Chapter 2

99 16 34
                                    

Pagi harinya pada saat mereka sarapan Yabu mengoceh tidak henti padanya membuat Yuto malas pulang ke rumah. Sekarang sudah pukul 7 malam dan Yuto yang kelaparan sedang memilih ramen di sebuah minimarket.

“Ramen tidak baik bagi kesehatanmu.”

Mulutnya sedikit terbuka melihat siapa yang berada di belakangnya. Itu adalah Yamada, dosennya. Pakaian yang dikenakannya berbeda dari yang biasa Yuto lihat, kemeja dan trouser yang biasa dipakainya berganti dengan hoodie dan skinny jeans.

“Yamada sensei?”

“Halo Nakajima-kun…aku tidak menyangka kita akan bertemu di sini.”

“A—ah…saya duluan sensei.”

“Bagaimana kalau makan malam di apartemen sensei?”

“Eh?”

Sekarang dia sudah berada di apartemen dosennya yang ternyata berada dekat kampus. Apartemen Yamada tidak terlalu besar namun terlihat sangat artistik.

“Sensei, saya pulang saja.”

“Hmm?”

“Saya merasa tidak enak.”

“Nakajima-kun tenang saja, aku hanya sendirian di sini jadi tidak apa-apa.”

‘Justru itu.’ batin Yuto miris

Memang mereka bisa dibilang cukup dekat semenjak Yuto telat masuk ke kelas Yamada saat itu. Yamada seperti menjadikannya seperti asisten di kelas yang dia ajar karena jika ada informasi apapun Yuto lah yang akan diberitahunya untuk menyebarkannya pada mahasiswa lain.

“Ini, maaf membuatmu menunggu lama.” Yamada menyimpan tonkatsu nabe di hadapan Yuto.

Yuto yakin ini hanya kebetulan saja tapi tonkatsu nabe adalah makanan kesukaannya. Awalnya dia ragu untuk menyuapkan makanan itu namun melihat senyum manis dosennya akhirnya dia memberanikan diri. Itu adalah tonkatsu nabe terenak yang pernah dia makan.

“Bagaimana dengan kuliahmu? Apa ada yang tidak kau mengerti? Sensei akan membantumu.”

“Semuanya baik-baik saja.”

Bahkan ayahnya tidak pernah menanyakan hal itu. Kenapa Yamada yang notabenenya adalah orang asing begitu perhatian padanya?

“Ne sensei…”

“Hmm?”

“Kenapa sensei begitu baik pada saya? Apa sensei memperlakukan semua mahasiswamu seperti ini?”

“Tentu saja tidak, aku hanya ingin lebih dekat denganmu, Nakajima-kun.”

Jawaban Yamada membuat Yuto tersedak makanan yang tengah ditelannya. Dengan segera lelaki yang lebih tua itu mendekatinya dan menepuk pelan punggungnya.

“Kau baik-baik saja?”

Dari jarak yang sedekat ini dia bisa mencium wangi yang terkuar dari tubuh Yamada. Jika Yamada terus memperlakukannya seperti ini, dia bisa benar-benar jatuh padanya.

Semenjak saat itu entah kenapa Yamada jadi sering berada di sekitarnya. Seperti saat ini Yuto sedang lari dari kejaran berandalan dan menabrak seseorang yang ternyata adalah dosennya.

“Jadi kau suka berkelahi?”

“U—um..”

“Kau tenang saja, sensei akan merahasiakannya.”

“Terima kasih sensei.”

“Duduklah, sensei akan mengobati lukamu.”

Yuto menatap penuh kagum pada Yamada yang tengah fokus mengobati luka di wajahnya. Ini baru pertama kalinya orang selain Yuya dan Yuko mengobati lukanya.

[AU] SwevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang