Ketika aku mengagumimu, aku sadar, aku hanyalah seorang wanita biasa yang kehadirannya tak akan terlihat meski nyatanya memang ada di depanmu. Bahkan setiap perhatian kecil dariku, tak akan pernah berarti apa-apa untukmu. Tak apa, aku tak pernah menuntut apapun. Karena nyatanya, aku cukup bahagia hanya dengan melihat senyummu.
Perih? Tentu saja. Sudah beberapa kali ku coba tuk melupakan, namun semakin mencoba, semakin membuatku terluka. Perasaan ini begitu menyiksa, dan hampir membuatku gila. Nyatanya bersikap seolah baik-baik saja tak semudah yang dibayangkan. Bahkan erangan kepedihannya semakin jelas terdengar, meski hanya aku sendiri yang mampu mendengarnya.
Sudahlah, biar bagaimanapun, tak usah menyalahkan keadaan. Memang ini pilihanku sendiri. Aku yang memilih memendam perasaan, dan aku juga yang harus bersiap untuk patah sebelum waktunya. Tak apa, patah hati karenamu ku anggap sebagai hadiah terindah yang pernah kau berikan. Dan setiap warna yang telah kau berikan pada kanvas putih ini, aku sangat menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer Diary
Ficțiune adolescențiAku hanyalah pengagummu. Hanya salah satu dari sekian banyak penggemarmu. Namun, aku hanya bisa memendam dan merayu pencipta-Mu. Akan ku langitkan ribuan doa agar Tuhan senantiasa menjagamu. Aku akan tetap disini, menunggu semesta berbicara.
