PB 3

71 6 0
                                    

Cuaca cerah hari ini membuat SMA Taruna yang menjadi salah satu sekolah favorit di Jakarta ini semakin indah di pandang.

Namun, sayangnya sekolah ini tercemar perihal pembunuhan.

"Tadi malem lo buang kemana mayatnya?"

Dasya yang sedang melahap sarapannya itu menoleh ke arah Dendra. "Dimakan om Fano," ucapnya.

"Oh...."

Sedetik kemudian.

"Hah?"

Dasya tersedak. Ia spontan meneguk air minum di botol yang ada di atas mejanya.

"Ni cowo jarang gosok gigi apa begimane, mulutnya bau jengki banget dah."

Dasya mengatur napasnya perlahan. "Emang kenapa?" tanyanya.

"Lo ngasih tuh mayat ke om gue? Lo ngesupport dia jadi cannibal hah?"

"Dasya 'kan nggak tau harus buang mayatnya kemana."

Dendra berdecak. Dia tidak habis pikir dengan kelakuan Dasya yang benar-benar ceroboh.

"Kalo om gue makan lo gimana?"

"Om Fano 'kan cuma makan manusia yang udah dipotong-potong," ucap Dasya enteng.

"Ya kalo manusia yang masih hidup nggak mungkin dia makan Dasya!"

Sebenarnya Dasya tidak bodoh ataupun bego. Dia hanya lemot. Otaknya lamban berpikir. Mungkin karena sudah sering memikirkan siapa yang menjadi korban Dendra selanjutnya.

"Besok ada treatment?"

Dasya, gadis pengidap leukemia akut ini memang harus menjalani treatment di setiap minggunya. Pastinya, ada Dendra yang slalu menemaninya.

"Ada."

Ini yang Dasya takutkan. Sebab, seseorang yang slalu mengajarkannya treatment ini pasti terbunuh di malam harinya.

"Kamu jangan bunuh susternya lagi ya?"

Dendra tersenyum simpul. "Itu udah jadi rutinitas 'kan?"

***

Hari ini, SMA Taruna membubarkan para siswa karena ada rapat yang memang tidak bisa di tunda.

Dendra bersama temannya -Alex dan si bego Galang tentu saja tersenyum bahagia.

Perihal tentang dunia bunuh membunuh, Alex ini merupakan seorang mafia yang bisa di katakan sangat kejam.

Bagaimana dengan Galang?

Galang sendiri tidak memiliki prestasi dalam kejahatan. Tersayat silet pun menangis, bagaimana jika membunuh?

Kali ini, ketiga siswa familiar di SMA Taruna it tidak bisa berkumpul seperti biasanya. Sebab Dendra yang sibuk untuk menemani Dasya treatment, Alex yang sibuk berkumpul dengan rekan mafianya, dan Galang yang sibuk mempersiapkan diri untuk bermain layangan. Sungguh bertolak belakang!

"Eh Den, motor lo di simpen di warung sebrang ya 'kan?" Galang angkat suara.

"Terus?"

"Nebeng dong sekalian, 'kan sealur sama toko layangan," ucap Galang sambil melihatkan deretan giginya.

"Duduk di knalpot motor emang mau?"

Galang terdiam. Ia lupa bahwa Dendra akan mengantar Dasya untuk treatment.

"Gini, lo ikut gue jalan sama Dasya sampe warung sebrang terus lo pulang pake motor gue, dan gue pake mobil."

Kebahagiaan tiba-tiba terbesit di lubuk hati Galang.

"Ah yang bener? Emang mobil lo ada disana?"

"Ya iya lah. Kalo mobilnya gue taro di rumah, gue udah membusuk di penjara."

***

Kini Dendra, Dasya, dan Galang tengah berjalan kaki menuju warung sebrang. Warung yang tak dapat dilihat keberadaannya, kecuali oleh warga sekitar. Warung yang menjadi tempat persembunyian semua alat yang mendukung Dendra melakukan aksinya.

"Eh Den liat deh, ada layangan!"

Dasya menunjuk langit biru di atas sana. Dendra mengikuti arah telunjuk Dasya begitupun dengan Galang.

"Wahaha! Itu kayak kuntilanak dikejar keranda!" Galang tertawa ngakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wahaha! Itu kayak kuntilanak dikejar keranda!" Galang tertawa ngakak.

Dendra dan Dasya hanya menatap Galang heran.

"Lo tau nggak? Kuntilanak itu ngangenin."

Dasya menoleh. Jujur ia terkejut dengan perkataan Dendra.

"Kok ngangenin?"

Dendra dan Dasya saling menatap. Seolah hanya mereka yang berada di tempat itu. Tidak peduli dengan suara ketawa Galang yang sedari tadi menggelegar.

"Iya, karena selain lo. Gue suka mimpi kuntilanak itu."

Dasya tercenung. "Aku nggak ngerti," ucapnya.

"Gue, gue slalu bunuh perempuan. Dan di malam harinya, perempuan itu suka datang ke dalam mimpi gue dalam wujud kuntilanak. Kenapa gue kangen? Karena akhir-akhir ini lo bawain gue korban laki-laki. Makanya gue kangen sama korban perempuan.".

***

Ngeri banget aku nulisnya.
Mana udah malem lagi :(

Plis vote ceritanya.
Ga enak loh di read doang :(

PB 4 di update setelah PB 1 nyampe 20 vote ya.

Vote, comment, dan share cerita ini ke temen temen kalian!!

See you next part!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PSYCHOPATH BOYFRIEND [Siapapun, tolong aku!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang