Rumah berlantai satu dengan desain sederhana dan sudah tampak mulai tampak lapuk dimakan waktu.walaupun begitu,Terlihat begitu asri bahkan nyaman dipandang mata dan juga begitu terawat.rumah yang terletak di antara banyaknya rumah penduduk itu terlihat paling kecil,Tapi membawa kesan yang berbeda.Lebih lagi,penghuni rumah itu adalah seseorang yang dikenal baik oleh warga sekitar.
Seorang gadis terlihat menyibukkan diri di dapur sederhana miliknya pagi itu, Sedangkan sang nenek tengah duduk di kursi santai miliknya tidak jauh dari dapur menghadap halaman belakang yang penuh Tanaman Buah dan sayur hasil buah tangan mereka berdua pastinya.
Di rumah itu hanya di tinggali oleh mereka berdua,Sang nenek yang sudah lanjut usia bernama Denara Dirgahayu dan sang cucu yang awal tahun baru dua bulan yang lalu telah berusia 18 tahun, Lousiana Pricilla.
Dengan Dress selutut bewarna Putih dengan motif bunga musim gugur itu terlihat cantik dikenakan oleh gadis dengan Tinggi 162 tersebut,rambut yang telah di kuncir dengan rapi terlihat terombang-ambing mengikuti setiap langkahnya Membawa lauk-pauk hasil masakannya pagi itu ke meja makan, Bibir kecil semerah ceri itu melengkung dengan indah dengan senandung kecil sebagai penyemangat kegiatannya.
"Nenek semuanya sudah siap,sudah waktunya sarapan." Suaranya mengalun dengan indah memanggil sang nenek yang kini mulai beranjak mendekat ke meja makan dengan tongkatnya.
Mereka mulai mengambil posisi untuk melaksanakan makan bersama pagi itu,tidak lupa doa bersama yang tentu saja di pimpin oleh Sang nenek.
"Mau langsung ketempat kerja setelah ini?." tanya Denara setelah melihat tas ransel milik lusi di kursi yang kosong.
"Iya nek,hari ini Lusi akan langsung berangkat ke kafetaria setelah sarapan. lusi janji akan pulang cepat,makan siang dan obat nenek sudah lusi siapkan."
Denara terlihat menghela nafas pelan mendengar penuturan lusi,Menatap cucunya itu dengan pandangan yang begitu dalam seperti biasanya.
"Kamu sebenarnya tidak perlu bekerja lusi,kamu hanya perlu fokus untuk sekolah dan menjaga kesehatan kamu. Nenek masih memiliki simpanan yang cukup untuk kehidupan kita sampai kamu lulus sekolah bahkan kerja."
Sebenarnya Denara kerap mengeluhkan hal ini sejak satu tahun yang lalu dimana lusi mengambil keputusan untuk bekerja paruh waktu,Tapi anak itu tetap dengan keputusan yang sama sekali tidak berubah.Denara hanya khawatir Lusi akan kelelahan dan tidak bisa mengatur waktunya dengan sekolahnya.
"Lusi akan tetap memberikan jawaban yang sama,Nenek tidak perlu khawatir. Ini kemauan Lusi sendiri,Dan lusi bisa menghadapi dan melakukannya.Uang yang nenek simpan kita bisa gunakan dilain waktu,nenek tidak perlu mengkhawatirkan apapun itu."
Kalimat itu juga selalu lusi ucapkan setiap Sang nenek mengeluhkan agar Ia berhenti bekerja,Lusi hanya menyukai apa yang ia lakukan selama ini sejak ia mendapat izin bekerja walaupun masih berstatus pelajar.
"Seandainya kita bisa menemukan keluarga kandung kamu,kamu-"
" Cukup nek!."
Lusi tahu ia salah karena telah menghentikan kalimat Sang nenek dengan suara yang sedikit ia tinggikan, tapi ia juga cukup tahu kemana arah pembicaraan Sang nenek.Dan ia sangat sensitif akan hal itu.
"Lusi sudah mengatakan ini sama nenek,Tidak perlu mengungkit apapun lagi tentang apa yang akan nenek bicarakan."Lusi menghela nafas pelan yang turut menenangkan Dirinya." lusi berangkat,Nenek jangan lupa untuk minum obat nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
L O U S I A N A : A World Of lusi
Teen FictionHanya menceritakan Kehidupan seorang gadis remaja dengan Garis wajah lembutnya,Lousiana Pricilla. Kehidupan seorang lusi terbilang sederhana,tapi cukup membuatnya begitu sangat bahagiah.Sejak kecil Yang bersamanya Hanya sang nenek yang menjadi satu...