Ini bahuku, untuk tempat bersandarmu. Dan ini telingaku, untuk mendengar segala keluh-kesah mu.
---
"Aku akan pergi." Jennie berseru sambil meraih jaket dan kunci mobilnya. Malam ini mereka berdua kembali bertengkar, sebuah cekcok karena kekeraskepalaan keduanya membuat suasana didalam apartemen Taehyung menjadi mencekam.
Jennie segera melangkah tanpa memperhatikan Taehyung yang nampak gusar medengar keputusannya. "Aku akan mengantarmu" ucap Taehyung sambil menahan lengan Jennie. Namun Jennie tak membalas gadis itu justru menepis tangan Taehyung dari lengannya kemudian kembali melangkahkan kaki tanpa menoleh kearah pria tersebut.
"Aku bilang aku akan mengantarmu Kim Jennie!" kali ini Taehyung benar-benar menaikan nada suaranya hingga membuat Jennie menghentikan langkah karena kaget juga takut. Taehyung menghela nafas, pria itu memejamkan mata sekilas sebelum akhirnya melangkah cepat dan berdiri tepat dihadapan Jennie.
"Berhenti bersikap seperti anak kecil!" Taehyung kembali memarahinya. Menatapnya dengan tajam hingga membuat Jennie mengepalkan kedua tangan. "Jangan mengambil keputusan saat kau tengah diliputi amarah!"
"Berhenti memarahiku, Kim Taehyung!" Jennie berseru tak kalah emosi. Gadis itu membalas tatapan tajam Taehyung dengan tatapan yang sama tajamnya. "Aku hanya ingin melihat pameran, kenapa kau melarangku seolah aku akan melakukan tindak kejahatan disana?!"
Jennie menggigit bibir bawahnya. Kedua matanya nampak berkaca-kaca. Tsk! Sudah berapa kali Jennie bilang, ia benci jika ada seseorang yang membentaknya apalagi memarahinya. Sungguh Jennie merasa begitu bodoh jika mendengar seseorang membentaknya dengan begitu keras. Dan sialnya, orang yang sering membentak juga memarahinya adalah Kim Taehyung, seseorang yang begitu dicintainya.
Sementara itu Kim Taehyung nampak menghela nafas gusar, pria itu mengacak rambutnya dengan kasar sebelum akhirnya kembali menatap Jennie dengan tatapa penuh intimidasi.
"Karena aku tak bisa menemanimu Jen! Yang benar saja, kau akan ke Jeju sendirian? Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu sendirian disana"
Kemarahan Jennie kembali tersulut, mendengar Taehyung melarangnya seolah pria itu tengah berusaha mengenakangnya membuat emosi Jennie naik hingga ke pucuk kepala.
"Kenapa tidak? Aku sudah besar! Aku bisa menjaga diriku sendiri!" seperti biasa. Keduanya sibuk mempertahankan pilihan mereka. Tak ada yang ingin mengalah karena keduanya tak ingin melukai harga diri masing-masing. "Ibuku bahkan tak pernah melarangku pergi kemanapun, sementara–"
"Karena pameran itu di sponsori oleh perusahaan Jungkook!" Taehyung memotong denga suara kencang. Emosinya benar-benar dipermainkan oleh Jennie yang sejak tadi keras kepala dan tak mau mendengarkannya. "Aku tak suka kau bertemu dengannya disana!"
Taehyung menghela nafas sambil mendongakkan kepala yang terasa begitu berat. Sungguh ia tak bisa membayangkan bagaimana jika Jennie benar-benar datang ke Jeju dan pergi bertemu dengan Jeon Jungkook. Ia berusaha mempercayai Jennie, tapi hatinya tak bisa membohongi bahwa ia tidak akan pernah rela melihat Jennie bersama Jungkook.
"Kau pikir aku datang hanya untuk melihatnya?" suara Jennie terdengar sedikit parau. Ada nada tidak percaya yang terselip di dalam kalimatnya.
Jennie bisa melihat Kim Taehyung yang memutar bola mata dengan jengah seolah ia memang tak pernah mempercayai ucapan Jennie yang satu ini. "Bukan tidak mungkin kau akan bertemu dengannya dan kalian mengulang kesalahan yang pernah kalian lakukan"
Sungguh, Jennie tak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya. Perdebatan mereka memang sering terjadi, namun tuduhan Taehyung kali ini benar-benar melukai perasaannya.