Penolakan

23 0 0
                                    

Dara turun dari mobil Pandu tanpa mengucap apapun, berterimakasih pun tidak. Bodo amat gimana kesan jelek Pandu pada Dara, karena itu salah Pandu juga kan.

Setelah mencoba melupakan kejadian tadi, Dara berjalan menuju halaman kampus sambil menghubungi sahabatnya, Meira.

" Dar, lo dimana ? jangan bilang lo masi di rumah, masi selimbutan, masih pake piyama Bt21, please Dar jangan bilang itu, gue udah nunggu lo dari zaman firaun ngojek tau ga."

Dara segera menjauhkan handphonenya dari telinga karena suara meira yang sangat keras. Bahkan tanpa di loadspeaker , orang orang disekitarnya pun dapat mendengar suara Meira.

" Dar, Dar, lo masi tidur ya ? sumpah dar, demi apa lo masi tidur. Dar ngomong dong"  Oceh Meira dari sambungan telepon .

Dara mulai mendekatkan handphone nya.

" Lebay banget sih lo, perasaan cuma nunggu 45 menit doang. Lagian Kebiasaan banget deh, ngoceh ga berenti, ngomong lo tuh bahkan lebih cepet dari rap nya suga BTS tau ga."

Sudah menjadi kebiasaan , Ketika Dara menghubungi sabahatnya itu, Meira pasti akan selalu berbicara tanpa berenti dan tidak memberi ruang pada Dara untuk berbicara.

" Hehe, sorry, abisnya dari tadi gue Whatsapp , ga lo bales bales. Kan gue jadi takut lo ga bakal kesini." Meira mulai merendahkan volume suaranya.

"  lo langsung ke lapangan outdoor aja ya dar, udah pada nungguin lo di sana"

"hah, pada nungguin gue? Emangnya ada apaan sih?" Dara heran, perasaan dia tidak ada kegiatan apapun yang membuat orang orang harus menunggunya.

" Banyak nanya lo ah, cepet sana" 

BIP

Lagi lagi Meira memutuskan teleponnya sepihak. Tidak memperdulikan perkataan Meira yang memintanya bergegas ke lapangan outdoor, justru Dara malah berjalan santai dan menuju café kampus.

" Bu, jus manggah nya satu ya." Dara berhenti di salah satu penjual jus favoritnya, jus bu ningsih.

"oke neng siap, ga pake gula kan." Jawab bu ningsih.

" iya bu, udah hapal aku banget kayanya" Mungkin karena hampir setiap hari ia jajan di warung bu ningsih, sampai bu ningsih pun sudah hapal kalau Dara selalu memesan jus tanpa gula. Alasannya ? kata nya sih biar ga cepet gendut.

Sambil menunggu pesanannya selesai, Dara bersandar pada tembok dan memaikan handphonenya.

"'Eh dar, lo udah di tungguin tuh sama Riko di lapangan outdoor."  Ucap salah satu mahasiswi yang baru tiba di warung bu ningsih.

Dara memasukan handphonenya, dan menatap mahasiswi yang ia tahu bernama Sarah. Dari apa yang dikatakan Sarah, Dara sudah tau apa yang sedang terjadi, dan apa yang membuat orang orang menunggunya.
" Neng Dara ini jus nya " Ucap bu ningsih yang sudah meletakkan jus di depan Dara.

" Bu ini uangnya, kembaliannya ambil aja ya bu" Dara mengambil jus itu dan meletakan selebar uang biru di meja.

Langkah kakinya kini mulai bergerak cepat, ia mencoba menahan amarahnya. Mendengar nama Riko tadi, sudah membuat mood Dara sangat turun. Tanpa memperdulikkan sekitar, Dara kini mencoba berlari agar cepat menuju lapangan. Di tengah perjalanan, ia tidak sengaja menabrak seseorang, dan membuat jus yang ia pegang tumpah tepat di baju orang tersebut.

" Lo kalo jalan liat liat dong."  Tatapan dara tertuju pada jusnya yang tinggal setengah. Ia sudah marah marah padahal belum melihat siapa orang yang ia tabrak. Dirasa hanya akan membuang waktunya, Dara memilih pergi dan kembali berlari. Tidak peduli siapa, dan bagaimana kondisi baju orang itu.

DOKTER VS DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang