Typo bersarang! Happy reading...
.
.FRIENDZONE
*****
"Ana, ke kantin bareng?" Gerhana Bulan Aditomo, menoleh menatap sahabatnya-- Kelvin Aditama.
"Ayo." Dengan senyum lebar Kelvin merangkul Hana keluar kelas menuju kantin.
"Kita ikut!!!" Seru Vania Azalia Rasta, sambil menarik sahabatnya Aprilia Thabita Maheswari, agar mengikutinya.
"Silahkan!" Mereka berempat pun berjalan beriringan menuju kantin. Setiap koridor yang mereka lalui, mereka selalu menjadi pusat perhatian karena kecantikan dan ketampanan mereka.
"Bentar malam minggu, mau keluar bareng nggak?" Tanya Kelvin dengan cara berbisik.
"Aku mau nge-date sama, Alvin." Wajah Kelvin menjadi datar, dia hanya mengangguk singkat sambil ber'oh'ria.
"Kalian mau pesan apa?" Tanya Kelvin yang selalu bertugas untuk memesan makanan untuk mereka.
"Bakso aja deh sama es teh." Jawab Vania yang diangguki oleh semuanya.
"Ok." Kelvin pun pergi untuk memesan makan untuk ketiganya dan dirinya sendiri.
"Eh Na, lo mau ikut kita nggak malam ini?" Tanya Vania.
"Gue udah ada janji sama, Alvin." Jawab Hana lesu, karena dasarnya dia memang sangat ingin ikut dengan sahabat-sahabatnya, namun tidak ingin menolak ajakan Alvin juga. Ah, ini pilihan yang sulit untuk Hana.
"Yaah, gak seru tau kalau gak ada lo." Ujar Vania.
"Ya 'kan, Ril?" Tanya Vania ke April, yang hanya menyimak obrolan saja.
"Ya." Jawab April singkat.
"Lain kali aja deh." Ujar Hana.
"Kalian mau ke mana?" Tanya Kelvin yang tiba-tiba datang.
"Mall." Jawab April singkat.
"Hana ikut?" Tanya Kelvin sambil menatap ketiganya bergantian.
"Nggak, aku kan mau nge-date sama Alvin." Jawab Hana.
"Hmm." Respon Kelvin.
"Satu sendok aja." Peringat Kelvin saat Hana akan menurunkan sambal dalam mangkok baksonya.
"Sesendok mana cukup." Saat Hana akan mengambil sambal lagi, dengan cepat Kelvin mengangkat tinggi-tinggi sambal tersebut.
"Kelvin, siniin sambelnya!" Kelvin menggeleng dengan tegas dibalas dengan dengusan kesal dari Hana.
"Satu atau nggak sama sekali?!" Hana menghela nafas dan dengan pasrah mengangguk. Jika sudah begini, Hana tidak akan bisa membatah.
"Good girl."
"Jiwa jomblo ku menangis melihat ini!" Seru Vania men-dramatis.
"Dasar jomblo." Ucap Kelvin.
"Lo juga nggak punya pacar 'ya!" Ucap Vania tidak terima.
"Gue punya Ana." Ujar Kelvin membanggkan diri.
"Makan-makan, jangan berisik." Tegur April dengan nada ketusnya.
"Si jutek berkumandang." Vania.
"Selow mbak." Kelvin.
"Diem!" Lagi, April menegur, namun kali ini sedikit membantak. Kelvin bukannya takut untuk membalas, namun ia tidak ingin mencari masalah dengan manusia seperti April ini, Kelvin jelas tau sifat April.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
Teen FictionWARNING!!!! • Sebelum baca kalian harus follow dulu! • Authornya masih noob, jadi mungkin bakal acak-acakan. ∆∆∆∆∆ Jatuh cinta dengan sahabat sendiri? Itulah yang dirasakan oleh Kelvin. Semua terasa berat karena Kelvin harus menahan sakit hati setia...