Part. 1.1

17 1 2
                                    

Seperti yang kuduga semenjak tadi pagi , pekerjaanku hari ini pastinya akan menguras energi otak dan fisikku .

Beberapa data laporan yang 'diwariskan' oleh atasanku yang resign beberapa hari lalu membuatku mumet .

"Ah , hancur banget sih ini. Kenapa nggak di compare dari awal sih ?" aku menggerutu sambil menandai kolom laporan yang harus aku revisi di komputer kerjaku .

"Astaghfirullah , Yaa Allah sabarkan hamba-Mu ini," ucapku saat merasa hatiku mulai meledakkan aura emosi yang berasal dari pikiran yang pusing serta hati yang panas.

Aku berhenti sejenak merevisi data itu . Aku beranjak dari kursi kerjaku menuju dispenser yang letaknya hanya sekitar 3 meter disebelah kiri meja kerjaku .

Kuambil gelas dan menaruhnya diatas meja kecil berwarna cokelat tua disamping dispenser, lalu kutuangkan sesendok kopi dan gula kedalam gelas .

"Cuuur"

Air panas bagai air terjun yang mengucur dari keran dispenser dan perlahan mengisi penuh gelas kopiku . Sementara semerbak aroma kopi hitam tanpa izin langsung memadu dengan udara sekitar ruangan kerjaku .

Aku lalu menuju keluar ruang kerjaku , lalu duduk di bangku kayu yang dibuat menempel ke dinding kayu bengkirai berwarna hijau tua yang merupakan bagian depan kantorku .

"Aah .. Nikmatnya," seruku sambil duduk di bangku itu .

Aku mengambil smartphone-ku dan mulai membuka aplikasi Facebook untuk mencari informasi mengenai cara beternak ikan Nila, karena sementara ini aku juga sedang memulai merintis usaha kolam ikan kecil-kecilan .

Aku terus menggeser layar smartphone-ku .

Aku berhenti setelah berhadapan dengan postingan Shinta yang telah meng-upload foto dirinya bersama Suci di Facebook .

"Dijual . Topinya , bukan orangnya," bunyi Shinta dalam caption fotonya tersebut.

Aku dan Shinta memang sudah berteman di Facebook semenjak beberapa bulan lalu . Tapi pada dunia nyata sebenarnya kami belum pernah membuka obrolan sekali pun . Yah, walaupun Shinta kelihatannya cukup friendly , namun itu tak menjadi alasan tepat untuk orang pemalu sepertiku mendekatinya .

Agak lama aku memandang foto mereka berdua .

Entah apa yang aku pikirkan. Pengaruh beban data tadi membuat kinerja otakku sepertinya tersendat . Walaupun aku cukup lama memandang foto mereka, tapi sebenarnya aku tidak memikirkan apa-apa tentang mereka.

Kelihatannya aku cukup stress dengan pekerjaan hari ini

***

Menyulap Rasa, Meraih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang