Mama akhirnya merasa senang karena Dina kembali ke rumah. Seakan berharap pertemuan ini akan berjalan sesuai rencana.
"Perkenalkan Dina. Ini Tian. Anak pak Bagus dari perusahaan J-Key," kenal mama pada Dina. Dina memperhatikan Tian dengan malas.
Cih! Ngapain dia pake senyum-senyum segala sih, desis Dina pelan."Hei Dina. Aku Tian. Senang melihat kamu," ujarnya santai.
Dina menyambut tangan Tian sebentar dan segera melepasnya. Dina sangat bosan dengan pertemuan yang diatur mamanya terus.
"Tian tante tinggal dulu ya. Kalian bisa ngobrol berdua. Dah," ucap mama dan hanya meninggalkan Dina dengan Tian. Suasana seketika hening.
"Din, kamu mau jalan sebentar sama aku keluar?" tanya Tian tiba-tiba. Mungkin dia juga kebingungan menghadapi Dina yang hanya cuek dan bermuka masam.
"Mau kemana sih? Gue nggak mau kemana-mana," jawab Dina sebal.
Tian menjadi kikuk dan berusaha mencari topik. "Kamu dari SMA Martha 1 kan? Aku dulu sekelas sama kamu. Masih inget?" tanya Tian memulai pembicaraan.
Dina mencoba mengingat kembali masa dia sekolah dulu. Namun dia malah tidak bisa mengingat semua nama di kelasnya dulu.
"Nggak! Gue nggak inget," ucap Dina keras. Huft, bosen banget gue sama nih cowok. Nggak seru banget topiknya, keluh Dina dalam hati.
Karena merasa bosan, Dina mengambil ponselnya dan membalas pesan yang bertumpuk. Kemudian memainkan game tanpa peduli apapun.
"Wah! Kamu main game itu juga? Kebetulan aku sudah jadi King loh di gamenya," ucapnya bangga.
Dina menolehkan kepalanya sebentar dan menghentikan gamenya.
"Loh? Lo juga suka maen game ini? Gue masih jadi Warrior susah banget abisnya... " cerita Dina menyambut ucapan Tian.
"Gampang kok! Kamu harus kumpulin senjata dan menyerang di titik terlemahnya. Sini aku coba bantuin," tawarnya dan Dina langsung memberikan ponselnya.
Dina kaget melihat Tian main dengan sangat cepat.
YOU ARE KING!
Akhirnya aku sampai level King juga, yeay! Kata Dina kencang. Sekarang Tian merasa Dina mulai mau berinteraksi dengannya.
"Makasih ya lo udah mau bantuin gue main game. Sekarang gue gantian mau nurutin permintaan lo tadi deh. Yuk cabut." Dina seketika langsung berdiri dan berjalan menuju halaman rumahnya dan pergi bersama Tian.
----
Halo para reader :)
Maaf ya aku updatenya sedikit dulu karena sambil mempersiapkan ujian.
Jangan lupa vote dan komen ya 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN RUMAH KEDUA
General FictionDina adalah perempuan yang tidak pernah bisa mempercayai sesuatu yang namanya cinta. Baginya, hal tersebut hanya bisa menyakitinya lagi dan lagi. Hingga akhirnya dia menikah dengan seseorang yang dia bisa percaya. Pernikahan menguji kepercayaan akan...