02-Posesif

50 12 0
                                    

Aku tengah berfikir, apakah hidupku akan terus berjalan ketika orang-orang yang membuatku percaya diri perlahan mulai berubah?
_Allea Zielthamara_

_________________________________________

Bel pulang sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu, tetapi Afgar tak kunjung datang menjemputnya. Lea terlihat tampak jenuh, ia tengah duduk di tempat parkiran.

"Kemana sih?! Di telpon nggak diangkat, tumben banget telat jemput kayak gini." gerutunya tak pada siapa-siapa.

Baru saja Lea ingin menelpon kakaknya lagi, tiba-tiba saja terdengar suara derum motor yang menuju ke arahnya.

"Naik!" titah lelaki itu dengan wajah datar.

Sumpah demi apapun Lea tampak dibuat cengo. Pasalnya ia tak percaya dengan lelaki yang mengajaknya ini, mimpi apa Lea semalam.

Lelaki itu berdecak kesal. "Ck! Lo punya telinga kan?"

Aaaaa suara beratnya itu membuat Lea beberapa kali menelan salivnya. Benar-benar tak bisa di percaya.

"A-anu, Kak. Memangnya nggak ngerepotin?"

"Gue bilang naik ya naik! Jangan banyak tanya." detik berikutnya Lea segera menaiki jok motor tanpa bersuara lagi.

Jantungnya tengah bergetar hebat. Kakak kelas yang dikaguminya semenjak MPLS, dan kini mengajaknya untuk pulang bersama? Lucu sekali. Padahal sudah hampir 2 tahun cintanya tak pernah terbalas, bahkan tak pernah diungkapkan. Hanya sebatas mengagumi dalam diam.

Rafaell Reynaldi Bakhtiar. Ketua osis sekaligus kapten basket SMA GEMILANG, siapa yang tak mengenal most wanted ini? Wajahnya tak kalah tampan dari Reza. Namun sikapnya memang sangat berbanding terbalik, jika Reza adalah seorang most wanted yang gila akan semua hal. Maka Rafaell adalah seorang most wanted yang bodoamatan terhadap sesuatu yang menurutnya tak penting.

Rafaell memasuki gerbang rumah Lea dan berhenti tepat di pekarangan itu. Mata Lea membulat untuk kesekian kalinya, bagaimana kakak kelasnya ini bisa mengetahui rumahnya? Bukankah sebelumnya ia tak pernah berkunjung kesini?

"Turun!" Lea segera turun dari jok motor, sementara Rafaell langsung memutar balik arah motornya.

"Tunggu, Kak."

"Apa?"

"Ma-makasih,"

"Ya." kemudian motornya segera melesat jauh dari pekarangan rumah.

Lea memutar bola matanya malas. "Cowok aneh! Padahal tadi ngajak pulang bareng, tapi kok cuek? Udah gitu mukanya Flat banget, sebenernya dia niat nganterin gue pulang nggak sih? Dasar iceboy!" umpatnya tak pada siapa-siapa.

"Rumah kok sepi banget, apa Bang Afgar masih di kantor ya? Bi Ina kenapa lama banget sih cutinya?" monolognya sembari melangkahkan kakinya memasuki pintu rumah.

Baru saja ia duduk di atas sofa, suara mobil terdengar tengah berparkir dari arah luar.

Afgar mendekati adiknya. "Kenapa nggak nungguin Abang?"

Lea berdecak. "Ck! Lama,"

"Pulang sama siapa?"

Mysterious StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang