Louder Than Bombs

294 29 23
                                    

Malam tiba. Awan-awan menutup langit hitam, dan bulan tampak tersenyum kepada bumi.

Malam hari, dimana Jungkook akan berjalan sebentar dan menikmati angin malam dengan sembunyi. Tas kecil juga ia bawa, untuk obat-obatan dan perban, air minum, dan juga dia kadang menemukan beberapa barang-barang yang menarik perhatiannya.

Jungkook tidak seharusnya keluar dari istana itu. Entah apa alasan ayahnya mengurungnya lebih lama dari saudara-saudaranya.

Jeon Jungkook, anak kedua dan juga pangeran dari kerajaan Jeon. Anak yang brilian, pendiam, dan sedikit naif. Hidup dalam penjagaan ketat ayahnya, ia merasa sesak.

Kakak dan adiknya mencoba untuk menghiburnya. Kadang, mereka meninggalkan jadwal mereka seperti biasa dan menemani Jungkook sesering mungkin.

Jungkook akhirnya sering keluar pada malam hari, dengan bantuan saudaranya dan juga satu penjaga yang cukup baik untuk merahasiakan semuanya.

Penjaga tersebut selalu mengingatkan Jungkook bertapa berbahayanya di luar istana. Bukan, Jungkook cukup yakin hewan liar seperti beruang akan membunuhnya, tapi bukan itu alasannya.

Ada penjahat kelas berat sedang berkeliaran, dan Raja Jeon mencoba menangkapnya. Ia tak mau anak-anaknya mati di tangan penjahat, yang juga lolos karena kelalaiannya dalam menjaganya.

Hampir tiga tahun, dan sang raja frustasi. Kriminal tersebut sangat hebat dalam permainan lari dan sembunyi ini.

Kali ini Jungkook berjalan cukup jauh dari istana. Angin malam berhembus menerpa wajah manisnya, membelai helai rambut merahnya.

Ia mengeratkan tudung nya, tersenyum karena walau udaranya dingin, tapi terasa segar untuknya.

Ia berjalan cukup jauh, dan mendapati satu rumah kecil yang terisolasi dari lainnya. Ia tak tahu kalau ada rumah yang tak memiliki tetangga seperti yang satu ini. Ia berjalan melewatinya, tak terlalu memikirkan rumah itu lebih lama.

Dia akan mengeceknya besok malam.

Ia berbelok, ke arah hutan. Menghela napas, dia mempersiapkan dirinya. Ia sering membawa pulang beberapa beri dari hutan. Beri-beri itu aman untuk di konsumsi, dan sangat lezat. Ia sering memberikannya pada adiknya.

Jungkook terkejut melihat seseorang disana, duduk di tanah dan memegang perutnya dan menggerutu pada dirinya sendiri.

"...Sial sekali. Aku bisa mati kehabisan darah seperti ini... kan?"

Dia menghampirinya dengan pelan, "Permisi-"

Orang itu mengangkat kepalanya, ekspresi terkejut jelas terlihat di wajahnya. Jungkook terkejut ketika mendapati si kriminal, Min Yoongi, duduk dan menatapnya.

Yoongi tak mengatakan apa-apa. Ia tak menyangka akan ada yang datang ke hutan ini.

"Kau... Kau terluka?"

Yoongi meneguk ludahnya. Apa orang ini tak mengenal dirinya? Kenapa dia tak berteriak meminta tolong? Dan malah menunduk, mencoba menolongnya?

Jungkook membuka tudung nya, membiarkan Yoongi menikmati warna rambut merahnya. Ia masih menatapnya dengan khawatir.

"Biar kubantu."

Yoongi meringis, merasa bahwa hidupnya akan berakhir tak lama lagi. Jungkook dengan mudah mengangkat tubuhnya di punggungnya, dan mulai berjalan. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher Jungkook secara otomatis.

Tidak seharusnya dia menyerah seperti ini. Atau selemah ini. Biasanya, dia yang akan menusuk seseorang dengan benda tajam dan membiarkan mereka mati disana.

Louder Than BombsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang