Jay terduduk dikursinya yang berada didekat jendela. Ia mendengarkan lagu favoritnya sambil menatap keluar jendela, angin berhembus menerpa wajah dan rambut panjangnya. Lalu seorang perempuan, yang tidak lain merupakan sahabatnya bernama Keira muncul dari bawah samping meja Jay untuk mengejutkan pemuda tersebut, "WA!" teriak Keira kepada Jay. Jay hanya menatapnya saat ia muncul dari permukaan, "Percuma. Kamu kagetin berapa kali pun, aku tidak akan terkejut." ucapnya dengan intonasi yang datar.
"argh menyebalkan, dia tidak terkejut. Percobaan yang ke 104 gagal." ucap Keira kepada handphonenya yang sedang merekam suara, setelah itu dia memasukannya kedalam saku roknya.
"Kamu kenapa tidak pernah kaget sih? Aku kesal jadinya," Ia duduk di samping Jay sambil memajukan bibirnya sebal. Jay hanya menggidikan bahunya dan kembali menatap keluar jendela. Entah apa yang sedang mengganggu pikirannya. "Jay, jangan cuma menatap keluar jendela. Berbicaralah denganku," rengek Keira tetapi Jay tidak memedulikannya sedikitpun, ia terlalu asyik dengan pikirannya sendiri sampai tidak terasa bel sekolah sudah berbunyi. Keira beranjak dari tempat itu dan kembali ke kelasnya dengan muka yang kesal. Jay selalu saja mengabaikannya saat ia berkunjung ke kelas pemuda itu, "Dasar menyebalkan. Apa sih yang dia lihat diluar sana? cih."
Waktu berlalu, akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Keira cepat-cepat merapikan barangnya ke dalam tas. Jay memakai earphonenya dan berjalan menuju kelas Keira, saat Jay berjalan hampir semua siswi memperhatikannya dan berbisik kepada satu sama lain, "wah lihat dia sangat tampan tapi sayang sekali dia sangat pendiam dan dingin." Jay tidak menghiraukannya dan terus berjalan. Keira berlari keluar kelas berniat untuk menemui Jay tetapi ia malah menabrak dada pemuda tampan yang ia cari itu, "ouch.." Jay menyentil dahi Keira. "Kalau mau lari itu lihat-lihat. Ayo pulang," ia berjalan sambil menarik lengan Keira dengan lembut.
"Jay, bagaimana kalau kita main dulu? Jangan langsung pulang aku bosan," Keira memajukan bibirnya, Jay mengiyakan dan bertanya kemana mereka akan pergi tanpa menengok sedikitpun. "Kemana ya? Enaknya kemana?" Keira memandangi wajah tampan Jay dari samping. Jay menengok dan merasa sedikit jengkel. "Dasar, kukira kamu sudah memutuskannya," Ia menjitak kepala Keira perlahan.
"Kita beli makanan dulu, habis itu kita ke suatu tempat. Waktu itu aku menemukan tempat yang bagus." Lanjutnya.
"Aku sih memang sudah berniat untuk membeli makanan. Hanya ingin mengetes." Keira menyengir, ternyata dia hanya beralasan.
"Kau ini sangat menyebalkan." Jay kembali melihat ke depan lalu ia melihat ke atas.
"Sepertinya akan turun hujan deras." Langitnya terlihat cerah tapi ia tahu hari ini akan turun hujan deras.
"Oh ya? Kamu tau darimana? Apa kamu itu peramal cuaca?" Keira berbicara dengan nada yang menjengkelkan.
"Daripada kamu banyak berbicara, lebih baik dengarkan lagu." Jay memasangkan sebelah earphonenya ditelinga Keira.
"Kamu ini menyebalkan. Aku kan berbicara agar kita tidak diam saja," Jay dan Keira berjalan kaki untuk membeli makanan lalu setelah itu mereka menaiki bus untuk pergi ke tempat yang dimaksud Jay. Tidak lama setelah itu mereka sampai ditempat yang dituju. Sebuah tempat seperti terowongan aquarium Sea World tetapi disana terdapat kereta usang tetapi masih bisa digunakan. Jay senang karena Keira terlihat sangat menyukainya. Setelah selesai berjalan-jalan ditempat itu, mereka pergi ke taman. Selagi berjalan-jalan di taman, handphone Keira berbunyi. Ia mendapatkan pesan dari seseorang, "JAY GAWAT!" ucapnya dengan muka yang terlihat 'panik'.
"Ada apa?" ucap Jay datar, karena ia tahu bahwa Keira tidak pernah serius saat mengucapkan kata 'gawat'.
"Reaksimu tidak pernah menyenangkan, selalu datar. Ya sudahlah, ngomong-ngomong ada yang mengundang kita ke pesta. Datang yuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boyfriend
General FictionJay pernah menjadi orang yang ramah dan hangat pada semua orang, sesuatu telah terjadi lalu membuat karakternya berubah, ia menjadi pribadi yang dingin dan tidak peduli pada sekitarnya. Beberapa tahun kemudian, Jay bertemu seorang gadis yang selalu...