02

386 60 3
                                    

[ mohon di mengerti di au ini tidak ada koronya, masih bebas face to face ok ]

"Bang, batagor satu." ujar Izumi sembari mengambil tempat duduk.

"Saya juga bang, dibayarin dia." Kaoru yang datang entah darimana, ikut duduk di samping Izumi dengan mengarahkan telunjuknya pada lelaki bermanik biru itu.

"Saya juga ya bang, jangan pedes-pedes." kata Chiaki yang mengikuti apa yang Kaoru lakukan, minta traktir.

"Eh bangsat, ga ada urat malu kalian minta jajan ke gua." Kaoru dan Chiaki bersama-sama, menepuk-nepuk bahunya dengan senyum santai. "Kita tau lu habis gajian. Kalo lu jajannya udah agak high class, berarti duit lu banyak.".

"Dengkulmu high class, suka-suka gue lah mau jajan apa. Jajan batagor kek, bakso kek, ampas tahu kek. Ngapain lo berdua rusuh." ujarnya dengan ketus. "Bang, nambah es teh dua ya. Es nya banyakin, makasi.".

"DASAR BUAYA BUNTUNG, MALAH NAMBAH.".

Sementara itu di ruang OSIS, bapak ketua beserta tangan kanannya tengah sibuk mendiskusikan sesuatu. "Apa kamu sudah menentukan kandidat anggota paskibraka tahun ini, Keito?". Keito mengangguk pelan, lalu memfokuskan pandangannya pada setumpuk kertas yang kini tengah ia genggam "Sudah jauh-jauh hari aku mengobservasi para siswa yang memenuhi kriteria. Dan setelah pemikiran dan keputusan yang matang dan dipikir mendalam, sudah kutemukan apa yang kau mau.".

"Tidak salah memang, aku mengandalkanmu. Nah, sekarang panggil mereka semua kemari." ujar Eichi. "Apa-apa kok jadi saya. Padahal situ yang ketos, tapi saya yang kerja ini itu." lantas Keito berjalan pergi meninggalkan Eichi di ruangannya, bergegas menuju ruang TU untuk membuat suatu pengumuman.

"Makasih banyak lho Jum, gak sia-sia gue ada temen kayak lo!" Kaoru dan Chiaki sudah sama-sama kenyang setelah 'ditraktir' Izumi. "Ye, bajing lo pada. Untung gue sholeh, coba dakjal kayak lo berdua!" celoteh Izumi sembari menyerahkan sejumlah uang pada abang batagor. Lantas, langsung cabut tanpa aba-aba.

"Yah yah Jum, jangan ngambek dong! Woi!" seru Kaoru yang segera mengejar Izumi yang menjauh. "Eh bro tunggu! Batagor gue belom abis!" dengan tergesa-gesa ia membawa serta piring yang berisikan batagor tersebut.

"Eh eh! piring saya! Jangan dibawa!" seru si abang batagor. "Maap bang! saya bawa dulu! Kalo pecah ikhlaskan aja bang, ini piring hadiah deterjen kan!? Okei, makasih bang!!" abang batagor cuma bisa mangap meratapi piringnya yang dibawa pergi oleh Chiaki.

[✨]

"Bro, jangan ngambek dong. Gue cuman bercanda bro." ujar Kaoru, dengan nada suara sedikit merendah. ".

"Gue tau lu mau sok dramatis kek berhentiin gue dari belakang. Tapi jangan narik gesper gue goblok." Kaoru cepat-cepat melepas pegangannya, dan mengangkat kedua tangannya seperti maling yang tertangkap basah oleh warga.

"Dan lo juga, balikin piring abangnya. Lu kalo jajan suka bawa balik piring sama gelas itu ngapain? Cepetan gih balikin, hadeh capek gua berkumpul sama kalian." Izumi menepuk jidat kesal.

"Test test."

Pengeras suara seantero sekolah mengeluarkan bunyi, yang membuat para siswa mengalihkan fokusnya pada suara tersebut.

"Perhatian, bagi para siswa yang saya panggil namanya, silahkan segera menuju ruang OSIS. Sekali lagi, bagi para siswa yang saya panggil namanya, harap segera menuju ruang OSIS."

"Bukannya itu suaranya Hasumi ya, tumben mau apa dia?" tanya Chiaki yang masih saja mengunyah beberapa biji batagor yang belum habis. "Buat nyari pengganti dia jadi waketos. Dia capek parah, ada siswa IQ rendah kayak lo." celetuk Izumi, dengan julit tentu saja.

"Eh shht, diem! Habis ini bakalan disebut nama-namanya. Barangkali yakan bisa pulang pagi." setelah kalimat yang dilontarkan oleh Kaoru, ia dijitak oleh Izumi "Elo diem seminggu bisa ngga. Haduh, capek bener gue hari ini.".

"Sena Izumi."

"Hakaze Kaoru."

"Morisawa Chiaki."

"BRE NAMA KITA BRE, ASTAGHFIRULLAH NAMA KITA BRE!" seru lelaki bersurai coklat, sembari mengguncang tubuh Izumi. Dan tak lupa, masih dengan batagornya.

"Tuhkan! Nama gue pasti ada! Siapa gitu lho, yang gak kenal sama gue, Hakaze Kaoru anak kelas 12 Bahasa yang paling kece badai!" ia ikut-ikutan mengguncang tubuh Izumi.

"HEH, HEH SENENG BOLEH! BADAN GUE GAUSAH LU GOYANG-GOYANG! BERENTI ATAU LEHER LU BERDUA PATAH." keduanya diam, dan mengikuti apa kata Izumi.

Lalu, Izumi menghela nafas dan segera melangkahkan kaki"Yaudah, sekarang ke ruang OSIS aja gercep. Jangan lupa balikin itu piringnya ke kantin lagi.".

"Siap bosku!".

Eichi yang masih duduk manis di ruang OSIS, tersenyum lembut. Memperhatikan pemandangan sekolah dari balik jendela yang tertutupi gorden.

"Setangguh apa kalian, sebagai kandidat pilihan Keito? Aku tunggu." ia pun meneguk secangkir teh hangat yang ia dapat dari UKS.

"Ngomong sama siapa kamu?" gertak Keito yang baru saja kembali dari tugas dinas (baca : bikin pengumuman).

Eichi pun keselek "ohok ohok-- Eh, udah balik. Nah, kita tunggu aja mereka. Kalo telat 15 menit, suruh lari muterin lapangan sampai bel pulang sekolah berbunyi.". Keito menarik nafas perlahan "Coba kamu saya gituin, kuat ga?".

"Memang kamu berani gituin aku?".

"...engga.".

"Tapi melelahkan juga lari-lari, siapapun tidak suka lelah bukan?".

"Yowes, karepmu.".

[✨]

"Apa yang akan terjadi pada Sanbego? Dilatih menjadi calon Polri atau Polwan? Siapa yang tau?"

tsudzuku...

Sanbego! [ Ensemble Stars AU ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang