Prologue

87 7 0
                                    

Jakarta, Desember 2009.

Seorang anak laki-laki berlari kencang menuju taman depan rumahnya. Ia menggenggam music box.

Ia mendekati dua orang anak perempuan yang sedang duduk diatas rerumputan, mensyukuri betapa indahnya taman ini untuk yang terakhir kalinya.

"Hai Ale, maaf lama menunggu." kata anak laki-laki itu sambil menyerahkan music box itu kepada anak perempuan yang memakai bandana berwarna pink.

"apa ini?" tanyanya polos sambil menerima pemberian anak laki-laki itu.

"ini adalah music box. Jika kau memutarkan kuncinya, ballerina itu akan berputar dan mengeluarkan melodi yang indah." jawab anak laki-laki itu sambil menatap tajam mata anak perempuan berbandana pink.

"apakah kau tak memberikan untuk ku juga?" tanya anak perempuan berkuncir kuda tinggi sambil cemberut.

"maafkan aku, ini hanya untuk Ale, karena dia ingin pergi." katanya.

Anak perempuan berkuncir kuda tinggi hanya berhendus kesal.

"Sayang! Ayo kita berangkat." teriak mom anak perempuan berbandana pink dari parkiran depan rumahnya.

"I'm coming mom." balasnya sambil berteriak juga.

Anak perempuan berbandana pink itu menatap mata anak laki-laki itu tepat dimaniknya seolah-olah ia memberitahu sesuatu yang tak boleh orang lain ketahui. "aku harus pergi, sampai jumpa lagi." katanya sambil melambaikan tangannya yang memegang music box itu. "I'm gonna miss u guys." lanjutnya. "terutama kau ka." berkata dalam hati.

Anak perempuan itu berlari menuju mobilnya dan menghilang perlahan.

***

Setelah beberapa minggu kepergian anak perempuan berbandana pink itu, anak laki-laki itu tak pernah menemukan batang hidungnya lagi di taman depan rumahnya.

Hingga...

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang