral, minuman jeruk dan roti ke hadapan Nara.

"Sengaja?"

Juan mengangguk. "Uangnya ngga usah diganti, kantin lagi ramai. Bakalan lama Kakak nungguinnya."

Nara mengambil kantung plastik itu, mengintip isinya. "Makasih."

Lalu berjalan menuju kelas.

Tempat teramannya.

Juan tahu kalau Nara tidak pernah suka jika teman-teman menggodanya bersama laki-laki. Sebab itu, Juan tidak pernah ikut masuk atau sekedar berdiri di depan kelas Nara.

Tidak ingin membuat Nara bertambah tidak nyaman.

"Kak Nara."

Nara berbalik.

"Boleh ngga kalo aku anter pulang hari ini?"

Juan buru-buru menambahkan. "Aku tungguin di depan apotek aja."

"Rumahku deket, Ju."

"Tapikan capek juga kalo harus jalan kaki, apalagi panas-panasan."

Nara menggeleng lalu mengambil uang di saku roknya. "Cuma gitu doang udah biasa, nih uangnya aku ganti, aku ngga mau ngambil uang kamu satu rupiahpun untuk pribadi aku sendiri."

Nara kembali melangkah menjauh setelah memasukan uang ke saku baju Juan.

Juan merogoh saku bajunya, uang yang dikasih Nara pas. Juan menghela napas, Nara bisa ia jangkau tapi tidak bisa ia miliki, memang sekarang Nara tidak sejudes dulu saat awal-awal didekati, Nara tidak pernah melakukan hal yang menyinggung perasaan Juan seperti mengata-ngatainya, Nara lebih menolak secara halus, memberikannya pengertian.

Seperti tadi.

Nara hanya mengikuti prinsipnya, perempuan itu harus tegas. Bilang jika suka, jangan memberi harapan jika tidak suka.

Nara hanya tidak ingin menerima kebaikan dari orang-orang yang memang dia tidak inginkan. Nara tidak ingin diantar pulang oleh Juan karna itu berarti membiarkan Juan maju satu langkah sedangkan dia tidak berniat menjalin hubungan.

Nara tidak ingin memberi harapan, karna jika sudah begitu pasti dia yang akan menjadi pihak bersalah.

Kalau tidak suka kenapa memberi harapan?

Dia memposisikan dirinya jika mengalami itu, pasti tidak enak. Sudah pasti marah karna diberi harapan palsu.

Sedangkan Juan kebal akan setiap penolakan Nara. Juan cuma mau Nara. Juan tidak pernah melihat Nara terlalu dekat dengan laki-laki, hanya berbicara hal yang sekiranya penting, Nara selalu memasang wajah datar ketika bertatapan dengan laki-laki. Hanya akrab dengan teman perempuan.

Begitupun Juan dalam konteks yang berbeda.

Juan hanya akrab dengan teman laki-lakinya.

Tidak ingin membuat teman perempuannya salah paham bila terlalu akrab.

Nara yang seperti itu membuat Juan suka. Ketahui saja jika Juan itu adalah orang yang pencemburuan, mantan yang sebelumnya termasuk tipe orang yang friendly tapi tidak bisa membedakan mana yang benar-benar ingin berteman, dan mana yang ingin mencuri kesempatan.

Juan tidak suka, tidak tahan, maka ia lebih memilih meninggalkan untuk menjaga perasaan.

Dan bertemu dengan Nara adalah suatu kesenangan, Juan pikir ketika keduanya menjalin hubungan tidak akan ada kata insecure ataupun overthinking karna keduanya akan saling menjaga satu sama lain.

Juan dan Nara sama-sama tidak suka akan drama percintaan.

Juan tidak suka seseorang yang memancing akan orang ketiga, dan Nara sangat ahli mejaga perasaan orang lain.

Tugas Juan hanya satu, bisa membuat Nara merasakan perasaan yang sama kepadanya.

Seperti hari-hari biasa, Nara pulang sekolah dengan berjalan kaki sambil mendengarkan lagu dari mp3 nya. Tak mendengar bahwa ada deruh motor yang mengikutinya di belakang.

Juan.

Laki-laki dengan motor berwarna hitam itu mengendarai motornya pelan, mengusahakan agar Nara tidak menyadari atensinya.

Jika Nara tidak ingin diantar pulang, maka Juan akan membuat mereka pulang bersama dengan versinya.













Mrs. Crush.

Ini sebenarnya relationship idaman gue sih hehe. Pengen aja gitu bisa dapet pasangan yang tegas, ngga sok friendly sama sembarangan orang. Biar ngga overthinking.

Mrs. Crush (REVISI) | EunKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang