10

36 3 0
                                    

Dewi dan tama pun saling menatap satu sama lain.

"Tam tuh ank kenapa dah?." tanya Dewi

"gue juga ga tau, padahal tadi masih kaya biasanya deh." ucap tama

Dewi dan Tama pun mulai berjalan ke dalam dengan pikirannya masing-masing, tak tau kenapa teman- teman mereka menjadi aneh. Mulai dari Hendri yang  tiba tiba datang dan Riko yang tiba tiba menjadi dingin. Saat mereka sampai di ruang tamu Aisyah dan Dea pun menghampirinya.

"Hey si Riko kenapa tuh kok tiba tiba kek cuek gitu sih?." tanya dea, Dewi pun mengangkat bahu nya bertanya tidak tau apa pun tak lama hendri pun bangun. Namun dia sedikit terlihat aneh.

hendri tiba tiba bangun dan menggambil sebuah pisau di dapur dan.

JLEB

Sebuah pisau tertancap di perut Aisyah, lalu Aisyah pun langsung tumbang.

"Ais." Teriak Dea

"lu apa apaan sih Hen." teriak Dewi.

Tiba tiba hendri pun tertawa sembari memainkan pisaunya itu, dan mengarahkan pisau itu pada Dewi, Tama, dan Dea secara bergantian.

"Hen plis taro pisau nya oke itu bahaya." Ucap tama.

Namun Hendri malah terkikik, tawaan itu menggelegar di semua ruangan. Riko pun turun dan menghampiri teman temannya. Namun ia terlihat sangat pucat, seperti mayat dan badannya pun sangat dingin.

"Tama gue takut banget." ucap Dea yang mulai menangis karna kejadian tadi.

"Tam de kita harus pergi dari sini." ucap Dewi sambil menggendong Aisyah

"Tapi gimana caranya?." ucap tama

"Hahahaha percuma kalian pergi dari sini kalian tidak akan menemukan jalan keluarnya." ujar Riko

"Maksud lu apaan?." tanya tama yang merasa binggung karna ucapan riko itu.

"Asal kalian tau gue yang udah rencanain ini semua, Gue dan Hendri yang udah jebak kalian supaya kalian dateng ke sini." jawab riko sembari tertawa

"Hen bunuh mereka dan bawa tubuh mereka ke tempat persembahan." pinta Riko sembari duduk di kursi singgahnya.

Dewi, Dea , Dan Tama pun berlari lari tak tau kemana, ntah tubuh hendri yang banyak atau mereka yang berhalusinasi, setiap mereka berlari pasti hendri sudah menghadang di depannya. Riko pun yang sedang duduk tertawa sangat kencang karna merasa bahagia atas perbuatannya itu. Mereka pun terpojok dan kini hendri sudah ada di depan mereka dengan membawa pisau yang penuh dengan darah itu, kami pun sedih karna harus mati konyol seperti ini dan tak menyangka juga bahwa sahabat kami yang akan merencanakan hal selicik ini pada kami.

JLEB

Satu tusukan terkena pada jantung Dewi tak lama Dewi  pun tumbang Dea yang melihat kejadian itu langsung menangis histeris, Dea pun tak menyangka bahwa ajal nya akan datang secepat ini di tangan sahabatnya sendiri.

JLEB

Tama pun tumbang karena tertusuk di area perut dan jantung, sekarang hanya menyisakan Dea seorang. Lalu tiba tiba Riko menghampirinya dan mengusap rambut nya

"Tenang aja gue ga bakalan bunuh lu." ujar Riko sembari memeluk tubuh dea namun tak lama dea merasa lemas ntah karna apa.

dan tiba tiba riko pun menghempaskan tubuh dea kelantai dan mengulanginya terus sampai tubuhnya hancur tak berbentuk. mereka semua pun telah mati dan menyisakan Riko dan hendri. Suara tawaan pun menggelegar di seluruh penjuru ruangan. Sekarang Dewi, Aisyah, Tama, dan Dea di bawa ketempat pemujaan ruangan itu sangat gelap dan hanya di terangi oleh lilin lilin berwarna merah, lalu Riko membaca kan mantra dan tiba tiba semua lilin pun mati lalu terdengr suara yang sangat menyeramkan.

"mengapa makananku hanya segini." ucap setan itu Riko dan Hendri pun hanya terdiam

"Aku tak mau tau kalian berdua akan ku makan juga." murka setan itu

"Maafkan saya, akan saya carikan lagi tapi jangan makan saya." ucap riko sembari membungkukkan badan

"Aku tak mau." teriak setan itu, lalu riko dan hendri pun ikut di makan oleh setan yang ia sembah.





" TAMAT"



Maaf ya kalo cerita nya ga jelas, dan makasih buat kalian yang udah baca cerita aku. good bye

Vila AngkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang