Jam telah menunjukan pukul 11 pagi, dan kini Jaeden hanya berjalan tak tentu arah sehabis nongkrong di minimarket Bang Joni pagi-pagi tadi. Seharusnya jam segini Jaeden lagi sibuk-sibuknya bekerja, namun apalah daya ia kini telah menjadi seorang pengangguran.
Selagi berjalan menyusuri komplek perumahannya yang lumayan sepi, langkah Jaeden terhenti di depan sebuah rumah mewah yang berada tepat di perempatan jalan menuju flat nya. Ia menatap rumah mewah yang terlihat suram itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
Banyak gosip yang bilang rumah mewah tersebut adalah rumah berhantu, karena para tetangga disekitar sana tak pernah melihat seorang pun masuk atau keluar dari rumah tersebut. Selain tampilannya yang sangat suram, rumput-rumput panjang disekitarnya serta cat tembok yang telihat kusam seakan meyakinkan orang-orang disekitar sana bahwa rumah ini berhantu, Jaeden juga pernah mendengar bahwa ada hantu wanita yang sering menampakan wujudnya dari dalam sana.
Lelaki itu menggelengkan kepalanya, lalu tersenyum kecil.
Hari gini mana ada hantu. Jaeden membatin.
Namun senyuman lelaki itu memudar, matanya membulat setelah ia melihat pemandangan- ah ralat, Penampakan di depannya. Seorang gadis berambut pirang dengan gaun putih tengah menatapnya melalui jendela dari dalam sana. Dan seketika bulu kuduknya meremang kakinya bergetar tak tau harus bagaimana, pikirannya kosong, wajahnya langsung memucat, dan keringat dingin mulai bercucuran dipelipis pria itu. Hantu di dalam rumah mewah itu masih setia menatap dirinya yang berdiri mematung diluar pagar. Lelaki itu menelan ludah nya kasar mencoba menghilangkan pikiran-pikiran buruk dari dalam benaknya, dan dalam hitungan..
Satu
Dua
Ti-"SETAAANNNNNN!!" Jaeden berlari dengan kecepatan maksimal, lelaki itu bahkan telah melepas sendal jepitnya demi menambah kecepatan berlari. Yang ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar cepat pergi dari sana.
---
Sudah satu minggu gadis berambut pirang itu tinggal di rumah mewah ini. Ya, ia hanya ditinggal seorang diri. Orang tuanya? Tentu masih lengkap, dan sangat menyayangi gadis itu. Karena itulah gadis itu "dikurung" seorang diri disini oleh kedua orang tuanya.
Gadis itu mendecih pelan sambil menatap keluar jendela, satu-satunya media baginya untuk melihat keluar. Bagaimana mungkin kedua orang tua nya mengurung dirinya tanpa seorang yang mendampinginya, ya walaupun sesekali ada yang datang kerumahnya hanya untuk mengecek kondisi gadis itu pada malam hari, lalu langsung kembali setelah pekerjaannya selesai.
Mata gadis itu berbinar tak kala ia melihat seorang pemuda berdiri didepan rumahnya. Ia ingin sekali punya teman. Lalu Ia melihat lelaki itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, sambil menatap kearah rumahnya.
"Lucu juga, apa dia sama sepertiku?" Gadis itu membatin dalam hati. Kalau benar pria yang berada di depan sana sama sepertinya ia akan merasa sangat senang. Akhirnya ia mendapatkan seorang yang akan mengerti dirinya tanpa merasa ketakutan.
Namun senyuman pria itu berubah, ia dapat melihat pria itu terkejut tatkala mata mereka bertemu. Gadis itu bersiap untuk melambaikan tangannya untuk menyapa calon teman baru nya. Namun sialnya lelaki itu langsung berlari sekencang mungkin. Dan apa? Dia bahkan mengira gadis itu adalah setan. Benar-benar aneh, bagaimana mungkin gadis secantik dirinya dianggap setan?
Sialan.
Gadis itu menghembuskan nafas nya pelan. Lagi-lagi ia gagal mendapat teman baru, apa orang-orang normal diluar sana tak bisa membedakan mana makhluk hidup dan mana makhluk gaib?
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? |Jaerosè
Fanfiction"kau bertanya siapa aku, aku ini siapa?" Untuk menjawab pertanyaan itu aku terus... Tak mengerti. Dedicated for my favorite couple JAEROSÈ ©2020