Jaehyun lagi kupasin bungkus kuaci.
"Appa! Appa! Lagi!" - Jaean
"Wae Jaean-ah! Appa cape kupasin kuaci terus tapi kamu yg makan!" - jaehyun
Jaehyun memasang ekspresi memelas. Sedangkan Hana hanya tersenyum melihatnya.
"Gwenchana Appa... Aku kan anak kecil. Aku tidak bisa mengupasnya sendiri" - Jaean
Jaean mengusap bisep Jaehyun dengan tampang polos.
"Tapi gigi Appa linu, Jaean-ah :(" - Jaehyun
"Jjinja? Sini biar Jaean lihat!" - Jaean
Bocah 4 tahun itu menyentuh bibir Jaehyun untuk melihat keadaan gigi sang ayah.
"Eoh? Ini tidak terlihat terluka. Appa baik-baik saja kok" - Jaean
"Ah, yak! Jae—" - Jaehyun
"Jaehyun oppa, andwaeyo. Jangan menyentak Jaean seperti itu" - Hana
"Ah, mianhae. Jaean-ah, linu itu rasa sakit. Linu itu tidak berupa luka, melainkan rasa. Kau paham? Dan gigi Appa-mu ini sedang kesakitan karena menggigit kulit kuaci untukmu terus menerus :(" - Jaehyun
"Eoh? Geuraeyo? Neomu apayo?" - Jaean
Jaehyun mengangguk. Lelaki itu memasang wajah sedih.
"Mianhaeyo Appa :(" - Jaean
"Gwenchana nae aegi..." - Jaehyun
Jaehyun mengusap dahi hingga pipi Jaean dengan lembut. Melihat itu membuat Hana tersenyum.
"Jaean-ah! Kemarilah. Sudah siang, kamu harus tidur" - Hana
Hana menepuk bantal di sampingnya yang terdapat kasur lantai. Menyuruh Jaean untuk segera tidur siang. Dengan raut sedih Jaean mengangguk dan menuruti. Mendekati Hana dengan langkah pinguin. Tiduran di samping Hana yang masih terduduk. Hal itu membuat Hana mengikuti gerakan putranya tersebut.
"Jaa! Tidur ya, Jaean-ah..." - Hana
Hana menepuk-nepuk bokong Jaean lembut. Membuat Jaean jadi ngantuk dan mulai terlelap.
Jaehyun menghampiri. Tidur disamping Jaean. Lantas memeluknya hingga dapat memeluk tubuh Hana juga.
"Aku juga lelah. Aku ingin tidur" Jaehyun
"Eum. Tidurlah" - Hana
Jaehyun mencebikkan bibirnya kesal. Lantas tangannya mengusap rambutnya sendiri. Membuat Hana kebingungan.
"Yak! Chagiya, usap kepalaku :(" - Jaehyun
Hana tertawa geli. Tapi tangannya menuruti apa yang Jaehyun inginkan. Membuat Jaehyun tersenyum sampai kedua lesung pipinya timbul.
Hana menyentuh lesung pipi Jaehyun. Membuat Jaehyun membuka matanya dari sebelumnya ia yang mulai mencoba untuk terlelap.
"Wae?" - Jaehyun
"Ani. Aku menyukai cacatmu ini. Ini indah sekali. Aku jadi iri :(" - Hana
"Ayahku yang mewariskannya :)" - Jaehyun
"Nan arayo. Ayahmu tampan dan dia menurunkannya padamu" - Hana
Hana membelai pipi Jaehyun.
"Eoh! Neodo yeppeo" - Jaehyun
"Arayo" - Hana
"Kamu masih ingat pertemuan pertama kita?" - Jaehyun
"Tidak" - Hana
"Sungguh?!" - Jaehyun
Kedua mata Jaehyun melotot. Membuat Hana tertawa.
"Tidak mungkin lupa maksudku. Hal semembahagiakan itu mana mungkin aku melupakannya, eoh?" - Hana
Jaehyun tersenyum menampilkan dimpelsnya. Matanya membentuk bulan sabit.
"Oppa masih ingat juga?" - Hana
"Eum! Aku menyukainya" - Jaehyun
Jaehyun tersenyum manis.
"Menyukai apa?" - Hana
"Pertemuan kita" - Jaehyun
"Oh... Nado" - Hana
Hana tersenyum.
"Aku juga menyukaimu. Sejak pertama bertemu, kamu sangat mencuri perhatianku" - Jaehyun
"Wah bangga sekali jadi aku!" - Hana
Hana tertawa.
"Aku yang berbangga diri karena bisa bertemu dan memiliki kamu" - Jaehyun
Jaehyun menatap Jaean yang sudah tidur sambil ngemut jempol. Jaehyun melepaskan jempol Jaean dari mulut bocah itu.
"Ya... Tidurlah. Kita lanjut bernostalgianya nanti lagi saja. Nanti malam kan oppa ke rumah sakit untuk jaga" - Hana
Jaehyun mengangguk. Mulai memejamkan matanya kembali.
"Ah... Aku tak ingin bekerja hari ini. Aku ingin bersama kalian berdua" - Jaehyun
Jaehyun menelusupkan kepalanya ke punggung Jaean.
"Jika tidak kerja, oppa mau memberi aku dan Jaean makan apa, hm?" - Hana
"Hartaku banyak, Chagiya. Seharusnya kamu tak perlu khawatirkan itu" -
JaehyunJaehyun mulai meracau ngantuk. Membuat Hana tertawa mendengarnya.
To Be Continued
Vote dan comment yaaa
Supaya bisa lanjut ke next chapternyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Jaehyun, Me, & Babies | 정 재현
FanfictionSefruit keuwuan Jung Jaehyun kalo jadi suami dan ayah