Part 2

87 50 25
                                    

Sementara itu, di ruangan yang megah dan besar tampak seorang pria yang berkutat dengan berkasnya. Tatapan yang dingin dan menusuk itu membuat siapa saja pasti ketakutan saat melihatnya. Tangan yang berurat, badan yang tegap dan rahang yang kokoh. Membuatnya selalu mendapat tatapan yang memuja bagi kaum hawa. Banyak yang ingin mendekati dan merayunya. Bahkan, ada yang bersedia untuk menghangatkan ranjangnya. Tapi, mark tidak peduli sedikit pun. Karena baginya wanita adalah hama yang menjijikkan.

Mark yang tengah berkonsentrasi mengenai berkasnya, tiba-tiba dikejutkan dengan pintu yang dibuka secara kasar.

*Brakkkkk*

"Shit...." Mark mengumpat keras.

Dengan tatapan tajam, mark menatap sang empu yang membuka pintu tersebut. Dia adalah Lucas. Tanpa permisi lucas menghampiri Mark.

"Mark kau harus menolongku, aku tak tahu harus minta tolong kepada siapa lagi. Ayolah... Hanya kau yang bisa membantuku," celoteh lucas tanpa henti.

"Kau merusak hariku lucas, apa kau tidak lihat aku sedang sibuk?, Urusi urusanmu sendiri."

Mark melirik lucas dengan tajam. Bagai monster yang siap melahap mangsanya. Lucas yang tau ditatap, hanya acuh tak menanggapinya. Lucas tau sifat Mark, karena mereka berteman sudah sangat lama.

"Ayolah... Sekali ini saja. Kau harus mau. Nayun mengajakku dan kau untuk bertemu di cafe. Kau tahu sendiri kan, nayun selalu ingin bertemu denganmu. Jika tidak, dia akan mengancamku. Nayun akan memberi tau daddy mengenai kelakuanku. Aku tidak mau namaku dicoret dari kartu keluarga." Ucap lucas dengan nada memelas.

Shit! Mark mengumpat dalam hati

Mark bingung, dia tidak bisa mengelak permintaan lucas yang sudah ditolaknya beberapa kali. Ini gara-gara pertemuan yang tidak sengaja dengan nayun. Kalau saja dia tidak bertemu wanita itu, pasti dia tidak mendapatkan hal yang merepotkan mengganggu pekerjaannya.

"Bilang saja aku sibuk, aku malas meladeninya."

"Kau benar-benar menyebalkan Mark. Kita berteman sudah lama, bertemulah dengannya. Bilang kalau kau tidak menyukainya, kan beres...."

Tanpa aba-aba, mark langsung menggeser kursinya dan mengambil jas yang menggantung di dekatnya.

"Apa kau hanya akan diam saja disitu? Sampai kapan kau menatapku? Lihat, ada lalat yang mau masuk ke mulutmu!" Mark berjalan keluar pintu.

"Aigoooo... Aku tidak percaya, kau mau ikut denganku. Terima kasih Mark, kau memang sahabat terbaikku." Lucas berjalan mengikuti mark dari belakang.

Mark hanya menatap jengah Lucas. Kalau bukan sahabatnya, lucas pasti akan di buang dihutan. Agar dia tidak mengganggunya lagi.

Mereka berduapun turun dengan menaiki lift. Sampai di lobi, para karyawan tak hentinya menatap kagum dengan mereka. Mereka berdua bagai malaikat tampan yang memukau.

.
.
.
.
.
Haii... Makasih yg udh mampir
Jangan lupa vote, komen, dan follow author @kimicha09
Vote dan komen kalian sangat berharga bagi saya hihi^^
Jika ada kesalahan penulisan atau typo harap maklum yaa author juga manusia hehe:")

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CEO Muda [Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang