Tinggal beberapa hari menuju pernikahan Yi Zu. Tanpa sepengeahuan Yi Zu ayahnya memutuskan hari pernikahan mereka, tinggal menghitung hari Yi Zu akan menjadi seorang selir dari pangeran pertama di kerajaan Qu.
"Rasanya aku ingin mati saja Xi" keluh Yi Zu dengan menenggelamkan wajah cantiknya di atas bantal.
Xi bingung harus berbicara apa kepada putri Yi Zu, ia tidak tega melihat Yi Zu lemas dan kacau seperti itu. Ia tidak pernah melihat Yi Zu seperti itu, Yi Zu yang selalu riang dan penuh semangat tapi kali ini sebaliknya.
"Xi kenapa kau diam saja harusnya kau bantu aku" Yi Zu yang mengangkat kepala dan melihat kearah pelayannya itu.
"Aku harus berbuat apa putri".
Sebuah ide terlintas di kepala Yi Zu "kita kabur dari kerajaan saja".
Bagaimana bisa Yi Zu berfikir seperti itu "aku rasa itu ide buruk putri".
"Buruk apanya kita hanya harus lari dan pergi sejauh mungkin dari sini".
"Aku tidak berani putri".
Tok tok tok
Sedang merencanakan hal yang begitu penting ada saja yang mengganggu.
"Tuan putri Yi Zu anda disuruh untuk melakukan ritual oleh kaisar" kata seorang pelayan di luar sana.
"Menyebalkan sekali ayah" ucapnya dengan sedikit memajukan bibir mungilnya.
"Putri anda disuruh melakukan ritual oleh kaisar sekarang" ucap lagi seorang pelayan itu.
"Iya saya segera kesana" teriak Yi Zu di dalam kediamannya.
"Baik putri hamba pamit".
Dengan terpaksa ia harus melakukan ritual itu dan menghadap kaisar.
Jam menunjukkan pukul 8 malam, Yi Zu sudah membersihkan badannya selesai ritual tadi. Ia terus berfikir bagaimana caranya agar pernikahan ini tidak dilaksanakan tetapi pikirannya saat ini tidak bisa diajak berdiskusi itu membuat Yi Zu kesal sendiri.
"Putri waktunya makan malam" kata pelayan Xi.
"Aku tidak ingin makan malam bersama" tolak Yi Zu.
"Putri harus makan jika tidak putri bisa sakit" bujuk Xi yang khawatir terhadap Yi Zu.
"Baik aku akan makan tapi disini bersamamu".
"Jangan seperti itu putri nanti jika kaisar marah bagaimana mending sekarang putri ke ruang makan".
Yi Zu yang selalu berhasil di bujuk Xi pun menuju ruang makan dengan langkah lemas.
"Duduk Yi Zu" perintah kaisar.
"Kenapa wajahmu terlihat tidak bersemangat seperti itu ?" tanya Yi Zang kakak laki-laki Yi Zu.
"Tidak" jawabnya singkat dan cuek.
"Apa kamu marah kepada ayah Yi Zu ?" tanya kaisar yang merasa berbeda dengan putrinya itu.
"Menurut ayah".
Yi Zang semakin tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, pasalnya ia baru saja datang dari perjalanannya seminggu yang lalu.
"Katakan sebenarnya ada apa ini ?" tanya Yi Zang.
"Ayah menikahkan Yi Zu dengan pangeran pertama kerajaan Qu" jelas kaisar.
Yi Zang terkejut mendengar itu "apa ayah menjadikan Yi Zu selir ?".
Dengan berat kaisar mengangguk "iya Yi Zang".
"Apa ayah sudah tidak waras bagaimana bisa seorang putri kerajaan Yi dengan status anak sah dijadikan selir" Yi Zang yang mulai naik darah.
Apa ini saatnya untuk berbicara yang sebenarnya kepada mereka, apa mereka akan mengerti. Dengan berat kaisar berbicara yang sebenarnya.
"Baik ayah akan terus terang kepada kalian tapi jangan ada yang bertanya sebelum ayah selesai berbicara. Awalnya ayah tidak memberikan Yi Zu untuk dinikahi pangeran Qu tapi pangeran Qu mengancam ayah, jika tidak memberikannya ia akan membunuh Yi Zu seperti ibu kalian" jelas kaisar dengan mengatakan yang sebenarnya.
Yi Zang dan Yi Zu saling menatap satu sama lain dengan pikirannya masing masing.
"Maksud ayah seperti ibu bagaimana ?" tanya Yi Zang.
"Dulu waktu kamu berusia 14 tahun dan Yi Zu berusia 13 tahun ibu kalian dibunuh oleh pangeran Qu dengan sadis".
"Tapi kata ayah ibu meninggal saat di perjalanan diserang hewan buas" elak Yi Zu.
"Ayah berbohong, ayah tidak mau kalian tersakiti".
"Kenapa pangeran Qu membunuh ibu" tanya Yi Zang.
"Karena ayah tidak mau memberikan kamu Yi Zang untuk dijadikan budak dari kerajaan Qu dan benar ancaman itu bukan sekedar ancaman dia benar benar membunuh ibu kalian jadi ayah tidak ingin itu terjadi kepada Yi Zu".
Yi Zu saat ini sudah meneteskan air matanya, ia tidak bisa menahan rasa sakit hatinya itu bahkan ia akan menjadi seorang selir dari orang yang sudah membunuh ibunya sendiri. Yi Zang melihat Yi Zu miris dengan nasib adik satu-satunya itu.
"Kamu pasti bisa kamu pasti kuat Yi Zu" kata Yi Zang dengan memeluk adiknya itu.
"Maafkan ayah Yi Zu ayah tidak bisa berbuat apa-apa ayah tidak ingin kamu terluka mungkin dengan cara ini kamu bisa aman".
Saat ini pikiran dan hatinya sangat kacau, ia tidak bisa berfikir jernih dan tidak bisa berkata apa-apa ia memilih kembali ke kediamannya untuk menenangkan hati dan pikirannya.
Kerajaan Yi memang bernasib miris dari dulu, kaisar pertama yakni ayah dari Yi Wang meninggal dibunuh oleh kaisar pertama kerajaan Qu. Semua berawal dari pertempuran antara kerajaan Yi dan kerajaan Qu, dan kerajaan Yi memenangkan pertempuran itu dibawah pimpinan kaisar Yi Xa ayah dari kaisar Yi Wang. Dan tidak menyangka kekejaman itu menurun ke pimpinan selanjutnya.
Karena kekejaman kerajaan Qu, akhirnya kerajaan Yi hanya menyisakan 3 orang yakni Kaisar Yi Wang, pangeran Yi Zang dan putri Yi Na. Kaisar tidak memiliki selir, ia sangat mencintai istrinya itu meskipun ia sudah meninggal, padahal banyak dari kerajaan seberang yang ingin menikah dengan kaisar Yi Wang.
Meskipun kaisar Yi Wang sudah mempunyai 2 orang anak, tapi ia masih terlihat muda dan gagah dengan wajah yang segar dan menawan bagaimana tidak seorang wanita banyak yang menginginkannya. Tapi satu kelemahan Yi Wang, ia tidak bisa melawan kerajaan Qu dan itu membuatnya tidak masuk akal.
Comback dengan genre cerita kerajaan 😄
Semoga suka dan bantu vote juga