Chapter 3

82 14 12
                                    

Yuto tidak menyangka akan bertemu dengan Yamada di red district. Pemuda tinggi bersurai hitam pekat itu tengah mengobrol bersama dengan pemuda lain yang seusia dengannya. Yamada sendiri baru pulang dari pelatihan bersama rekan dosennya dan betapa terkejutnya dia menemukan adik kekasihnya di sana.

“Nakajima-kun?”

“Sensei?”

Tatapan Yamada teralih pada rokok yang ada di tangan kanan pemuda itu yang segera dibuang oleh Yuto.

“Apa yang kau lakukan di sini?”

“A—aku….”

“Ini sudah malam, keluargamu pasti khawatir.”

“Tidak ada yang peduli denganku.”

“Ayo pulang.”

Yamada menarik tangan besar Yuto lalu memberhentikan taksi dan membawa Yuto ke apartemennya. Dia sendiri tidak mengerti kenapa hatinya sakit melihat tatapan redup mata sayu itu dan juga nada lirih ketika dia berbicara.

“Kenapa sensei begitu baik padaku? Aku bukan siapa-siapa untukmu kan?”

Lama Yamada hanya terdiam, dia menelan kata ‘Karena kau adalah adik kekasihku,’ yang keluar dari mulutnya adalah “Bukankah aku sudah mengatakannya? Karena aku ingin lebih dekat dengan Nakajima-kun.”

“Jika sensei terus bersikap seperti ini aku akan semakin jatuh ci—“ ucapan Yuto terpotong oleh suara pintu apartemen Yamada yang terbuka, dia mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan langsung bertemu pandang dengan orang yang tidak dia sangka.

Hey, baby.” sapa lelaki berkulit tanned itu lalu membungkukan tubuhnya dan mencium Yamada tepat di depan matanya

“Eh? Yuto ada di sini? maaf nii-chan tidak melihatmu.”

Yuto bersumpah dia melihat Yuya menyeringai puas padanya sebelum kembali mencium Yamada, kali ini di keningnya yang dibalas senyuman lembut oleh Yamada.

“Ah, Yuto pasti bingung yah? Sebenarnya Ryosuke adalah pacar nii-chan, kami akan menikah sebentar lagi.” Yuya duduk di samping Yamada lalu merangkul bahu lelaki itu, “Maaf nii-chan tidak memberitahumu, mungkin Yuto bertanya kenapa Ryosuke sangat baik padamu di kampus? Itu karena nii-chan memintanya untuk menjagamu, yah kau tahu karena dia akan menjadi kakak iparmu jadi nii-chan ingin kalian lebih dekat.”

Yuto tidak menyukai nada bicara yang digunakan kakaknya begitu juga dengan tatapan benci yang diberikan lelaki itu. Sekarang semuanya jelas, sekarang dia mengerti kenapa sikap Yuya tiba-tiba berubah padanya.

‘Tentu saja Nakajima Yuto karena kau terang-terangan mengatakan pada kakakmu bahwa kau menyukai pacarnya,’ Yuto meremat hoodie yang dikenakannya, ‘Tapi kan saat itu aku tidak tahu kalau Yamada sensei adalah pacar Yuya-nii.’

“Aku tidur di sini ya, baby. Aku merindukanmu.” bisik Yuya pada kekasihnya yang masih bisa didengar oleh Yuto dengan jelas.

“Yamada sensei, Yuya-nii…aku….aku mau pulang dulu.” Yuto beranjak dari kursi yang dia duduki, dia tidak ingin berlama-lama di sana. Hatinya sudah sakit, mau seperti apa lagi nanti?

“Ini sudah malam Nakajima-kun, menginap di sini saja yah?” Sentuhan tangan Yamada pada tangannya terasa hangat dan menenangkan namun tatapan yang diberikan Yuya terasa dingin dan menakutkan.

“Tidak apa-apa, aku tidak mau mengganggu kalian.”

“Kau tidak mengganggu, iya kan Yuya?”

Yuya terlihat ingin menyangkal perkataan Yamada namun dia malah memberikan senyum pahit. Yuto tidak bisa berbuat apa-apa karena Yamada menarik tangannya dan memberinya tatapan damai yang sangat menghanyutkan.

[AU] SwevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang