🎬 Teaser

803 78 18
                                    

Happy Reading
©2020

Prolog

Seorang gadis berpakaian seragam putih lusuh dan kotor menyusuri jalanan lurus ke depan. Diiringi lantunan lagu kematian, ia menjejakkan kaki di bangunan sekolah yang berjejer tinggi dengan tulisan SMA Angkasa di atas gerbangnya. Setelah keluar dari rumah sakit jiwa, seorang guru di sekolah itu mengadopsinya karena ia mirip dengan anaknya yang meninggal secara tragis, yaitu jatuh dari lantai dua sekolah.

Gadis itu mengedarkan pandangannya, lalu tersenyum angkuh sembari memegang pisau berlumuran darah. Kedua bola kelopak matanya merah, urat nadi kepalanya terlihat keluar, dan mulutnya bergetar, lalu mengeluarkan darah segar. Ia memasuki sekolah. Dengan lancang, ia mencekal tangan seorang gadis yang sedang terisak menangis di pinggir koridor dekat lapangan.

"Aku sangat mencintaimu Hiro, kenapa kamu tidak mau menerima cintaku?" rintih gadis itu, sambil mendekap erat tubuh mungilnya yang mendadak kedinginan. Isak tangisnya semakin terdengar keras, tatkala siluet seorang wanita tengah berjalan mengendap-ngendap di belakangnya.

Gadis bernama Lyn itu menelan ludah dengan kasar, sesekali menoleh ke belakang. Kutukan ancaman itu sudah disematkan untuknya, ia hanya mencoba mempercayai kenyataan bahwa dirinya sedang dalam bahaya. Mencintai Hiro, pangeran terkutuk, adalah suatu kesalahan. Mungkin saja, ada seseorang yang akan membunuh Lyn sesaat lagi.

Lyn berlari sepanjang koridor sekolah. Napasnya tersengal saat menampaki wajah asing di hadapannya. Ia hanya bisa berpasrah, ketika mata pisau yang seakan mengejarnya tanpa ampun, kini berada di depan matanya. Ketika Lyn menyandung sesuatu di lantai, gadis asing itu memanfaatkan momen jatuhnya Lyn untuk melakukan kejahatan terhadapnya. Ia mencekik erat leher Lyn, sampai bibir merah Lyn perlahan berubah menjadi membiru. Lalu, dengan tatapan melotot, ia mengambil tali di dekatnya dan mengikatkannya ke kepala Lyn.

"KYAAAAAAAAA!" Teriak Lyn kesakitan. Ia sudah merasakan kematian, hanya sejengkal dari hidupnya. Tidak hanya sampai di situ penderitaan yang dialami Lyn. Gadis itu merobek bibir Lyn menggunakan benda tajam, membuat cairan merah darah keluar dari mulutnya.

"Sumpahku beberapa tahun yang lalu adalah tidak akan pernah membiarkan siapapun menyatakan cinta pada kekasihku selamanya. Aku telah berjanji pada bulan yang suci, bintang yang indah, dan diriku yang merah darah, beserta hatiku yang dingin."

****

Seorang pria tampak sedang mengetuk kaca dinding yang tebal, lalu ia tersenyum. Jari jemarinya membentuk garis abstrak dengan embun keringat tangannya sendiri. Kadang, ia tertawa sendiri tanpa sebab. Gadis yang memakai seragam suster khas untuk pasien rumah sakit jiwa mendekat ke arahnya, sambil membawa seikat bunga Higanbana. Pria itu memang sengaja menyuruh perawatnya dalam kurun waktu setiap bulan untuk membawakannya bunga Higanbana. Bunga yang bermakna  kematian, tidak ada yang tahu apa maksudnya? Mungkin, hanya sebuah peringatan kematian.

Seperti angin sejuk yang berhembus. Deburan ombaknya selalu bernyanyi setiap saat untuk menunggu sebuah akhir. Kembali, adalah akhir dari sebuah perjalanan panjang. Tergantung dari setiap orang, bagaimana mereka menuju sebuah akhir. Segala yang pernah ada di dunia, mungkin akan jadi cerita yang bermutasi menjadi kenangan indah yang suatu saat nanti akan berakhir juga.

Kutukan Cinta Pangeran Kelas | Tamat |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang