empat

1.7K 163 21
                                    

Ayam tetangga sudah mulai berkokok menandakan tengah malam sudah terlewat, tapi itu tak membuat Haechan gelisah, ia kenal betul bapaknya, ia pasti akan pulang seperempat jam sebelum matahari benar benar menunjukkan sinarnya, jadi ia tak perlu gugup untuk mengantarkan kekasihnya pulang.

kekasih? Ya di sela sela mereka melakukan kegiatan ranjang, Haechan menyatakan perasaannya pada Renjun, dan dengan mudahnya Renjun menerima itu, mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih dari satu jam yang lalu.

"Haechan" Haechan melirik Renjun dengan ekor matanya yang berbaring di atas dadanya "hm?" ia bergumam menjawab panggilan Renjun, tak merasa geli meskipun Renjun menggerakan telunjuknya membuat pola asal di atas dada Haechan yang bahkan belum bidang.

"jawab jujur ya, kamu udah ngelakuin kaya gini sama siapa saja?" Haechan tau apa maksud kata gini yang di katakan Renjun "kamu yang kedua kalinya" Renjun mendongkak cepat menatap Haechan, tak percaya bahwa dirinya bukanlah satu satunya yang pernah merasakan Haechan "ini yang kedua kalinya sama kamu" tapi sebelum amarah Renjun meledak, Haechan segera menyelanya, membuat pipi Renjun panas, dan kembali berbaring nyaman di dada Haechan.

"mau pulang kapan?" anak nakal seperti Haechan juga memikirkan pasanganya, jika ia tak segera mengantarkan pulang Renjun dan berakhir kepergok ayahnya pastinya ia tidak akan yakin akan melihat mata hari terbit esok hari, juga Renjun yang pastinya akan dicari oleh pengawal pengawal nya ke seluruh dunia pun jika sampai ia tak ketemu.

"hm, sebentar lagi" Haechan mengusap lengan kecil Renjun, mengecupi kepala kekasihnya sayang "nanti kamu dicariin ayo pulang" dan mau tidak mau Renjun mengangguk, ia tak mau di buang oleh keluarganya kalau ketahuan keluar malam tanpa ijin, ia belum siap jadi yatim piatu dan hidup miskin.

Renjun memakai pakainya seperti semula, dan berkaca menggunakan cermin Haechan yang bahkan sudah tak berbentuk lagi, ia membenahi rambutnya agar tak terlalu berantakan, melihat Haechan yang sudah rapi berdiri di ambang pintu siap mengantarkannya pulang.

Mereka berjalan santai sambil bergandengan tak mempunyai firasat buruk apapun yang menanti mereka, mereka tak menyadari bahwa rumah besar wali kota tengah sibuk bertanya tanya kemana tuan mudanya pergi.

Sampai mereka sudah memasuki pekarangan rumah Renjun, dan Haechan yang akan memasang tangganya, tiba tiba tepat dari jendela kamar Renjun, lampu senter menyoroti mereka berdua, tepat di wajah Haechan membuat Haechan menyipit kan matanya terasa pegal.

Renjun gemetar, ia tak menyangka acara kaburnya kali ini akan terciduk "ayah.." Renjun bergumam pelan, dan Haechan juga merasakan hal yang sama, ia lemas ingin pingsan saja, tapi kakinya tak mau jatuh agar ia bisa ambruk dan pura pura pingsan, ia tetap berdiri kokoh seperti tak ada apa apa.

"Huang Renjun!"











Dan orang rumahan sudah berlari tergopoh gopoh menemui mereka yang masih berdiri kaku di samping rumah, Haechan tak tau harus apa, ini pertama kalinya ia berurusan dengan pak wali kota, dan sialnya urusannya adalah membawa kabur anaknya, ia pasrah jika setelah ini harus dilemparkan ke sungai penuh buaya.

"huang Renjun dari mana saja kau?! Siapa pria itu?" itu pak wali kota, tubuh Haechan sudah keringat dingin, apalagi ketika pengawal pengawal nya berdiri di belakang wali kotanya berjumlah lebih dari lima, jangan lupakan tatapan tajam kakak Renjun menusuk matanya.

"ya ampun sayang, kalau kau ingin bermain jangan malam malam begini, kau bilang kau sakit perut kenapa kabur kabur dari rumah?" wanita penuh kasih itu mendekati Renjun dan menggandeng lenganya, itu ibu Renjun, "kau siapa?" dan saat ibu wali kota menatap Haechan dengan penuh tanda tanya, Haechan seperti merasa ajal sudah dekat dengannya "dia teman ku bu" Hacehan beralih menatap Renjun, detak jantungnya sedikit membaik "benar kah begitu nak? Ibu ingin mendengar nya dari mu" Haechan menatap mata istri dari wali kota nya, dengan hati yang bimbang ia bersuara "iya benar nyonya, saya teman Huang Renjun" dan mata Haechan kembali bergulir pada ayah Renjun, para pengawalnya, dan Huang Xuxi kakak Renjun.

"apa yang kalian lakukan di malam hari seperti ini?"

.







.









HyuckRen (HaechanxRenjun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang