Chapter. 1

24 6 2
                                    

Rochester, New York. Pukul 10.00
Disetiap detik, menit, dan berjam-jam. Waktu yang ku punya semakin membuat ku bertambah tua. Aku adalah Huilen Biers, 18th. Aku tinggal bersama Ibuku disebuah rumah baru bergaya klasik yang cukup untuk kami berdua. Aku baru saja pindah di sini, yang tadinya kami berada di Los Angeles, California. Ibu meminta ku untuk ikut dengan nya, hidup bersama nya setelah bercerai dengan Ayah.

Hari ini aku tak berangkat ke sekolah baruku. Karena barang-barang masih tertumpuk banyak.

"Uh," keluh ku dengan mata yang tertutup di atas ranjang. Diriku mulai bangkit dari ranjang, dan segera pergi menuju kamar mandi. Ku tatap wajah ku yang memantul di kaca, tampak seperti wajah yang diserbu oleh kerumunan orang karena nampak bengkak. Ku usap wajah ku dengan air yang begitu segar.

"Kau sudah bangun?" sapa Ibu ku di pagi hari. Nyonya Alice ku tercinta. "Yeah, lihatlah Ibu, wajah ku sangat buruk" ucapku sembari melihat Ibuku yang sibuk menata kasur ku. Oh tidak, aku ini sangat pemalas dan tidak berbakti. Ku pikir begitu.

"Cepatlah keluar! Sarapan mu sudah ada di meja" ujar nya seraya keluar dari kamar ku.

"Baiklah.. Huh! Semangat untuk hari ini"

Aku berjalan keluar kamar menuju dapur ku. Tampak tersiap sepiring omelet, lalu roti bakar keju mozzarella ditambah lagi salad disamping nya. Dengan jus sebagai minumnya. Kulihat Ibuku tengah sibuk dengan roti bakar keju miliknya.

"Apakah besok aku mulai bersekolah?"

"Ya, tapi Huilen tolonglah telan dulu makanan mu itu"

Aku mengangguk tanpa melihat nya.

"Kau akan berangkat dengan motor yang ada di depan, lihatlah!"

Dengan girang aku segera berlari keluar, tapi terhenti ketika melihat motor baruku. Aku menemui sebuah scooter besar. Yang mungkin jika ku naiki akan terlihat seperti aku dilahap oleh itu. Agak terkejut.

Aku kembali masuk ke dalam rumah.

"Kau suka?"

Dengan sangat terpaksa aku menganggukan kepala ku yang kali ini melihatnya, ditambah dengan senyuman yang tak ingin ku buat.

"Syukurlah,"

"Tapi bu, aku akan seperti tertelan jika menaikinya. Aku ini kecil"

"Jangan banyak alasan, Huilen"

Uh, aku tak bisa menolak.

A ROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang